Pada akhirnya mungkin semua akan kita biarkan mengalir. Mengalir pada sungai penglupaan atau hilang bersamaan dengan mentari yang terbenam. Atau nantinya kita akan saling membiarkan, aku menjadi utara, kau menjadi selatan.
Pada akhirnya mungkin kita tidak akan duduk lebih dekat, atau menghabiskan waktu bersama lebih lama. Pada akhirnya juga, mungkin kita tidak akan bertautan, membiarkan diri kita menjadi membosankan dan kehabisan kata-kata.
Pada akhirnya mungkin, kita hanya akan bercanda dan mencoba tertawa lebih jelas. Atau bertukar sindiran sinis hanya agar kita menemukan alasan (yang nampak logis) untuk menangis. Pada akhirnya mungkin, kita akan terus jadi pengecut. Bersembunyi dan menebak-nebak sesuatu; yang katamu kamu sepelekan, yang menurutku kamu juga pertanyakan.
Pada akhirnya mungkin kamu akan berlalu seperti langit biru di hari sabtu, dan aku akan kembali tersesat hingga muncul malam yang pekat. Pada akhirnya mungkin kita hanya akan bisa menyanyikan lagu dari alat musik yang sama, tapi dipisahkan ruang yang membuat kita penuh dengan diri sendiri dan basah kuyup oleh gerimis dari bola mata sendiri.
Pada akhirnya mungkin semesta akan membiarkan kita bersumpah serapah, memarahi hati kita yang mendadak lemah. Atau membiarkan setiap kata yang kita kirim lewat ponsel dan kita selipkan tiap hari menemukan nyawanya sendiri.
Dan tidak mati sia-sia.
"ah, aku tidak suka sebenarnya berpergian sore-sore begini, berlari-lari mengejar damri. Aku lebih suka di sini saja, bersamamu menikmati senja dan bersamamu mengeja doa.."
"ya, aku juga begitu, tapi..hei, apa kau lupa? Orang yang sedang dalam perjalanan kan dijanjikan akan mendapat pengabulan atas pinta yang ia eja?"
"lalu?"
"ya, lalu.. kalau begitu mohonkanlah hal itu. Mohonkanlah kebersamaan kita, kebersamaan yang tidak hanya di dunia, tapi juga kelak di surga. Bukankah itu kebersamaan yang lebih utama?"
“Pada hari itu -hari kiamat- orang-orang yang berteman dekat akan berubah menjadi musuh satu dengan yang lainnya kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. az-Zukhruf : 67)
"Dan orang-orang beriman, dan anak cucu mereka yang mengikuti dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengannya (di surga), dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala dari mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya."
(QS. 52 : 21)
: “(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari
bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat tempat mereka dari semua
pintu; (sambil mengucapkan): "Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu” (saat di dunia dahulu) Maka alangkah baiknya
tempat kesudahan itu.
(Surat Ar-Ra’du: 23-24)
No comments:
Post a Comment