Thursday, August 30, 2012

Get Up and Go

August 30, 2012 0 Comments


"...Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni'mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS Al-Maidah [5]: 6)


Hidup memang tak selamanya mudah, namun Dia tak hendak menyulitkanmu.


Dengan kejatuhan ini, bukan tentang seberapa jauh engkau jatuh, namun tentang bahwa sebenarnya kau bisa bangkit berkali-kali, berdiri, berlari, dan melompat menuju tempat yang lebih tinggi.


Dengan kejatuhan ini, kau akan merasakan betapa kotor dan sakitnya jatuh di atas tanah, kemudian engkau akan berusaha agar tak jatuh lagi pada dunia yang begitu rendah dan tetap terbang menuju surga yang indah.


Dan di atas semua kejatuhan ini yang dihadapan mata picikmu terlihat sebagai kesulitan padahal sejatinya ia membersihkan dan menyempurnakan
layakkah kau untuk tetap tak bersyukur ?






Little change of the heart
Little light in the dark
Little hope that you just might find
Your way up out of here
'Cause you've been hiding for days
Wasted and wasting away
But I got a little hope today
You'll face your fears

Yeah, I know it's not easy
I know that it's hard
Follow the lights to the city

Get up and go
Take a chance and be strong

Or you could spend your whole life holding on
Don't look back; just go
Take a breath, move along
Or you could spend your whole life holding on
You could spend your whole life holding on

Believe the tunnel can end
Believe your body can mend
Yeah, I know you can make it through
'Cause I believe in you
So let's go put up a fight
Let's go make everything all right
Go on take a shot
Go give it all you got

Oh, yeah, I know it's not easy
I know that it's hard
No, it's not always pretty

Get up and go
Take a chance and be strong
Or you could spend your whole life holding on
Don't look back; just go
Take a breath, move along
Or you could spend your whole life holding on
You could spend your whole life holding on

Don't wanna wake up to the telephone ring
Are you sitting down?
I need to tell you something
Enough is enough
You can stop waiting to breathe
And don't wait up for me

Get up and go
Take a chance and be strong
Or you could spend your whole life holding on
Don't look back; just go
Take a breath, move along
Or you could spend your whole life holding on

Get up and go
Take a chance and be strong
Or you could spend your whole life holding on
Don't look back; just go
Take a breath, move along
Or you could spend your whole life holding on

You could spend your whole life holding on
Don't spend your whole life holding on


GO (by Boys Like Girls)



JUST GET UP AND GO, Lints !!!! \(>.<)9







Wednesday, August 29, 2012

Tentang Sebuah Kehilangan

August 29, 2012 2 Comments

Pada suatu masa aku mensyukurimu layaknya hujan yang begitu dinanti setelah kemarau yang berkepanjangan. Yang hadirnya dicintai karena suburkan dan sejukkan bumi yang kering kerontang. Hingga bahkan teriknya mentari karena hadirmu, yang selayaknya hujan, mampu menjelma selengkung pelangi.

Namun kini, sekali lagi, kau harus pergi. Layaknya hujan yang berpamitan dan meranggaskan jati. Tidak, tidak untuk membuat jati mati. Hanya saja ia memang harus meranggas agar tumbuh kuncup-kuncup jiwa baru yang siap bersemi saat kau datang lagi.

Maafkan aku yang tak pandai memanfaatkan kesempatan. Kau sudah berkali-kali menyempatkan datang namun aku selalu tak cukup sempurna mengakhiri semuanya. Namun semoga diriku yang lagi-lagi belum sempurna ini bisa menjadi salah satu alasan bagimu untuk kembali lagi dan menyempurnakanku.

semoga Allah masih memberi kita kesempatan untuk dipertemukan...











oh, Ramadhan...aku kehilangan :'(




Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan

Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan (Bimbo)

Monday, August 27, 2012

Bukan Sekedar Jeda

August 27, 2012 1 Comments


Aku pikir ini hanya tentang jeda, setelah separuh masa hujan frasa menyesaki lembar kisah kita.
Ah tidak, bukan kisah kita. Kisahku saja.

Aku awalnya mengira ini hanya tentang jeda, diantara nada-nada yang melantun yang perlahan menyembilu jiwa.

Hingga hari ini (pada akhirnya) aku menyadari, ini bukan tentang sekedar jeda. Ini tentang aku dan kamu yang berdiri di dua sisi rel yang berbeda. Sejajar dan tak punya titik temu. Yang di ujung sana jerujinya terlihat berpilin, ya, berpilin di titik yang utopis.

Dan sekali lagi ini bukan tentang jeda. Kau bisa selesai dengan dirimu dan aku mampu selesai dengan diriku. Lalu kita memperlihatkan dua sisi dunia yang berbeda.

Kemudian kau dan aku akan sama-sama mengenang sesuatu di belakang tapi dengan helaan napas panjang dan gelengan untuk setiap tawaran kembali ke belakang.



"why dont you go your way, I'll go mine. Live your life and I'll live mine. Baby you'll do well and I'll be fine. Cause we better off..."
_entah lagu siapa, tiba-tiba terdengar dari kamar tetangga -_-"




Sunday, August 19, 2012

Pasir

August 19, 2012 0 Comments

Kita saat ini (seperti) berada di tepi pantai. Lalu aku menyaksikanmu mengukir di atas pasir, "sudah berapa kali kubilang, pasir terlalu rapuh untuk menyimpan semua yang telah kau ukirkan. Lihatlah, berkali-kali ombak menghapusnya dan membuat relief yang kau buat menghilang.." ucapku.

"aku tak keberatan melakukannya setiap hari jika itu hal yang bisa membuatmu selalu tahu aku ada di sini, dan jika beruntung, mungkin sesekali kita bisa berbincang pada saat untuk kesekian kali kau mengingatkanku lagi untuk berhenti mengukir di sini.."

