Beberapa hari ini ada beberapa cerita dan kisah yang saya dengar dan alami yang membuat saya tertohok dan berasa ditimpuk sandal..
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Lagi ngapain?"
"Mau baca surat Al-Kahfi.." (sambil korek-korek tas nyari alquran)
"Hoo..udah hapal kan, ya?"
"Oh, belum.." #jleb
"ho, kirain udah. soalnya kan udah sering dibaca.."
"..." #jleb lagi
"Oia, teh wati (bukan nama sebenarnya) jumat kemarin melahirkan lho.."
"Wah, masyaAllah..Alhamdulillah.."
"Terus katanya pas melahirkan beliau sambil muroja'ah surat Al Kahfi gitu ditemenin suaminya.."
#jleb #jleb #bertubi-tubi
masyaAllah.. padahal kan (katanya) kalau melahirkan tuh ngatur napas aja susah banget. Ini malah sambil muroja'ah. Surat Al Kahfi pula, kayaknya udah melekat banget hapalannya >.<
kalo dibayangin, nanti saya bisa ga, ya?
ah, pasti luar biasa rasanya bisa didampingi ayat-ayat-Nya di setiap peristiwa. Bahkan di peristiwa sesulit melahirkan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
di suatu rumah dimana terdapat seorang ibu muda penghapal Al Quran dan bayinya yang baru berumur dua bulan...
"eeaaa..eaaa..eeaaa" *ceritanya suara bayi lagi nangis -_-"
"ishbir ya, sayang..bunda mau ambilin popoknya dulu..Fashbir Sabran Jamila... Maka bersabarlah dengan kesabaran yang baik.."
ucap ibu tersebut sambil mengusap kening dan menatap lembut pada bayinya. Dan bayinya..berhenti nangis.
Dan saya, tiba-tiba malah nangis (tapi ga bunyi "eaa..eaa" kayak si dede bayi)
haa..terharu..manis banget
denger seorang ibu menghibur dan mengajak bicara bayinya pake bahasa Alquran itu rasanyaaa.. :')
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
di suatu pengajian yang isinya rata-rata anak-anak TK semua (kecuali yang ngajar tentu saja)..
"teteeh ibuu guruuuu.." (panggilan yang aneh -_-a)
"iya, Nida..kenapa, sayang?"
"teteh ibu guru..aku mau setoran surat Al Bayyinah.."
"wah, alhamdulillah..ayo,ayo..Nida rajin banget setorannya. Yang ngajarin ngapalin siapa,sayang ?
"Bundaaa..biasanya kalo pas tiap pagi berangkat sekolah dianter bunda sama ayah naik mobil, bunda selalu bacain ayat-ayat alquran gitu di mobil, terus nanti Nida ngikutin apa yang dibacain bunda.."
#angguk-angguk
hoo..berarti harus cari calon suami yang punya mobil, eh, salah fokus.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dan tadi, di radio MQ FM sedang membahas tentang sebuah keluarga yang anak-anaknya sudah hapal Alquran di usia 4,5 tahun. masyaAllah..
kurang lebih rangkuman acara tadi seperti ini :
Anak-anak tersebut mulai menghapal pada usia 3 tahun dan selesai menghapal pada usia 4,5 tahun. Pada dasarnya setiap anak (mau dia arab ataupun non arab) secara naluriah memang akan hapal dan mengikuti kata-kata yang sering ia dengar secara berulang-ulang. Entah itu kata-kata baik maupun buruk. Terutama kata-kata dari orang terdekatnya (orang tua dan keluarga).
Oleh karena itu, pasangan suami istri tersebut (yang diundang dalam kajian kali ini) pada awalnya setiap hari membacakan Alquran mulai dari QS An Naba sampai dengan QS An Nas. Mengapa surat-surat tersebut (yang biasa disebut dengan juz amma) dibacakan terlebih dahulu? karena kalimat-kalimat dalam surat tersebut pendek-pendek dan mudah dihapal.
Pada awalnya anak-anak tersebut hanya diajarkan menghapal dari mendengarkan saja. Selanjutnya baru sambil diajarkan cara membacanya.
