Saturday, March 30, 2013

Dewasa



Salah satu ukuran kedewasaan ialah: kemampuan untuk menempatkan diri.
Saat masih kecil, begitu tak peduli akan apa-apa yang dilakukan. Mau menangis, mau tertawa, mau berlari-lari, mau corat-coret ga karuan, mau teriak-teriak, ah, suka-suka. Terserah orang lain mau berkata apa, merasa bagaimana, atau mengalami apa atas apa yang diri lakukan.
sengene tingkat tinggi -_-"


Tapi tidak bisa begitu ketika kita sudah ‘dicap’ baligh/dewasa.
Pertama, kita harus bertanggung jawab pada setiap inci amal kita, baik kepada Allah maupun kepada orang lain.

Kedua, kita akan selalu berada dalam wilayah penilaian orang lain. Dan semakin luasnya interaksi, semakin banyak teman, semakin banyak kenalan, semakin banyak pula kita dinilai.

Ketiga, semakin luasnya interaksi tadi, maka semakin banyak kepentingan orang lain yang terkait pada kita. Seperti benang yang kian panjang, saling bersimpul dan bertautan, dan semakin rumit diurai. Kita tidak akan bisa berlepas dari mereka, pun sebaliknya.

Itu sebabnya,
ketika mendewasa,
harus semakin hati-hati memilih sikap, semakin teliti memilih kata, semakin pandai memilih orang yang bisa kita percaya, semakin waspada dalam berbicara, semakin hati-hati merespon, semakin hati-hati pada setiap keputusan yang kita ambil.

Ketika mendewasa, tetap saja kita boleh merasa begini atau begitu. Ingin mengatakan ini atau mengatakan itu. Mau berbuat begini atau memutuskan berbuat begitu.
Tetapi, ingat, selalu ada kepentingan orang lain pada setiap keputusan yang kita ambil. 

jadi, sudah sejauh apa mendewasanya, lintang?
>.<

2 comments:

  1. hmmm, untuk ini, beberapa minggu terakhir aku pun baru sadar lho, lint..
    jadi, sebelumnya aku hanya berprinsip: yang namanya dewasa itu yang penting adalah berbuat baik dan bermanfaat buat orang lain. Itu ngga salah sih, tapi ternyata ngga cukup sampai disitu. Aku setuju sama tulisanmu ini, hati2 milih sikap, milih kata, milih orang yang bisa dipercaya, waspada bicara, hati2 merespon, dsb. Sepakat, lint.. sepakat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, nurin.. ini juga hasil kontemplasi yang lumayan panjang dan dialog yang lumayan alot dengan ego pribadi yang seringnya selalu ingin berbuat "seenaknya sendiri" >.<
      fuhfuhfuh..
      semoga kita bisa semakin mendewasa, ya
      :)

      Delete