"heuh.." aku berusaha menghembuskan nafas panjang, berusaha melegakan diri atas kata-kata menyembilu yang baru saja kau ucapkan. Tapi rupanya itu belum cukup menyayat sampai kau melanjutkan,

"Aku suka melukis di atas pasir, namun asalkan aku tak jadi butir pasir di pantai hatimu saja..yang tak pernah kau bedakan hadirnya dengan yang lain. Aku ingin jadi matahari saja di sana, yang tak tergantikan dan satu-satunya. Yang kan memberimu pagi hangat merona dan juga senja lembut terbalut jingga, yang kau syukuri kesendiriannya untuk menemanimu di tepi samudera. Boleh, kan? "





haduh..-_-a
*tepokjidat


Thursday, August 16, 2012

Dear My Beloved Son (Part 1)

August 16, 2012 0 Comments

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ ﴿١٦
(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Teliti. (QS Luqman : 16)

Yaa bunayya..
My beloved son..anakku sayang, kira-kira seperti itu jika diterjemahkan. 

Dikisahkan dalam ayat tersebut Luqman radiallahu'anhu memanggil anaknya dengan sebutan demikian. Sebutan yang sangat indah. Ayat ini mengajarkan agar seorang ayah mengekspresikan cinta terhadap anaknya salah satunya melalui panggilan yang baik dan penuh kasih sayang. Hmm..ayat ini sangat mengena karena kebanyakan pria (dalam hal ini seorang ayah) jarang mengekspresikan cinta kepada anaknya secara langsung. Seorang anak terkadang tidak otomatis menyadari dan merasakan bahwa ayahnya sangat mencintainya. Beda halnya dengan seorang ibu, seorang anak pada umumnya secara langsung merasakan bahwa ibunya sangat mencintainya. Oleh karena itu ayat ini mengajarkan agar seorang ayah mengekspresikan rasa cinta pada anak salah satunya melalui panggilan yang penuh kasih sayang sehingga anak tersebut sadar dan tahu..
Hei,..ternyata ayah saya mencintai saya! :)

Selanjutnya dalam ayat ini Luqman memberikan gambaran pada anaknya..

Bayangkan ada sesuatu yang sangaaaaat keciiill, seberat biji sawi (diameter biji sawi < 1mm), dan benda tersebut ada dalam sebuah batu besar  (صَخْرَةٍ --> batu yang sangat besar) dan berada di suatu tempat, entah  itu di bumi, entah di langit.

Kemudian kita harus menemukan benda seberat biji sawi tersebut. Baiklah, berarti langkah pertama kita harus menemukan batu besar  tersebut. Kita harus mencarinya di bumi yang sangat luas ini dan bahkan harus mencarinya ke seantero langit juga, yang (lagi-lagi) bahkan kita tak tahu betapa luasnya langit yang harus kita jelajahi untuk menemukan batu tersebut.

Nah, sekarang anggaplah kita telah menemukan batu besar tersebut. Masalah berikutnya adalah kita harus menemukan benda sebesar biji sawi tersebut yang entah tersimpan di sebelah mana batu besar tersebut. Berarti langkah selanjutnya adalah kita harus menghancurkan batu besar tersebut. Membelahnya menjadi dua bagian? Rasanya belum menyelesaikan masalah, karena kita belum tentu tahu di sisi yang mana dari dua belahan batu tersebut yang menyimpan benda kecil sebesar biji sawi yang kita cari. Membelah menjadi tiga bagian? sepuluh bagian? seratus bagian? Aha, yang harus kita lakukan adalah mencacah batu besar tersebut menjadi nyaris sebesar biji sawi. Agar nantinya benda sebesar biji sawi tersebut dapat kita temukan dengan mudah. 

Tapi tunggu dulu, batu yang sangat besar itu harus kita cacah menjadi sekecil biji sawi ? wah, pasti tenaga yang dibutuhkan sangat besar,ya. Ah, bisa, alat berat zaman sekarang sepertinya cukup canggih dan kuat untuk mencacahnya. Oke, ternyata setelah mencacah batu besar tersebut menjadi sebesar biji sawi masalah kita belum usai. Bayangkan, dari batu yang sangat besar tersebut jika kita cacah menjadi sebesar biji sawi berapa banyak cacahan yang kita punya? Ratusan? Lebiiih..dan dari jumlah cacahan yang sangat buanyak tersebut kita harus menemukan satu saja benda sebesar biji sawi tadi. Entah itu diayak, diperiksa satu persatu, atau apapun lah. Dan (mungkin) pada akhirnya kita akan menemukan benda sebesar biji sawi tersebut.

Fiuhh..melelahkan bukan,nak?

Tapi tidak bagi Allah..
Bagi Allah itu perkara yang sangat mudah. Pada ayat di atas Allah menggunakan kata "ya'ti" bukan "ja'a". Ja'a adalah kosakata yang menggambarkan pekerjaan yang membutuhkan usaha yang besar sedangkan ya'ti menggambarkan suatu pekerjaan yang nyaris tak butuh usaha sama sekali karena sangaaat mudah dilakukan.

Begitulah..karena Allah Maha Halus lagi Maha Teliti..
Ya, teliti, tidak hanya Maha Halus karena meliputi segala sesuatu namun juga Maha Teliti, begitu presisi dan akurat.

Dan benda sebesar biji sawi tersebut ibarat suatu perkara yang terjadi di dunia ini. Serahasia dan setersembunyi apapun, Allah akan dengan mudah tahu dan akan membalasnya tanpa kecuali..
MasyaAllah..

Hmm..
Dengan penjelasan semacam ini anak akan paham dan bisa merasakan betul pengawasan Allah dan juga yakin bahwa setiap perbuatan akan mendapat balasan,tanpa kecuali.

