Dia tidak peduli terhadap dirinya sendiri, tidak ingin dikenal ketika datang dan tidak ingin dicari ketika tidak hadir. Dia tidak banyak dikenali penduduk bumi, tapi sangat dikenali penduduk langit. Dia benar-benar tidak pandai bertingkah demi menarik simpati manusia.
Begitulah, padahal hatinya begitu bersih, tapi tak sedikitpun keinginan untuk dipuji manusia timbul dari hatinya, menutupi putihnya hati dengan pura-pura flu. Baginya, pujian manusia adalah hal kecil, yang dia butuhkan hanyalah pujian Allah swt.
Dia, manusia mulia ini, adalah dia yang membaca Al Qur’an dengan tenang diantara khalayak, namun menangis sejadi-jadinya ketika membacanya sendirian. Dia, orang yang berjalan di hamparan bumi ini seperti banyak menusia lainnya. Padahal di tiap langkahnya, bergemuruh zikir di dalam hatinya. Mulutnya sama sekali tertutup, tak berharap ada orang yang tahu apalagi memuji. Dia, orang berhati mulia. Mutiara tersembunyi di balik khalayak manusia.
Ah, dia..
hmm..mungkin lebih tepatnya, mereka..
Merekalah yang dikenal sebagai al akhfiya, orang-orang langka yang sulit dicari ataupun dikenali, orang-orang mulia tersembunyi yang selalu menyembunyikan setiap kebaikan yang dilakukannya. Dihadapan manusia, mereka berlaku biasa-biasa saja, tapi setelah semua manusia menghilang, maka sebenarnya, mereka ini adalah ‘gembong mafia kebaikan yang benar-benar underground’ kebaikannya.
menjadi bagian dari mereka atau setidaknya menjadi begitu dekat dan mencintai mereka
Al- akhfiya..
menjadi beberapa bulu putih dari milyaran bulu hitam..
menjadi jarum terjatuh, langka dicari dibalik jerami insan….
aamiin ya Rabb :')
No comments:
Post a Comment