Tidakkah ini "sempurna" ? Kau bahagia karenanya ? Ah, bodoh. Kau tahu bahwa seharusnya ini membuatmu malu. Sungguh malu.
Kau pikir Dia suka?
Ya, Dia memang mengijinkan terjadinya semua. Tapi, apa-apa yang Ia ijinkan terjadi bukan berarti suka dan ridho-Nya ikut mengiringi, bukan?
"...Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan...(42:14)"
ah, bukankah ini sebenarnya masalah dan hukuman yang justru lebih berat saat kau begitu banyak berbuat dosa dan perlahan makin menjauh dari-Nya, namun kau malah dibiarkan bahagia dan merasa semuanya baik-baik saja?
:'(
di suatu kesempatan ada yang bertanya kepada Hasan Al-Bashri "Aku melakukan dosa, tapi tetap di limpahkan karunia"
beliau menjawab "Apa semalam kau menunaikan qiyamul lail?"
"tidak" ujarnya
"begitulah. Hukuman terberat atas maksiat, mungkin bukan terputusnya rezeki, tapi terputusnya munajat" jelas sang imam.
***
Yang paling aku takutkan ialah keakraban hati
Dengan kemungkaran dan dosa
Jika suatu kedurhakaan berulangkali dikerjakan
Maka jiwa menjadi akrab dengannya
Hingga ia tak lagi peka, mati rasa…
Hukuman terberat atas suatu dosa, kata Ibnul Jauzi, adalah perasaan tidak berdosa…
Mengotori hati dengan dosa, sama artinya dengan meredupkan cahayanya dan memadamkan nyalanya
Bermaksiat adalah kerja untuk mengeruhkan kejernihan hati dan dan menumpulkan ketajamannya
“sesungguhnya dosa dosa itu”, kata rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam, “apabila terus menerus menimpa hati, maka ia akan menutupinya. Dan bila hati telah tertutup, akan datang kunci dan cap dari AllahSubhaanahu wa ta’aalaa. Bila sudah demikian, tak ada lagi baginya jalan: tidak ada jalan keimanan untuk masuk kedalamnya, tidak juga jalan kekafiran untuk keluar darinya.”
TTTT_________TTTT
Luarr biasa benar. jazakillah teh lintang.
ReplyDeletewow bagus banget
ReplyDeletehttp://forum.blogfam.com/index.php