Ada contoh kecil, ketika di kelas pelajaran sedang berlangsung dan ibu guru harus pergi sejenak meninggalkan kelas,
"anak-anak, jangan ribut dan keluar bangku,ya..tugasnya dikerjakan dan jangan nyontek. Ibu pergi dulu dan ga bisa ngawasin. Tapi inget, Allah Maha Melihat,lho.."
"iyaaa..buuu"
yah,tapi tetep aja, beberapa menit kemudian pada ribut -_-"

Mungkin kalau sebelumnya ayah,ibu, atau guru di sekolah menjelaskan ayat di atas terlebih dahulu, anak-anak bisa lebih terbayang dan bisa mengerti dalamnya makna " Allah Maha Melihat"

wallahu'alam :)

to be continue...














Hei, (calon) anakku sayang! Bunda lagi berusaha menyiapkan "bekal" yang buanyak nih buat kamu, hoho..
^.^a

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, ketahuilah bahwa telah lama umat menantikan ibu yang mampu melahirkan pahlawan seperti Khalid bin Walid. Agar kaulah yang mampu menjawab pertanyaan Anis Matta dalamMencari Pahlawan Indonesia: "Ataukah tak lagi ada wanita di negeri ini yang mampu melahirkan pahlawan? Seperti wanita-wanita Arab yang tak lagi mampu melahirkan lelaki seperti Khalid bin Walid?"






Tuesday, August 14, 2012

Teman Istimewa

August 14, 2012 0 Comments



bismillahirrahmanirrahim





اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ

Allah pemimpin orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ 

Dan orang-orang kafir, pemimpin-pemimpin mereka ialah al-thaghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (al-Baqarah: 257)


Pada ayat di atas pada penggalan pertama disebutkan kata "wali'. Wali merupakan jenis teman yang istimewa, mengekspresikan sesuatu yang akan menolong dan mendukung kita. Wali menggambarkan posisi yang utama atau primer dalam suatu hubungan.

Allah SWT berfirman pada awal ayat bahwa Dia adalah wali bagi kaum yang beriman, sedangkan bagi mereka yang kafir, thaghut adalah wali (awliyaa adalah bentuk jamak dari wali) bagi mereka. Jika dibandingkan antara dua penggalan ayat di atas, ada hal yang menarik yang dapat kita pelajari. Dua penggalan ayat di atas memiliki dua hal yang dibandingkan : "Allah SWT dan thaghut" serta "orang beriman dan orang yang kafir". Namun pada penyebutannya, dipenggal ayat yang pertama Allah SWT menyebutkan nama-Nya terlebih dahulu sebagai wali orang yang beriman. Sedangkan pada penggal ayat yang kedua Allah  mengakhirkan menyebutkan kata thagut sebagai wali orang yang kafir.

MasyaAllah..
Dari sini dapat kita lihat bahwa Allah SWT tidak ingin (dan memang TIDAK bisa dan juga TAK ADA yang layak) dibandingkan dengan suatu apapun. Bahkan peletakkan nama-Nya dalam kalimat pun tidak ingin disamakan polanya dengan penyebutan Thaghut.


Ada lagi ternyata yang berkaitan dengan hal ini,

ذَ‌ٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ مَوْلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لَا مَوْلَىٰ لَهُمْ

Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai pelindung. (QS Muhammad :11)

dalam ayat di atas disebutkan kata "mawla". Mawla lebih tinggi tingkatannya dari wali. Wali adalah sesuatu yang "dipercaya" bisa memberikan pertolongan dan perlindungan (namun belum tentu bisa menolong dan melindungi), sedangkan mawla adalah sesuatu yang dipercaya mampu menolong dan melindungi dan memang mampu untuk menolong dan melindungi.

Artinya, jika hanya sebatas wali, orang yang beriman dan orang yang kafir sama-sama memiliki wali. Namun untuk mawla, sesuatu yang bisa melindungi, hanya orang beriman yang punya, orang kafir SAMA SEKALI TIDAK PUNYA.

masyaAllah.. :')




Allahumma faqihnaa fid diin
O Allah grant us understanding of the deen, Ameen.. >.<




Monday, August 13, 2012

Masalah Bagimu?

August 13, 2012 2 Comments


Apakah perbedaan kita menyusahkan hatimu?
Kamu suka biru sedangkan aku suka merah
Kamu suka olahraga sedang aku suka sastra
Kamu begitu suka bakso sedangkan aku begitu membencinya


Apa itu mengganggu?


Mungkin kita memang dua warna berbeda
Tak peduli apa warna yang kau sukai dan apa warna yang kusukai
cukup saja kau tahu bahwa kita saling mencintai

Tidakkah itu cukup ?

Saturday, August 11, 2012

CEMBURU :'(

August 11, 2012 1 Comments



CEMBURU punya makna tersendiri buat dunia cinta. Ia bisa menjadi ukuran sedalam apa cinta di lautan 
hati, sekokoh apa cinta di pondasi nurani. Dalamkah? Kuatkah? Cemburulah yang akhirnya menceritakan itu apa adanya.

Kadang, indera biasa tak mampu menangkap cerita-cerita yang diungkap cemburu. Terlebih ketika indera bekerja sambil lalu: menengok, melihat, kemudian berpaling. “Ah, biasa saja. Tak ada cemburu di situ!”

Sedemikian uniknya ungkapan cemburu, ia tak akan pemah tampak hanya dengan sambil lalu. Tidak cukup hanya dengan melihat, rnendengar. Ia baru bisa tertangkap dengan antena penerimaan khusus tatapan, pendengaran, dan rasa hati. Dan itu pun mesti dicermati secara berulang. Rasakan, dan rasakan.

Teramat kecewa ketika ungkapan cemburu tak bersambut seperti yang diharapkan. Andai kecewa terus mengendap bersamaan dengan berlalunya waktu, maka cinta akan redup dan kemudian padam. Mati. Sebuah harga mahal dari salah cerna sebuah lezatnya hidangan cinta. Putus untuk selamanya.

Bahkan, dalam keadaan tertentu, cemburu disalahartikan. Tak ada kepekaan sebelumnya bahwa marah yang terungkap adalah wujud lain dari sebuah cemburu. Persis seperti induk kucing yang menggendong anak kesayangannya. Terlihat seperti menggigit dan begitu menyakitkan. Tapi sebenarnya, itulah ungkapan kasih yang teramat dalam dari ungkapan cinta yang tak terkira.

