Monday, October 21, 2013

Yang (akhirnya) Terpilih


Ini tentang perkara pilih-memilih. Pada mulanya adalah baik ketika kita mampu memilih, dari sekian banyak pilihan, mana yang terbaik. Namun tak selesai perkara, terkadang usaha lebih besar yang dibutuhkan bukan ketika kita memilih tapi ketika kita berusaha memantaskan diri untuk menjadi yang akhirnya terpilih..

-----



Pagi tadi, saya yang duduk di atas marmer hitam, sudah hampir satu jam baru membaca 2 halaman Al Quran. Bukan, bukan karena penuh penghayatan.. tapi karena sesekali melihat handphone. Padahal tidak ada hal yang terlampau penting di sana. Sedangkan beberapa meter dari saya, ada dia, yang cukup saya kenal, sedang tilawah sedari tadi. Ya, mungkin hampir satu jam juga seperti saya. tapi yang pasti tidak cuma dua halaman. Dia pasti sedang melakukan "ritual pagi", ya..hal yang selalu ia lakukan setiap hari, menyelesaikan target harian membaca Al Quran kemudian setelah itu menambah hapalan.

"Kalau target tilawahnya belum terpenuhi, rasanya untuk menambah hapalan jadi kekurangan energi..", begitu katanya pada suatu hari.

ah,.. :'(

"kalau sudah berinteraksi dengan Al Quran, waktu teh rasanya selalu kerasa kurang.. makanya suka sayang kalo waktunya malah diisi hal-hal yang mubah tapi sia-sia.." kata seseorang yang lain pada suatu hari.

-----

Hari ini saya merasa, kok Al Quran sepertinya pilih-pilih, ya?

Seperti kejadian tadi pagi antara saya dan dia. Kami sama-sama, alhamdulillah, dikaruniai waktu luang, tapi mengapa saya, tidak seperti dia, seperti membawa berton-ton keengganan untuk membacanya yang banyak, ya?

Sama-sama membawa mushaf kemana-mana, ah, tapi ada dia yang lain yang selalu, sesempit apapun, menyempatkan membacanya, ada juga saya yang kadang-kadang, seperti hari ini, hanya membacanya kalau (merasa) sempat.

Ya, Al Quran seolah-olah memilih-milih siapa yang ingin ia ajak berinteraksi dengan asyik.
Dan apa saya termasuk yang tidak terpilih ?

>.<
T__T

-----

Sekali lagi ini bukan lagi perkara memilih, karena dengan segenap kesempatan dan dengan segenap pengetahuan akan kelebihan dan keutamaannya adalah tidak heran jika kau akhirnya memilihnya. Namun lebih dari itu, karena yang benar-benar bisa bersamanya hanya ia-ia yang terpilih, sudah seberapa pantas dan kuat usahamu agar kau jadi yang terpilih itu?


Ya, setidaknya untuk mengawalinya..

Kita tidak harus menunggu dipilih oleh Al Quran terlebih dahulu untuk bersemangat membaca Al Quran. Tapi kita bisa memilih untuk memiliki interaksi yang jauh lebih dekat dengan Al Quran.


Menghafal Al Quran itu bukan untuk prestasi, tapi itu kebutuhan hati ente sendiri” (YM)


-----

Berusaha saja, sekuat tenaga, mendekati dan berinteraksi dengan cara yang terbaik, cara yang paling disukai-Nya dan dengan niat hanya karena-Nya. Jika sudah begitu, dan kau akhirnya kau merasakan hal yang hmm..sebutlah "mencintainya", mungkin kau akan merasa itu terjadi karena kau telah memilih, tapi sesungguhnya itu semua terjadi karena dengan beruntungnya engkau terpilih..

ya, mungkin ini yang banyak disebut orang sebagai mekanisme "kejar daku kau kutangkap"

ah,.. :')

-----

heh!!!
bangun, Lint!!!
katanya #keepcalmandreadquran ??!!

>.<



No comments:

Post a Comment