Setiap hari sang ibu mencatat perkembangan hapalan anak-anaknya. Setiap kali mereka menyelesaikan hapalan satu juz, anak-anak tersebut diberi hadiah yang besar.
Untuk alokasi waktu menghapal, awalnya alokasi waktunya setengah sampai satu jam per hari dan itu pun tidak sepenuhnya menghapal. Selang-seling dengan kegiatan lain. Misalnya, 10 menit pertama menghapal, kemudian bermain, lalu menghapal kembali 10 menit, dan seterusnya.
Setelah selesai menghapal juz amma (anak-anak tersebut menyelesaikan hapalan juz amma dalam waktu 4 bulan) dilanjutkan dengan menghapal juz 29. Kedua juz ini terbilang memakan waktu cukup lama untuk menghapal, namun ibarat sebuah bangunan 30 tingkat, 2 juz tadi merupakan pondasinya, sehingga ketika telah selesai pondasinya maka tingkat-tingkat selanjutnya pembangunannnya bisa dipercepat.
Setelah menyelesaikan kedua juz tadi barulah mulai menghapal dari depan, Al Baqarah, Ali Imran, dan seterusnya. Dan yang terpenting dari metode ini adalah "perhatian dan kerjasama" dalam keluarga. Serta jangan lupa juga untuk berdoa.
Ketika proses menghapal ini dilakukan apakah setan tinggal diam?
tentu saja tidak, ada saja rintangan dan bisikan-bisikan setan. Diantara bisikan setan tersebut antara lain :
"cukup satu atau dua juz sajalah..tidak perlu semua.."
"mereka kan masih kecil..kasihan mereka. Menghapal itu hal yang susah bagi mereka"
anak pertama keluarga ini lebih dahulu menyelesaikan hapalan Alquran dibanding adiknya (yang selisihnya 1,5 tahun), sehingga banyak yang mengatakan,
"kalau anak pertama bisa menghapal Alquran itu mukjizat, tapi kalau anak kedua ini sepertinya akan sulit untuk melakukan hal yang sama"
padahal semua anak itu fitrahnya sama jadi hal ini harusnya bisa dilakukan oleh semua anak.
Ketika ada hadirin yang bertanya bagaimana cara mengondisikan anak untuk menghapal padahal anak-anak sering berkeinginan untuk bermain, anak penghapal Alquran tersebut menjawab dengan singkat namun dalam,
"segala sesuatu ada waktunya.."
ya, memang begitu. Menghapal ada waktunya, bermain ada waktunya, istirahat ada waktunya. Tinggal di masalah pengaturannya saja. Paradigma yang salah yang sering dianut oleh orang tua adalah bahwa masa kanak-kanak adalah masanya bermain. Padahal tidak sepenuhnya seperti itu, kita bisa mengatur waktu bagi anak agar dia memiliki waktu bermain tapi juga memiliki waktu untuk mengerjakan hal lain yang bermanfaat baginya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari semua itu semakin tersadar bahwa peran ibu sangatlah krusial.
Haaa..bangun,lintaaaang!!
ayo ditambah interaksi dan hapalan Alquran-nya >.<
anak-anakmu (nanti) akan sangat membutuhkannya. apalagi di masa mereka, yang kiamat semakin dekat, yang fitnah Dajjal kian merajalela, yang beriman seperti menggenggam bara, mereka sangat butuh petunjuk Alquran. Dan itu semua tentunya harus mereka dapat dari orang-orang terdekat mereka. Ayah dan ibunya..
:')
sesungguhnya
jauh hari sebelum kehadiranmu
aku telah memikirkan sejuta kebaikan untuk dirimu
dan semua itu (harus) bermula
pada memperbaiki diriku semampu yang kubisa
agar jika hari itu tiba
aku layak menyapamu tidak hanya dengan cinta
namun juga dengan keimanan terbaik serta lingkupan keridhoan-Nya
begitulah, nak
peluk dan cium,
(calon) Bundamu
Masya Allah, bagus lints...
ReplyDeleteSemoga cita2 antum menjadi hafidzoh, dimudahkan jalannya, baraakallah
aamiin ya Rabb ^_^
Deletehatur nuhun doanya..
wa barakaallahu fiik