Kadang cemburu berlalu begitu saja buat hati-hati yang teramat pekak. Atau, bahkan memang dungu. Ungkapan apapun yang diperlihatkan, ia tak akan pernah mengerti. Pada tingkat tertentu, buat hati seperti ini, cemburu justru diartikan sebuah kebencian. Bukan tambah mendekat untuk men dapatkan kemesraan baru yang lebih menyegarkan, malah kian menjauh. Dan kemudian berpisah buat selamanya.

Betapa sedihnya sebuah cemburu yang tak bersambut. Betapa kecewanya ketika ungkapan dinamika cinta ini disalahartikan oleh hati-hati yang justru diharapkan untuk berbalas kasih.
Tak ada yang lebih mahal dalam hidup kecuali cinta. Dan tak ada yang lebih menarik dari cerita cinta kecuali cemburu. Tataplah, dengarkan dengan seksama, kemudian rasakan ungkapan kasihnya. Ketika cemburu telah tertangkap utuh, jangan biarkan ia berlalu. Balaslah dan rengkuh ia kuat-kuat.

Saudaraku, ketahuilah bahwa Allah Swt. Yang Maha Pencinta juga punya cemburu. Ia cemburu ketika mendapati hamba-hambaNya yang tercinta melakukan maksiat.
Sayangnya, kita tak mampu menangkap itu dengan utuh. Bahkan tak sedikit di antara hamba-hamba yang tercinta itu membalas dengan prasangka. “Allah tidak adil!” 

Astaghfirullah…:(

Jiwa-Jiwa Perindu Surga

August 11, 2012 0 Comments




espsecially for SIMFONI GAMAIS 2012
"proud to be moslems"


assalamu'alaykum..

apa kabar jiwa-jiwa perindu surga?
masihkah kau buat masalah menyerah karena hadapimu yang tak kenal lelah?
masihkah sekitarmu bersinar karena semangatmu yang selalu terpancar?
masihkah sekelilingmu merasa damai karena kebaikan yang selalu kau semai?


Seseorang pernah bertanya pada saya,
"Siapa yang membebaskan konstatinopel?"
ya tentu saja saya jawab dengan mantap
"Muhammad al-Fatih"
"salah.."
"hah?kok salah sih,memang harusnya siapa?"
"Yang membebaskan konstatinopel adalah Syaikh Aaq Syamsuddin "
"siapa dia? kayaknya beelum pernah denger"
"Syaikh Aaq Syamsuddin adalah guru dari Muhammad al-Fatih.Mengapa dialah yang seharusnya disebut pembebas konstatinopel? Karena dia tak hanya mengajarkan ilmu Islam kepada al-Fatih. Dialah yang membentuk jiwa pembebas dalam diri Muhammad al-Fatih. Dia selalu menceritakan tentang kemuliaan para mujahid dan dia sering membacakan hadits Rasulullah tentang pembebasan Konstatinopel.

Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad)
Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya (HR Ahmad)


Hal inilah yang membuat Muhammad al-Fatih memilliki jiwa penakluk.Maka tidak mengherankan ketika berumur 23 tahun, al-Fatih telah menguasai 7 bahasa dan dia telah memimpin ibukota Khilafah Islam di Adrianopel (Edirne) sejak berumur 21 tahun (ada yang memberikan keterangan dia telah matang dalam politik sejak 12 tahun). Sebagian besar hidup al-Fatih berada diatas kuda, dan beliau tidak pernah meninggalkan shalat rawatib dan tahajjudnya untuk menjaga kedekatannya dengan Allah dan memohon pertolongan dan idzinnya atas keinginannya yang telah terpancang kuat dari awal: Menaklukan Konstantinopel.."

subhanallah..
tercenung saya mendengarkan penjelasan itu.
Selama ini tidak pernah terpikirkan bahwa di balik penakluk sehebat Muhammad al-Fatih ada penakluk yang lebih hebat lagi yang telah menaklukkan jiwa al-Fatih kepada cita-cita mulia yaitu membebaskan Konstatinopel.
subhanallah..mungkin amal jariyah yang dimiliki Syaikh Aaq Syamsuddin begitu deras mengalir hingga kini.

Dan teman-teman..
sebentar lagi kita akan menyambut angkatan 2012
mungkin saja diantara mereka ada al-Fatih- al-Fatih baru
mungkin kelak merekalah yang akan menjadi kunci kejayaan Islam
mungkin nanti merekalah yang akan memimpin peradaban

dan kita disini mungkin tak sehebat Syaikh Aaq Syamsuddin yang mengajarkan begitu banyak ilmu pengetahuan.
tapi kita di sini sedang berusaha mengenalkan,membiasakan,menginfeksi, dan mengkontaminasi mereka dengan kebaikan dan nilai-nilai Islam.


”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang muslim?” (QS Fushshilat : 33)

”Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya pahala yang sepadan dengan pelakunya.” (HR Muslim di dalam ash-Shahih)

"Demi Allah! Jika Allah memberikan hidayah (kepada) seseorang dengan perantara dakwahmu, itu lebih baik bagimu dari seekor unta merah"
[Hadits shahih, riwayat Bukhari & Muslim]


tidakkah janji Allah begitu menggiurkan??

kita tak sekedar menjadi event organizer kegiatan
kita tengah mengalirkan sungai-sungai kebaikan
kita tak sedang mengisi waktu luang
kita tengah menghidupkan nilai Islam
dan kita bukan sekedar anggota suatu kepanitiaan
KITA ADALAH PEMBANGUN PERADABAN!!





dan tahukah kau wahai jiwa-jiwa perindu surga
sepertinya surga pun semakin merindukan kita...


