Thursday, February 14, 2013

*Want*



Kau tahu? Beberapa hari ini sejujurnya aku agak ketakutan. Ketakutan terhadap sesuatu yang datang padahal tak pernah terbesit untuk kuundang. Oh,ya..tentang rasa "ketakutan", aku ingin menceritakan padamu tentang pengertian yang baru saja aku dapatkan, ada di firman-Nya di surat kedua. Ah, tapi kurasa hal itu kuceritakan besok saja.



Kembali lagi tentang sesuatu yang datang itu, yang membuatku agak ketakutan hingga tanpa sadar membuatku melakukan kekonyolan yang..ah, kau juga pasti bisa menerka dan membacanya. Selama ini aku tak pernah menganggap hal itu terlalu penting, setidaknya untuk saat ini. Aku tahu nanti saat aku telah memulai "perjalanan" aku pasti membutuhkannya, tapi percayalah bahwa saat ini ia hanyalah alasan kesekian untukku memutuskan memulai "perjalanan".

Lalu apa yang aku takutkan? Aku takut suatu saat aku akan kehilangan pengendalian. Pengendalian terhadap apa-apa yang terucap, tergerak, dan bahkan terbenak.

Aha, itu dia. Ini hanya tentang pengendalian.

Ini bukan tentang adanya, karena terkadang semua datang bisa dengan tiba-tiba. Tanpa pernah direncanakan. Ya, begitu spontan.

Ini tentang siapa yang berkuasa ketika akhirnya ia ada dan terasa, iman atau nafsu saja?

Agaknya ini seperti aku dan seekor kuda yang liar (Apa? Kuda? -_-a)
Ketika kuda itu bisa dijinakkan dan dikendalikan maka hadirnya akan sangat membantu. Untuk membawakan beban, mengantarkan ke tujuan..
Namun ketika kuda itu tak bisa dikendalikan maka bukan tak mungkin ia justru akan menyebabkan kerusakan dan luka. Brutal, memberontak, dan menyepak-nyepak seenaknya.

Ya, sekali lagi ini bukan tentang adanya.
Sekali lagi,
Ini tentang siapa yang berkuasa ketika akhirnya ia ada dan terasa, iman atau nafsu saja?






Tuhan dulu pernah aku menagih simpati
Kepada manusia yang alpa jua buta
Lalu terheretlah aku dilorong gelisah
Luka hati yang berdarah kini jadi kian parah

Semalam sudah sampai kepenghujungnya
Kisah seribu duka ku harap sudah berlalu
Tak ingin lagi kuulangi kembali
Gerak dosa yang menghiris hati

Tuhan dosa ku menggunung tinggi
Tapi rahmat-Mu melangit luas
Harga selautan syukurku
Hanyalah setitis nikmat-Mu di bumi

Tuhan walau taubat sering kumungkin
Namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi
Bila selangkah kurapat pada-Mu
Seribu langkah Kau rapat padaku

Tuhan dosa ku menggunung tinggi
Tapi rahmat-Mu melangit luas
Harga selautan syukurku
Hanyalah setitis nikmat-Mu di bumi
(Mengemis Kasih)


*corat-coret buat acara "Crazy Little Thing Called L**e" besok.
-_-a



2 comments:

  1. Laguu ini tadi dengar di mqfm.. *salah fokus* :)
    Lints Semangaat, barakallah untuk acaranya.
    jd pembicara yaa? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ohoho, iya, teh..huaa...semoga nanti Allah menuntun apa-apa yang diucapkan biar ga "menyesatkan" peserta :D

      Delete