Monday, February 14, 2011

Yakin Udah Siap Berkeluarga?!

February 14, 2011 0 Comments
Catatan si Ika*

Hmm..jadi yakin udah bener2 siap berkeluarga??
atau masih ragu?
tidak baik memulai sesuatu dengan keraguan (ya walaupun itu lebih baik dari tidak memulai sama sekali)
di notes "Siapa takut berkeluarga?!" kita udah bahas panjang lebar kali tinggi sama dengan volume tentang cara "berkelurga" yang benar.
Nah sekarang biar lebih mantep yuk kita simak tulisan di bawah ini...^^


Da'wah adalah seruan dengan metode tertentu agar orang bergerak dari gelap menuju cahaya. Dari jahiliyah pada suatu yang fitrah. Dan karena kita mencintai orang tua kita, sudah selayaknyalah kita berda'wah pada mereka. Ya..da'wah karena cinta..dan cinta itu butuh pengorbanan. Sejauh apa pengorbanan kita? sejauh itulah jangkauan cinta kita.
Tapi pengorbanan yang seperti apa?
Allah telah mengajarkan bagaimana seharusnya berkorban tanpa menjadi "korban" keadaan dan kebodohan kita sendiri.

Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.
QS. Maryam (19) : 41
ceritakanlah...ya Allah meminta Rasulullah untuk menceritakan kisah Nabi Ibrahim.Berarti kisah ini adalah suatu kisah yang sangat penting dan harus diambil hikmahnya

Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?
QS. Maryam (19) : 42
"wahai bapakku.."suatu sapaan yang menunjukkan hubungan yang sangat dekat. Sejatinya menyampaikan pesan, apalagi suatu perintah ada seninya, agar yang menerima pesan atau perintah itu bersedia melakukan apa yang kita minta dengan kelegaan hati.dan kata-kata tersebut menunjukkan penghormatan dan kasih sayang yang teramat sangat.
Selain itu , dalam ayat ini nabi Ibrahim tidak memojokkan ayahnya sebagai tersangka dan penyekutu Allah melainkan mengajaknya berdiskusi dan menanyakan baik-baik

Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.
QS. Maryam (19) : 43
"telah datang kepadaku sebahagian ilmu.." kalimat ini menunjukkan kerendahan hati nabi Ibrahim. Ketika berda'wah kita tidak boleh merasa lebih pintar ataupun lebih sholeh dari orang yang kita da'wahi.

Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
QS. Maryam (19) : 44
Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaithan ".

QS. Maryam (19) : 45
"sesungguhnya aku khwatir.."merupakan kata-kata yang menunjukkan kasih sayang kita terhadap orang tua. Kita menda'wahi mereka bukan karena kita merasa lebih berilmu dan lebih sholeh melainkan karena kita khawatir jikalau mereka ditimpa azab Allah.

Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama ".
QS. Maryam (19) : 46
beginilah da'wah..tak selalu mulus. Sering kali da'wah kita dapat mengalami penolakkan bahkan dari orang tua kita sendiri

Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku.
QS. Maryam (19) : 47
ketika da'wah nabi Ibrahim mengalami penolakkan, beliau tidak marah kepada ayahnya melainkan mendo'akan dan memohonkan ampun. 

Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan daripada apa yang kamu seru selain dari Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku ".
QS. Maryam (19) : 48
ketika hasil da'wah tidak sesuai dengan yang diharapkan,tak perlu kecewa,toh tugas kita hanya meyeru dan masalah hidayah adalah hak prerogatif Allah. Selain itu ayat ini senada dengan hadits Rasulullah bahawa tiada ketaatan kepada mahluk selain dalam hal yang ma'ruf (kebaikan). Kita memang wajib mentaati orang tua kita namun ketika ketaatan itu justru menyimpang dari aturan Allah maka kewajiban itu gugur.


Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Yaqub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi.
QS. Maryam (19) : 49
tiada akan pernah sia-sia da'wah ini jika memang diniatkan untuk Allah semata, karena nanti Allah-lah yang akan membalas segala usaha kita dengan sebaik-baik dan seadil-adilnya.


Wahai saudaraku..
jadi sudah benar-benar yakinkah bahwa kita telah siap "berkeluarga" ?
dengan tidak melalaikan hak-hak orang tua kita untuk dida'wahi?
dengan tidak melalaikan hak mereka untuk diseru menuju cahaya dan kebaikan?
dengan tidak melalaikan hak mereka untuk membersamai kita di surga nantinya?

wallahu'alam bishowwab



Friday, February 11, 2011

Ibnu Qayim Mengingatkan Kita dengan Tiga Kata

February 11, 2011 0 Comments
Beliau rahimahullah berkata: Hendaknya setiap orang berhati-hati agar tidak menyombongkan diri dengan kata "أنا" (saya) "لى"(milikku) "عندى"(kepunyaanku).

Karena dengan ketiga kata diatas Allah Ta'ala menguji iblis, Fir'aun dan Qarun.


Adapun kata أنا terdaptat pada perkataan Iblis:
أنَا خَيْرٌ مِنْهُ
"Aku lebih baik dari dirinya (Adam)"


Kata لى pada perkataan Fir'aun:
لِى مُلْكُ مِصْرَ
"Kerajaan Mesir adalah milikku."


Kata عندى pada perkataan Qarun:
إنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِى
"Aku diberi (kekayaan) semata-mata karena ilmu yang ada pada diriku."


Akan tetapi yang pantas bagi seorang hamba, hendaknya dia mengatakan
Kata أنا seperti dalam kalimat:
أنا العبدُ المذنب، المخطئ، المستغفر،المعترِف
"Aku adalah seorang hamba yang penuh dengan dosa, orang yang bersalah, orang yang selalu memohon ampun (atas dosa-dosanya), orang yang mengakui (kesalahannya)"


Adapun kata لى, seperti:
لى الذنب، ولى الجُرم، ولى المسكنةُ، ولى الفقرُ والذل
"Dosa-dosa itu adalah milikku, kesalahan itu adalah milikku, kemiskinan itu adalah milikku, faqir dan hina itu adalah milikku."


Adapun kata عندى seperti pada kalimat
اغْفِرْ لى جِدِّى، وَهَزْلِىوخَطَئِى، وَعَمْدِى، وَكُلُّ ذلِكَ عِنْدِى
Ya Allah berikanlah ampunan padaku atas ketergesa-gesaanku, kelemahanku, kesalahanku dan kesengajaanku dan semua itu ada pada diriku."


-Zaadul Ma’aad Juz ke 2-

Wallahu'alam bishowab

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)