Friday, November 29, 2013

Pelangi Sejelas Ini

November 29, 2013 0 Comments

*Catatan kemarin lusa*

sore ini, di langit yang menaungi lingkaran kami ada pelangi.
"Teteh.. teteeh..lihat,deh.. ada pelangi.."
kami semua menoleh ke arah langit, terpaku, memandangnya penuh kagum. Semua kemudian mengeluarkan kamera, tak ingin lengkung indah itu hanya tertangkap oleh mata.
"Wah, masyaAllah.. jangan-jangan malaikat lagi pada turun lewat pelangi itu ya,teh.. kan kata teteh kalo kita lagi berkumpul di majelis ilmu bakal banyak malaikat yang berkumpul di atas kita.."

:')

-----
kau tahu? Sedari kecil aku belum pernah melihat pelagi sejelas ini. Bahkan momenku melihat pelangi yang muncul samar-samar saja bisa dihitung jari. Mungkin karena itu, sewaktu kecil aku tak terlalu menghayati lagu "rindu pelangiku datang lagi..", padahal lagu itu dinyanyikan oleh penyanyi kesukaanku sewaktu kecil.

Ya, bagaimana hendak rindu, melihatnya dengan jelas saja belum pernah. 

Dan sore ini, di atas lantai marmer hitam, aku menatap pelangi dengan jelas sekali. Di atas lantai yang sama dan pada sudut langit yang sama dimana kita biasa melihat rapatnya pelukan hujan, senja yang sendu, atau mentari pagi yang muncul dengan malu-malu.

Iya, di atas lantai yang sama dan pada sudut langit yang sama dimana kita biasa.. ya.

Sekali lagi, kau tahu.. belum pernah aku melihat pelangi sejelas sore ini. Mungkin lewatnya Allah ingin menunjukkan dan menjawab ragu-raguku belakangan ini.

Ia ingin menjawab bahwa nantinya di langit kita juga bisa muncul banyak pelangi. Dari "gerimis" yang aku bawa sesekali yang mungkin berulang kali kau pertemukan dengan hangat sinar mentari. Dari terik dan kemaraunya kehidupan yang bergantian kita hujani dengan sabar dan syukur yang tak berhenti.

Ah,..
Ya Rabb..
:')

Sungguh, maukah kita (terutama diriku sendiri) berjanji bahwa ini bukan pelangi terakhir yang bisa kulihat dengan jelas sekali?

-----

"Kamu yakin?"
"iya.."
"kamu sebenarnya tidak ingin bersama-sama kamu hanya tak suka perasaan sendirian, iya, kan?"
"Ah, sok tahu.. aku tidak begitu"
"kamu tahu kan, ini hanya seperti dua buah garis sejajar yang tak punya titik temu? Kamu selalu bilang bahwa hal ini seperti itu.."
"entahlah, yang pasti aku sudah mengubah gradienku, yang artinya entah jauh entah dekat, pasti dua garis ini akan memiliki titik temu"

Friday, November 22, 2013

Sebenarnya Namun Seharusnya

November 22, 2013 0 Comments

fuhfuhfuh.. *ceritanya niup debu*
uhuk..uhuk..

Ah, rasanya sudah lama tidak berkunjung dan menulis disini. Akhir-akhir ini, jika berkunjung kesini hanya berani membuka goresan-goresan lama. Takut, iya.. terlalu takut jika membuat tulisan baru pada saat seperti ini hanya akan membuat tumpah ruah segenap hal yang belum tiba tanggal mainnya. *Halah*\

Wednesday, November 13, 2013

Dipertahankan

November 13, 2013 1 Comments

Beberapa waktu yang lalu, ada seorang adik yang datang dari tempat yang jauh. Baru saja menyandang tambahan predikat "maha" di depan julukan siswi selama ini.

Qadarullah..
Orang tua adik tersebut mengetahui saya dari seorang teman. Kemudian mereka sering menelepon saya untuk "menitipkan" putri kesayangannya. Lalu suatu hari, saat sang ayah datang ke bandung untuk mengantar putrinya tersebut, sang ayah berkata pada saya, dengan wajah sendu,
" nitip putri saya ini ya, mbak.. kalo berkenan mohon dianggap adik sendiri. Dia ga punya keluarga yang lain di sini dan sebelumnya belum pernah jauh dari kami untuk sejauh dan selama ini.."
ada bulir-bulir "gerimis" mengalir dari mata. Mata mereka? Bukan, sepertinya mereka sudah melalui proses yg panjang untuk akhirnya mampu melalui momen ini tanpa sesenggukan yang panjang. Bulir- bulir itu dari mata saya..

Ah, entah..

-----
Kau tahu salah satu perasaan yang menurutku sangat indah adalah perasaan dipertahankan. Ya, mengetahui bahwa dirimu dipertahankan, terlebih oleh orang yang kau cintai, adalah sangat luar biasa.

Meski terkadang kau melihatnya seolah seperti pengekangan. Menahan sayap-sayap kecilmu untuk terbang. Tetap percayalah, itulah tanda cinta yang dalam, karena kau sedang dipertahankan.

Meski terkadang ada pintu-pintu yang ia kunci, membuatmu terkadang nyaris benci. Tapi percayalah, itu hanya sebentuk usaha agar kau tak pergi. Tak menjauh.

Meski terkadang rengekan dan tangisanmu seolah tak diperhatikan. Dan hanya dibalas dengan kalimat "tidak boleh" yang berulang-ulang. Percayalah, itu hanya sedikit upaya, yang sekali lagi berarti kau tengah dipertahankan.
Dan bahkan kalau kau mau lebih peka, "hujan" di langit hatinya jauh lebih deras dari gerimis kecil di matamu saat itu.

Maka tidakkah kau ingin sedikit saja bersyukur demi mengetahui bahwa kau tengah dipertahankan?

-----

:'(
Hai, pria yang menuntun langkah kakiku yang pertama..
Kau tahu?
langkahku pergi belum pernah seberat ini..