wallahu'alam bishowab




tulisan yang dibuat ketika PMBR Gamais 2010 dengan sedikit perubahan ^^

Dakwah di Surga

August 11, 2012 0 Comments


*edisi pindahan tulisan lama dari notes ke blog ^^*




"Segolongan besar dari orang-orang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang kemudian, mereka bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan diatasnya berhadap-hadapan, mereka dikelilingi oleh anak-anak muda dengan membawa teko (cerek), cangkir-cangkir berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pusing meminumnya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa-apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan didalamnya ada bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan bagi apa yang mereka kerjakan. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka hanya mendengan ucapan salam..(Al Waqi'ah :13-26)


Sesungguh orang-orang yang bertakwa itu dalam taman-taman surga] dan (dekat) mata air (yang mengalir). Dikatakan kepada mereka, masuklah kedalamnya dengan sejahtera dan aman. Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka, mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan diatas dipan-dipan, mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya.(al-Hijr : 45-48)

ah surga..betapa sempurna kenikmatan di sana
tunggu dulu..
lalu,bukankah kita tak perlu lagi berdakwah di surga?

sore itu di suatu majelis
sang ustadz berkata,"Indonesia itu surga.."
"ya,ketika saya bersekolah di timur tengah,teman-teman saya banyak yang berkata bahwa Indonesia itu surga. Awalnya saya berpikir,ah tentu saja,di keseharian,yang mereka lihat adalah gurun pasir yang panas dan gersang. Sedangkan indonesia,sungai meliuk hingga samudera membelah gunung dan hutan yang hijau mempesona.Cuacanya pun tidak ekstrim seperti yang sering mereka rasakan. Jadi wajar saja mereka menganggap Indonesia itu surga.."
"Tapi ternyata bukan itu penyebabnya.."
"indonesia itu surga karena kalian bisa dengan begitu mudah berda'wah di sana. Di malaysia materi khutbah jum'at harus mendapat surat ijin dulu dari kerajaan.Bahkan di arab saudi,materi ceramah ditentukan oleh kerajaan dan apabila tidak sesuai sang da'i bisa saja dihukum dan dipenjakan.."

ahh..dakwah di surga..
begitu mudahnya mendirikan masjid di Indonesia,bahkan yang berkubah emas sekalipun, sementara di Swiss,menara masjid pun dilarang.
begitu mudahnya mengenakan jilbab di Indonesia semmentara di Perancis telah ditetapkan undang-undang yang memberlakukan larangan berjilbab.

Ya..dakwah di surga..
Beberapa waktu lalu teman-teman saya mengikuti Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN) di Ambon,,
"apa hal yang paling berkesan?" tanyaku menagih oleh-oleh  hikmah yang jauh-jauh mereka petik di Ambon.
"kita beruntung ada di ITB..kita beruntung ada di lembaga dakwah ini. Meskipun kita sering mengeluhkan segala kesulitan dan cobaan yang kita hadapi di sini,itu belum ada apa-apanya. Masih banyak perguruan tinggi lain yang lembaga dakwahnya masih terseok-seok bahkan ilegal.Ah pokoknya dari segala sisi kita jauh lebih beruntung..."
ketika aku bertanya pada kawan-kawan lain dan jawabannya pun tak jauh berbeda.

dakwah di surga..
"lagi ngapain? Sibuk amat?" tanya sorang kawan ketika aku tengah berkutat di depan layar laptop.
"ini..lagi nyiapin buat acara ramadhan di kampus.."
"acara ramadhan?hmm..asyik ya..eh tapi perasaan kamu juga sering ngerjain yang mirip2 kayak gitu?" tanyanya.
"iya nih,proker lembaga dakwah di kampus lumayan banyak.."jwabku sekenanya sambil tetap bergulat dengan huruf-huruf di depan mataku.
"beruntung ya..di kampus aku mana ada yang kayak beginian,boro-boro lembaga dakwah,dikasih ijin buat sholat aja udah syukur.."
deg..
aku tertegun,aku baru teringat kalau kawanku ini berkuliah di universitas swasta milik yayasan nonmuslim.
ya,dia sering menceritakan keluhan tentang waktu sholat di kampusnya.
"musholanya keciiil banget lin,mungkin ga layak disebut mushola,jadi kalo mau sholat kami harus bergantian.Belum lagi kalo waktu sholatnya tabrakan ama kuliah,dosennya mana pernah ngijinin kita buat sholat. Masa kuliah dari jam 1 ampe jam 6 full??emang sih ga secara langsung ngelarangnya,tapi si dosen suka tiba2 ngasih kuis ketika kami sholat,dan ga ada susulan sama sekali.."


lalu..
di atas semua kemudahan ini
dibalut semua karunia ini
dibalut semua kenyamanan ini
masih pantaskah aku mengeluh???
masih layakkah tak berusaha dengan sungguh??

bahkan aku pun malu menjawabnya

Percayalah

August 11, 2012 0 Comments



 Terkadang raga kita bersama

melengkungkan jalinan rasa seindah pelangi

Namun terkadang harus berpisah

bagai rembulan dan mentari yang tak ingin saling menggerhanai



ada saatnya tangan ini saling menggenggam erat

bersama mengangkat beban yang kian berat

tapi ada kalanya tangan ini bergerak sendiri-sendiri

menarikan koreografi peran yang berbeda yang kadang kitapun tak saling mengerti
tapi di atas semua itu

percayalah..

selalu ada cinta

bahkan saat kita tak bersama

 percayalah..

selalu ada kasih sayang yang penuh

walaupun ketika aku tampak menjauh



percayalah..

selalu ada doa untukmu melantun lirih

walau terkadang beda jalan yang kita pilih



mungkin terkadang kita saling mempertanyakan dimana ukhuwah?

dia ada..hanya saja tengah gelisah
 gelisah karena harus terus berbaik sangka meski begitu susah
 bukankah semakin menjulang
 angin yang menerpa suatu pohon akan semakin kencang?
begitulah yang kini kita alami
 rasa kasih sayang antara kita yang begitu tinggi mungkin tengah diuji

tapi sekali lagi
percayalah
meski susah
selalu ada cinta untuk kalian :')

Thursday, August 9, 2012

Sedikit tentang Kriteria

August 09, 2012 2 Comments


bismillahirrahmanirrahim..

