Thursday, May 23, 2013

Gulungan Struk Belanja


Gulungan struk belanja terkadang bisa sedemikian panjangnya. Mungkin tak terlampau istimewa kecuali bagi para bendahara untuk bukti laporan keuangan atau beberapa ibu atau wanita yang rajin mengumpulkannya dengan seksama.
tidak termasuk saya sepertinya, karena jangankan struk belanja, dompet saja sering terlupa -_-"



Gulungan struk belanja, sekali lagi tak terlampau istimewa, tapi bagi seseorang hal inilah yang justru membuatnya luar biasa. Bagaimana bisa?

Sangat bisa.

Adalah dia, seseorang yang (mungkin) tak boleh disebut namanya, menuliskan rangkaian doa di balik gulungan struk belanja yang sedemikian panjang. Bukan doa untuk dirinya semata tapi juga rentetan doa untuk orang tua, saudara, teman, guru, pedagang asongan yang biasa ia temui sekelebatan, para pemimpin, dan orang-orang lainnya yang tak begitu dikenalnya namun ia harapkan pula kebaikan bagi mereka.

Senantiasa dibacanya tulisan gulungan itu dengan khidmat, satu-persatu. Setiap usai sholat maupun di waktu-waktu mustajab lainnya.

Ketika ditanya mengapa, jawabnya,

"Saya pelupa, padahal begitu banyak kebutuhan saya kepada-Nya.. dan tentang nama-nama di kertas ini, saya tak banyak berpunya maka apalagi hal lain yang lebih baik untuk saya berikan pada mereka selain doa? Lagipula semua ini toh nantinya akan kembali lagi pada saya, kan dengan mendoakan mereka malaikat pun mengaminkan bagi saya, hehe.."

Ah, doa di gulungan struk belanja..
Mengingatkan,
betapa banyak sebenarnya kebutuhan diri pada-Nya yang seharusnya terejawantahkan pula pada panjangnya doa-doa. Namun seringnya doa yang terlampau panjang justru dirasa menjadi beban atau memilih berdoa-doa yang umum-umum saja, tanpa penghayatan, hingga doa menjadi tak ubahnya merapalkan mantra.

Doa di gulungan struk belanja..
bukan, bukan untuk mendikte.. hanya saja mendidik jiwa untuk mengutarakan keinginan dan harapan pada Yang Paling Berwenang Memberi dan Mengabulkan. Mendidik jiwa untuk berkeluh pada tempatnya hingga tak jatuh pada keluh pada manusia. Pun mendidik jiwa agar paham bahwa sedetail apapun  yang diminta tetap hanya Dia yang tahu mana yang lebih sempurna untuk kita.

Dan tentang doa untuk nama-nama di gulungan struk belanja,
mengapa perlu susah payah mengeja untuk mereka?
Hei, bukankah ada yang salah jika tak lagi kita merasa perlu mengharapkan ada kebaikan yang menghinggapi diri saudara kita seperti kita mengharapkan kebaikan untuk diri kita sendiri?


“Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)

berusaha mengeja pelan-pelan..
"tidak beriman" ? 
:'(


Sekali lagi, doa di gulungan struk belanja..
Orang-orang yang disekitarnya mungkin bisa merasakan betapa dia, yang tidak boleh disebut namanya tadi, seolah begitu luar biasa, bahagia, dan berkah hidupnya. Ah, mungkin ini karena seringnya malaikat mengucapkan padanya,
"aamiin.. dan untukmu juga.."

:')




Dari Abu Ad-Darda’ dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”
(HR. Muslim no. 4912)

Dalam riwayat lain dengan lafazh:
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.” 





1 comment:

  1. Lagi mampir.. :)

    Pas Lints..
    Alhamdulillah..

    Jazakillah Khoir.. ^_^
    jangan lupa do'akan saudaramu ini juga ya ukhty..
    meski kita blm pernah bersua.. :)

    ReplyDelete