Wednesday, March 6, 2013

Little Things









Kemarin pagi sejenak melintasi Masjid Salman. Dan pagi itu suasananya ramaiiii sekalii,,
Karena ternyata ada semacam acara perlombaan untuk anak-anak SD. 

Bahagia rasanya..Entah kenapa kalau berada diantara anak-anak kecil itu ada suatu perasaan bahagia, tapi bahagia yang berbeda dengan yang saya rasakan jika saya bersama teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Hmm..seperti bertemu dengan pagi, yang hangat dan selalu menyediakan harapan juga semangat.

Dan kemarin saya (lagi-lagi) belajar sesuatu dari mereka.


Jadi begini ceritanya, kemarin pagi setelah berhasil menerobos lautan orang-orang yang memenuhi salman (lebay) saya akhirnya berhasil mencapai tempat tujuan yang sudah saya impikan yaitu..
kantin salman.
Maklum, perut saya nampaknya sudah sampe rampak kendang (bukan lagi keroncongan).

Nah, ketika di kantin, yang ternyata pagi itu juga sangat penuh, ada seorang bocah laki-laki yang membawa segelas susu coklat. Wajahnya terlihat agak bingung dan cemas. Melihat ke seluruh penjuru kantin. Seperti sedang mencari sesuatu. Lalu sesekali bergerak mondar-mandir dengan tatapan yang masih "mencari-cari". Dan sesekali juga melihat ke arah kolong-kolong meja. Bingung dan cemas sekali nampaknya.

Saya jadi ikut penasaran, nyari apa sih, de?


Kemudian tiba-tiba pandangannya mengarah ke meja tempat saya. Wajahnya pun tetiba menjadi sumringah. Dan segera saja ia bergegas menuju ke meja saya untuk..minta tanda tangan saya -_-a
ya bukanlah
ternyata dia bergegas untuk duduk di kursi kosong yang ada di dekat meja saya. Bergegas untuk duduk dan meminum susu coklat yang sedari tadi dia genggam. Meminumnya sambil duduk dan dengan tangan kanan.

MasyaAllah..
:)
sebegitunya berusaha menjaga. Sesuatu yang mungkin banyak yang menganggapnya sepele dan sederhana.
Semoga pada "hal-hal yang besar" juga ya, de..

Jadi teringat juga suatu saat, ketika mengantarkan seorang gadis kecil ke kamar mandi. Ketika sudah di depan pintu kamar mandi dan sudah akan masuk tiba-tiba ia berteriak dan terlonjak mundur menjauhi kamar mandi,
"huaaaa.."
"eh, kenapa, sayang?"
saya kira ada kecoa, atau cicak, atau dia nyaris terpeleset,..
"aku salah masukin kaki, kaaaak..tadi malah masuk pake kaki kanan duluaaan.."

Ah, kalian.. :')

Awalnya bagi mereka ini mungkin hanya sekedar pembiasaan. Entah dari guru, orang tua, ataupun saudara.
Namun lama-kelamaan, jika semenjak kecil memang sudah dengan baik dan berhikmah tertanam, ini akan menjadi persoalan kesadaran. 

Ya, kesadaran. Tentang sesuatu yang kita anggap penting hingga penting pula untuk menghadirkannya di segala aktivitas. Ya, pada akhirnya ini memang tentang mengingat Allah di setiap saat dan setiap aktivitas. Kita makan/minum dengan tangan kanan dan sambil duduk atau melangkahkan kaki kiri kiri terlebih dulu, karena kita sadar ada yang mengatur akan hal itu. 

Maka kemudian, bila persoalan makan/minum dan melangkah itu tidak bisa kita otomatiskan dan pastikan, bahwa setiap kali masuk ke toilet selalu kaki kiri, atau setiap kali memasuki masjid dengan kaki kanan, maka dzikrullah, mengingat Allah di setiap saat, adalah sebuah aktivitas yang sungguh-sungguh mungkin untuk kita biasakan.

Perlahan-lahan, sedikit-sedikit, terus-menerus, hingga menjadi sebuah kebiasaan yang terinternalisasi--menjadi sebuah habit. Maka jika itu sudah begitu liat melekat dalam segala aktivitas, dapat dipastikan lah hal-hal di atas akan terlaksana dengan mudahnya; minum dengan tagan kanan, melangkahkan kaki kiri terlebih dulu ke toliet, atau menjejakkan kaki kanan dulu memasuki masjid.


Begitulah. Hingga kemudian kita perlu menaruh curiga, kala menyadari bahwa hal-hal yang terkesan sepele dan sederhana itu mulai kita lakukan dengan menyelisihi ajaran agama kita, jangan-jangan karena hati kita yang benar-benar kosong dari asma Allah lah yang memang menjadi penyebabnya.

Maka bila itu benar-benar terjadi, tak ada kata terlambat untuk beristighfar. Lalu menunduk dalam. Lalu berjanji, untuk senantiasa melibatkan Allah dalam setiap aktivitas kita. Semoga saja.



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

mereka sering bertanya tentang yang seperti apa sebenarnya
harus yang bagaimana dan sehebat apa
entahlah, aku selalu percaya harusnya ini perkara yang sederhana
hanya tentang yang selalu (atau setidaknya selalu berusaha) mengingat Dia 
dan begitu menjaga perkara-perkara yang mungkin orang anggap remeh dan sederhana







i think..
i'm in love with you,
And all these little things

No comments:

Post a Comment