Mengejar tanpa tahu seperti apa hal yang kita kejar adalah konyol. Begitu juga setiap ramadhan, ketika kita diperintahkan untuk shaum agar kita bisa meraih predikat taqwa, tapi konyol rasanya jika kita tak tahu seperti apa taqwa itu. Hmm..


TAQWA

Ketika kita membaca Al Qur'an, akan sangat sering sekali kita menjumpai kata "taqwa".

"..agar kamu bertaqwa.."
"..disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.."
"..pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa"
"..dan bertaqwalah kepada Allah.."

ah, masih banyaaaak lagi. Mengapa Allah SWT sering sekali menyebutkan kata taqwa?

"..Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Qur’an.." (QS An'am : 70)

Allah says: Remind (them) with the Quran...


hmm,ya..Allah menyebutnya berulang kali agar kita ingat, ingat tentang taqwa. Karena pada dasarnya manusia memang pelupa , lupa akan hakikat taqwa, dan juga sering lupa mengejar dan menerapkan taqwa dalam kehidupannya. Semakin sering kita diingatkan tentang suatu hal berarti ini menunjukkan bahwa kita memang sering melupakan hal tersebut, begitulah mungkin salah satu tujuan Allah mengulang-ulang penyebutan kata "taqwa" dalam firman-firman-Nya.


Salah satu rangkaian ayat yang menyebutkan tentang taqwa ada pada QS Ali Imran ayat 133-135.




Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa (3:133)


Menarik, pada ayat di atas Allah menggabungkan dua hal yang agak bertentangan sehingga menggelitik logika. Di awal Allah memerintahkan untuk bersegera tapi Allah juga menyebutkan bahwa surga itu luasnya seluas langit dan bumi. Mengapa memakai kata "bersegera" bukan kata "masukilah" atau "raihlah" saja ? Toh surga sangaaaaat luas dan pasti mampu menampung berapapun jumlahnya.

Hmm, biasanya kita akan bersegera pada hal-hal yang kita anggap penting bagi kita. Segera pergi kuliah, segera mengerjakan TA (uhuk..uhuk), segera ke atm pas uang habis, dan sebagainya. Nah, pada ayat  di atas Allah menyebutkan bahwa kita harus bersegera pada ampunan-Nya. Ini berarti Allah ingin menegaskan bahwa ampunan-Nya adalah hal yang sangat penting bagi kita karena siapapun kita tak pernah lepas dari dosa.

Selanjutnya, disebutkanlah surga yang seluas langit dan bumi. Bumi yang ukurannya sudah kita ketahui saja sudah sebegini luasnya, apalagi digabung dengan langit!

Tapi ternyata surga yang seluas langit dan bumi itu tidak disediakan bagi sembarang orang, surga itu hanya disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Orang bertaqwa? Yang seperti apa?



(yaitu) orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (3:134)

#1
Orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit. Allah di sini menggunakan kata infaq bukan amwaal. Kata amwaal hanya berarti harta yang bersifat benda atau aset sedangkan infaq meliputi harta, waktu, pikiran, energi, prioritas, masa muda, kebahagiaan, dan sebagainya. Itulah yang Allah minta untuk kita berikan di jalan-Nya baik dalam keadaan lapang maupun sempit.

#2
dan orang-orang yang menahan amarahnya. Pada suatu penafsiran, kata "menahan" (restrain) juga diartikan sebagai "menelan" (swallow) . Menelan amarah ?
Ya, bayangkan ketika kita mengunyah makanan pada mulut kita. Orang lain akan mengetahui jika kita tengah mengunyah makanan karena mulut ataupun pipi kita ikut bergerak. Beda halnya ketika kita menelan, orang lain akan sulit melihat proses ketika makanan dalam mulut kita telan dan masuk ke kerongkongan. Begitu juga yang Allah perintahkan untuk kita lakukan ketika kita marah, jangan perlihatkan rasa marah itu. Meskipun rasa marah itu ada, jangan perlihatkan dan enyahkan saja rasa marah itu, seperti saat kita menelan makanan.

#3
dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
pada ayat ini Allah tidak menggunakan kata "ghafiir" melainkan menggunakan kata "afiin" . Hal ini berarti Allah ingin kita tidak hanya memaafkan, melainkan memaafkan dengan cinta. Memaafkan, entah yang berbuat salah itu meminta maaf atau tidak. Memaafkan, tanpa menyisakan dendam ataupun kebencian.

Terkait memaafkan, jadi teringat kisah Abu Bakar Ash Shidiq RA ketika peristiwa haditsul ifq menimpa putrinya, Aisyah RA. Dan ternyata ketika peristiwa fitnah itu menimpa putrinya dan menyebar luas, salah satu orang yang turut menyebarkan berita tersebut adalah Misthah, kerabat Abu Bakar yang tergolong miskin dan selama ini dibiayai hidupnya oleh Abu Bakar. Hal ini tentunya membuat Abu Bakar sangat marah (bayangkan saja, Abu Bakar adalah orang yang paling mencintai Rasululullah SAW. dan ketika peristiwa itu terjadi Rasulullah amat terpukul, terlebih lagi fitnah itu terjadi pada Ummul mukminin yang tidak lain adalah putrinya sendiri) dan sebenarnya sangat bisa memberikan hukuman pada Misthah. Tapi ternyata Abu Bakar tidak menghukum Misthah, ia hanya bersumpah untuk menghentikan bantuannya terhadap Misthah. Sudah sangat luar biasa bukan mengingat betapa besar kesalahan yang dilakukan Misthah?

