Wednesday, August 8, 2012

Penyejuk Mata (Part 2)



Masih tentang penyejuk mata..
qurrata a'yun..


Ternyata frasa qurrata a'yun tidak hanya bisa kita temui di QS. Al Furqon: 74 saja. Frasa ini juga bisa kita temui di surat Al Qashash : 9

"Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadari."

Dialah Asiyah binti Muzahim, istri Fir'aun yang dimaksud dalam ayat di atas. Wanita yang disebutkan dalam Al Qur'an sebagai wanita yang layak dicontoh keimanannya.

"Dan Allah membuat isteri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-MU dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim." (QS At-Tahrim: 11)

Cobaan yang dialami Asiyah begitu luar biasa, bagaimana tidak, seorang wanita yang beriman kepada Allah harus bersuamikan seorang yang paling buruk perangainya dan bahkan mengaku dirinya sebagai tuhan. Di saat yang sama ia juga tak bisa berlari kemana-mana dan tak bisa berbuat banyak. Betapa hal ini merupakan penyiksaan psikologis yang teramat sangat.
Kemudian, setelah mengalami tekanan jiwa yang teramat sangat sekian lama, asiyah menemukan Musa kecil yang bisa menjadi pelipur lara, pembawa bahagia, ya..penyejuk mata..
“qurratu ‘ainil-lii wa lak”, may this baby become the coolness of my eyes and yours :')



Itu tentang Asiyah.
Di QS Al Qashash ayat selanjutnya, diceritakan tentang kondisi ibu kandung Musa seusai melepas kepergian Musa.
"Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah)" (Al Qashash : 10)

Hati ibu Musa menjadi kosong. Ya, bayangkan saja, anak yang baru saja dilahirkan setelah 9 bulan mengandung dengan susah payah harus dilepas begitu saja dihanyutkan ke sungai, bagaimana tidak membuat hati menjadi kosong? :'(
Namun kemudian Allah Yang Maha Penyayang menghibur hati ibu Musa,

"Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, "Ikutilah dia (Musa)." Maka kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya,


dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), "Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?"


Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." (Al Qashash : 11-13)

 faraja’naaka ilaa ummik, kaitaqarra ‘ainuhaawa laa tahzan
 so We returned you to your mother so her eyes could become cool..
dan setelah hati ibu Musa menjadi kosong, teramat sedih, Allah mengambalikan Musa kecil ke pangkuan ibu Musa sehingga "sejuklah matanya" dan tiada lagi bersedih..




Lagi, lagi..
ternyata ada lagi penyebutan tentang frasa "penyejuk mata". Disebutkan di salah satu hadits Rasulullah SAW

"..Dan, dijadikan kesejukan mataku di dalam shalat." (HR An-Nasai dan Hakim). 

Kita tentu sering mendengar maupun membaca tentang bagaimana beratnya perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Diboikot oleh kaumnya sendiri, ditentang oleh masyarakat dan keluarga, dilempari kotoran, berdarah-darah ketika berdakwah di Thaif, dan berbagai penderitaan luar biasa lainnya. Yang semua keadaan itu tentunya menjadikan mata panas (adkhanallahu ‘ainahu), kesedihan yang teramat dalam..
Dan ternyata diantara keadaan tersebut Rasulullah menemukan kesejukan matanya dalam shalat, yang berarti Rasulullah menemukan kembali ketenangan, kesenangan, rasa aman, kekuatan, bahkan hingga menitikkan air mata kebahagiaan di dalam shalat.



coba..coba..
sedikit membandingkan.
Coba bayangkan bagaimana bahagianya Asiyah yang setelah sekian lama tertekan psikisnya oleh Fir'aun bertemu dengan Musa kecil, si penyejuk mata Asiyah...
Dan coba bayangkan betapa bahagianya ibunda Musa yang hatinya kosong karena kehilangan Musa kecil bertemu kembali dengan buah hatinya, yang kemudian menjadikan matanya sejuk dan tak lagi bersedih..
Sudah terbayangkan betapa bahagianya ???
Dan ternyata kebahagian macam itulah, atau bahkan lebih, yang dirasakan Rasulullah SAW ketika shalat. >.<

*tertampar,,plakplakplak*
lalu bertanyalah saya pada diri saya, 
bagaimana dengan shalatmu selama ini ???
sudahkah mampu menjadikan shalatmu  selama ini menjadi penyejuk mata?
bagaimana bisa jika kau sering shalat dengan tergesa?
bagaimana bisa jika ketika shalat pikiranmu sibuk menerawang kemana-mana?
astaghfirullah..




ya Rabb..jadikan hamba mampu meneladani Rasul-Mu..
menjadikan shalat-shalat hamba sebagai penyejuk mata..

ju’ilat qurratu ‘ainayya fis-shalah..aamiin >.<





 

No comments:

Post a Comment