Namun ternyata Allah menetapkan standar yang lebih tinggi daripada itu..
kemudian turunlah ayat

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An Nuur:22)


Maka Abu bakar berkata, "Tentu, demi Allah, aku menginginkan agar aku diampuni Allah Ta’ala". Maka beliau kembali memberi nafkah kepada Misthah yang dulu beliau beri nafkah. Dan beliau berkata, "Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan nafkah untuknya." (HR. Bukhari dan Muslim. Lihat Tafsir Alquran Al Azhim, karya Ibnu Katsir rahimahullah).

ya, hendaklah memaafkan dan berlapang dada..Bukankah kita juga sangat ingin Allah memaafkan kita bagaimanapun besarnya dosa kita ? :')


#4

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (3:135)

Ayat di atas menyebutkan kriteria ketiga dari orang bertaqwa..
Orang bertaqwa bukanlah yang bebas dari dosa, melainkan mereka yang apabila mengerjakan perbuatan keji dan menyakiti diri sendiri segera mengingat Allah dan memohon ampun.



“Jikalau seseorang hamba itu melakukan sesuatu dosa lalu dia berkata: “Ya Allah, ampunilah dosaku,” 
maka berfirmanlah Allah Tabaraka wa Ta’ala: “HambaKu melakukan sesuatu yang berdosa, lalu dia mengerti bahwa dia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu. ”

Kemudian hamba itu mengulangi untuk berbuat dosa lagi, lalu dia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah dosaku,” maka Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: “HambaKu melakukan sesuatu yang berdosa lagi, tetapi dia tetap mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu.” 

Seterusnya hamba mengulangi dosa lagi lalu berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah dosaku,” maka Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: “HambaKu berbuat dosa lagi, tetapi dia mengetahui bahwa dia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu. Aku telah mengampuni dosa hambaKu itu, maka hendaklah dia berbuat sekehendak hatinya.”

 (Muttafaq ‘alaih)

Salah satu trik yang dilakukan setan untuk menjerumuskan kita adalah rasa putus asa terhadap ampunan Allah atas dosa yang telah kita perbuat. Pernah melakukan suatu kesalahan terhadap seseorang kemudian kita menjadi merasa enggan menemui orang tersebut ? misalnya kita lupa mengerjakan PR atau tugas sehingga kita merasa enggan bertemu dengan guru kita? Nah, itulah perasaan yang ditimbulkan setan ketika kita berbuat dosa, dia membuat kita enggan memohon ampun dan mendekatkan diri pada Allah. Padahal siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah ? :'(

Pernah melihat seorang anak kecil yang menangis karena dimarahi oleh ibunya di pasar atau di tempat umum lainnya? Entah karena dia bandel atau rewel atau apalah. Lalu apa yang dilakukan anak kecil itu? ternyata dia tetap mengikuti ibunya dan bahkan menggandeng tangannya. Karena bagi anak kecil itu, ibunya adalah dunianya, ibuya adalah tempat ia kembali senakal apapun perbuatan yang telah ia lakukan. Seperti itulah yang harus kita lakukan dalam kehidupan, seberat dan sebesar apapun kesalahan kita, kita tetap tak boleh berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah. Karena jika bukan pada Allah, lalu pada siapa kita akan kembali?


Ya, begitulah beberapa kriteria orang bertaqwa..
dan, walaupun di ayat 132 Allah telah menyebutkan bahwa surga yang seluas langit dan bumi memang disediakn bagi orang bertaqwa, ternyata di ujung pemaparan kriteria orang bertaqwa ini Allah kembali menyebutkan ganjarannya..

“Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang sungainya mengalir dibawahnya, mereka kekal didalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.” (3:136)





semoga di hari-hari terakhir Ramadhan ini kita bisa mengoptimalkan perjuangan agar bisa meraih gelar taqwa
aamiin ya Rabb >.<

Mari bersegeraaaa !!! \(^.^)9








Wednesday, August 8, 2012

Penyejuk Mata (Part 2)

August 08, 2012 0 Comments


Masih tentang penyejuk mata..
qurrata a'yun..


Ternyata frasa qurrata a'yun tidak hanya bisa kita temui di QS. Al Furqon: 74 saja. Frasa ini juga bisa kita temui di surat Al Qashash : 9

"Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadari."

Dialah Asiyah binti Muzahim, istri Fir'aun yang dimaksud dalam ayat di atas. Wanita yang disebutkan dalam Al Qur'an sebagai wanita yang layak dicontoh keimanannya.

"Dan Allah membuat isteri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-MU dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim." (QS At-Tahrim: 11)

Cobaan yang dialami Asiyah begitu luar biasa, bagaimana tidak, seorang wanita yang beriman kepada Allah harus bersuamikan seorang yang paling buruk perangainya dan bahkan mengaku dirinya sebagai tuhan. Di saat yang sama ia juga tak bisa berlari kemana-mana dan tak bisa berbuat banyak. Betapa hal ini merupakan penyiksaan psikologis yang teramat sangat.
Kemudian, setelah mengalami tekanan jiwa yang teramat sangat sekian lama, asiyah menemukan Musa kecil yang bisa menjadi pelipur lara, pembawa bahagia, ya..penyejuk mata..
“qurratu ‘ainil-lii wa lak”, may this baby become the coolness of my eyes and yours :')



Itu tentang Asiyah.
Di QS Al Qashash ayat selanjutnya, diceritakan tentang kondisi ibu kandung Musa seusai melepas kepergian Musa.
"Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah)" (Al Qashash : 10)

Hati ibu Musa menjadi kosong. Ya, bayangkan saja, anak yang baru saja dilahirkan setelah 9 bulan mengandung dengan susah payah harus dilepas begitu saja dihanyutkan ke sungai, bagaimana tidak membuat hati menjadi kosong? :'(
Namun kemudian Allah Yang Maha Penyayang menghibur hati ibu Musa,

"Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, "Ikutilah dia (Musa)." Maka kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya,


dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), "Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?"


Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." (Al Qashash : 11-13)

 faraja’naaka ilaa ummik, kaitaqarra ‘ainuhaawa laa tahzan
 so We returned you to your mother so her eyes could become cool..
dan setelah hati ibu Musa menjadi kosong, teramat sedih, Allah mengambalikan Musa kecil ke pangkuan ibu Musa sehingga "sejuklah matanya" dan tiada lagi bersedih..




Lagi, lagi..
ternyata ada lagi penyebutan tentang frasa "penyejuk mata". Disebutkan di salah satu hadits Rasulullah SAW

"..Dan, dijadikan kesejukan mataku di dalam shalat." (HR An-Nasai dan Hakim). 

Kita tentu sering mendengar maupun membaca tentang bagaimana beratnya perjuangan dakwah Rasulullah SAW. Diboikot oleh kaumnya sendiri, ditentang oleh masyarakat dan keluarga, dilempari kotoran, berdarah-darah ketika berdakwah di Thaif, dan berbagai penderitaan luar biasa lainnya. Yang semua keadaan itu tentunya menjadikan mata panas (adkhanallahu ‘ainahu), kesedihan yang teramat dalam..
Dan ternyata diantara keadaan tersebut Rasulullah menemukan kesejukan matanya dalam shalat, yang berarti Rasulullah menemukan kembali ketenangan, kesenangan, rasa aman, kekuatan, bahkan hingga menitikkan air mata kebahagiaan di dalam shalat.



coba..coba..
sedikit membandingkan.
Coba bayangkan bagaimana bahagianya Asiyah yang setelah sekian lama tertekan psikisnya oleh Fir'aun bertemu dengan Musa kecil, si penyejuk mata Asiyah...
Dan coba bayangkan betapa bahagianya ibunda Musa yang hatinya kosong karena kehilangan Musa kecil bertemu kembali dengan buah hatinya, yang kemudian menjadikan matanya sejuk dan tak lagi bersedih..
Sudah terbayangkan betapa bahagianya ???
Dan ternyata kebahagian macam itulah, atau bahkan lebih, yang dirasakan Rasulullah SAW ketika shalat. >.<

*tertampar,,plakplakplak*
lalu bertanyalah saya pada diri saya, 
bagaimana dengan shalatmu selama ini ???
sudahkah mampu menjadikan shalatmu  selama ini menjadi penyejuk mata?
bagaimana bisa jika kau sering shalat dengan tergesa?
bagaimana bisa jika ketika shalat pikiranmu sibuk menerawang kemana-mana?
astaghfirullah..




ya Rabb..jadikan hamba mampu meneladani Rasul-Mu..
menjadikan shalat-shalat hamba sebagai penyejuk mata..

ju’ilat qurratu ‘ainayya fis-shalah..aamiin >.<





 

Monday, August 6, 2012

Penyejuk Mata (Part I)

August 06, 2012 0 Comments




Mata anda merah karena iritasi ringan ?
teteskan saja ins..
*ups
maaf-maaf, tulisan ini sebenarnya tidak ditujukan promosi obat tetes mata.




ingin sedikit bercerita, ada salah satu doa yang menjadi salah satu doa favorit saya, sebuah doa yang sangaaat indah dari Al Quran.



"Rabbana hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyatinâ qurrata a’yunin waj-’alnâ lil-muttaqîna imâmâ."
 Artinya, Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.
 (QS. Al-Furqan: 74)

qurrata a'yunin...
Penyejuk mata. Dulu saya berpikir bahwa maksud dari frasa "penyejuk mata" itu adalah hal-hal yang nampak indah jika dipandang. Tapi ternyata setelah dipelajari tafsirnya lebih dalam, sangat jauuuuuh maknanya dari yang saya pikirkan selama ini.

Dalam bahasa arab, terdapat dua istilah yaitu "mata yang menjadi panas" dan "mata yang menjadi dingin".

Mata yang panas biasanya digunakan untuk mengekspresikan kesedihan dan kedukaan yang teramat sangat hingga mata menitikkan air mata,ya..air mata kesedihan.adkhanallahu ‘ainahu..menjadikan mata panas.
Sedangkan qurrata a'yun (mata yang dingin) dalam bahasa arab digunakan untuk mengekspresikan kondisi yang membahagiakan, sangat membahagiakan hingga mata menitikkan air mata, air mata kebahagiaan

Selain itu, ada hal lain tentang istilah qurrata a'yunin ini. Pada zaman dahulu, bangsa Arab sering melakukan perjalanan melintasi padang pasir mengendarai unta. Ketika melakukan perjalanan tersebut sering kali terjadi badai pasir yang sangat panas dan perih jika mengenai mata. Oleh karena itu para musafir yang mengalami hal ini sering mencari gua untuk berlindung dari badai pasir tersebut. Dan ketika mereka telah berada di dalam gua dan terlindung dari badai pasir tersebut mereka sering berkata“my eyes have finally become cool, “qorrata ‘ainayya”. hal ini untuk mengekspresikan rasa bahagia dan aman karena telah terlindung dari badai pasir tersebut.

Hmm, jadi ternyata dengan ayat di atas Allah mengajari kita agar berdoa meminta pasangan dan keturunan yang menyejukkan mata, yang membahagiakan kita hingga menitikkan air mata bahagia. Pasangan dan keturunan yang membahagiakan karena kesholehannya :')

Selain itu, kondisi di luar, entah itu ketika kita belajar, bekerja, dan melakukan muamalah lainnya pasti disertai beragam konflik dan masalah, layaknya tengah menghadapi badai. Dan ketika kembali ke rumah, tentunya kita berharap menemukan kedamaian, rasa aman, dan rasa tentram dari keluarga kita, pasangan kita dan keturunan kita.

itulah yang Allah maksud agar kita minta dalam doa di atas..
Qurrata a'yun..penyejuk mata.

Semoga di zaman sekarang ini, di zaman yang orang lain justru banyak mencari kebahagiaan di luar rumah dan merasa bahwa rumah dan keluarganya bagai neraka, Allah mengaruniakan pada kita keluarga yang mampu menjadi penyejuk mata kita..aamiin





 …and those who say:  O, our Master, grant us from our spouses and our children ‘the coolness of eyes’ and make us leaders over those who are righteous, pious, and fearful”. aameen :')