Tuesday, April 30, 2013
DICARI !
Oleh: Adriano Rusfi, Psikolog, Konsultan SDM & Pendidikan
”Duhai Ananda, usah kau sekutukan Allah.
Sungguh menyekutukan Allah itu aniaya yang besar”
Terbayang kalimat itu mengalir dari bibir lembut seorang ibu, mengajarkan tauhid pada Sang Buah Hati sambil mengusap rambutnya dengan penuh cinta. Terbayang raut wajah teduh keibuan, berbekal sayang bercampur cemas menasihati anaknya yang manja dipangkuan, agar terhindar dari murka Allah.
Tapi tidak. Itu ternyata bukan petuah bunda. Itu ternyata adalah nasihat seorang ayah yang sedang menjalani tanggung jawab kelelakiannya sebagai Muslim untuk mendidik anaknya. Petuah itu mengalun dari hati seorang lelaki sejati bernama Luqmanul Hakim, yang sadar penuh akan titah syari’ah bahwa kelelakiannya bukan hanya untuk membuahi dan mencari nafkah, tapi juga sebagai pendidik.
Sunday, April 28, 2013
Kenang(an)
Thursday, April 25, 2013
Beda
Begitulah.
Akan selalu ada perbedaan nyata antara ia yang berusaha dengan nyata dengan ia yang hanya seorang penebar pesona.
Wahai, diri..
Lalu kau ada dimana kini?
Wednesday, April 24, 2013
Harap Maklum
Ini tentang (belajar) memaklumi..
Satu kesalahan saudara muslim-mu, tidaklah lantas menghilangkan seluruh kebaikan yang pernah dibuatnya. Andaikata musibah menimpa saudara muslim-mu yang diakibatkan oleh kelalaiannya, maka bukan berarti kita berhak menghakiminya tanpa memberi udzur sama sekali.
Tuesday, April 23, 2013
Fix You
Kabarkan pada Langit
Monday, April 22, 2013
Istidraj
Saturday, April 20, 2013
Need
No one knows what you want, except you.
You are the expert, the highest authority on yourself. However, you may have a heavy injunction againts expresing need. You hope friends and family will be sensitive or clairvoyant enough to know what you want.
"If you loved me, you'd know what's wrong,"
Is a common assumption. Since you feel it's bad to ask for anything, your need are often expressed with a head of anger or resentment.
The anger says, "i'm wrong to ask, and you're wrong to have me to."
trying to have a close relationship in wich you don't express your needs is like driving a car without a steering wheel.You can go fast, but you can't change directions or steer around chuckholes.
Relationships change, accomodate, and grow when both people can clearly and supportively express what they need.
Ini (seharusnya) Mudah !
Thursday, April 18, 2013
Dia-pergi
"Kau mau kemana?"
"..."
"kau mau kemana?"
"..."
"hmm..apa ini perintah Allah?"
*senyum*
———————————
Begitu banyak yang harus kembali aku ingat dan pelajari lewat yang kau ajarkan dengan cara
Pergi
Tentang semua yang dari-Nya akan kembali lagi pada-Nya
Termasuk kita
Tentang aku atau kamu yang lebih dahulu memang hanya perkara waktu
Tentang seberapa gigih mengelola air mata dan sedih agar tak tergelincir pada sikap menyalahkan takdir
Dan
Tentang seberapa bersyukur dan menghargai sebelum akhirnya sesuatu yang dicintai benar-benar pergi
Dan
Ah, banyak.
Dan yang terakhir,
Kau tahu?
aku sungguh rindu.
Tidak, aku juga tahu bukan saatnya rindu itu kuterjemahkan dalam tangis panjang yang tersedu
Bukan pula mengenangmu berulang pada ceracau panjang
Tapi ini saatnya, dan memang begitu seharusnya, merangkum dan memilinnya lewat sebuah doa
Doa pada Yang Lebih Mencintai-mu, Yang Lebih Mencintai kita jauh daripada besarnya rasa cinta yang masing-masing kita rasa
for my lovely-little-sister
Uhibbuki fillah
Can't wait to see you again in jannah
:')
Saturday, April 13, 2013
Kau Pikir Dia Suka ?
Keep Calm
Friday, April 12, 2013
Hanif
Thursday, April 11, 2013
Rel
Mungkin, pada suatu waktu kau akan merasa begitu sama dengan seseorang. Sama visi, sama karakter, sama kesukaan, sama pula dalam cita. Namun pada saat yang sama, mungkin juga perlu memperhatikan kaki, apa ia masih menginjak bumi? Atau justru tengah mengawan, terlambung tinggi oleh mimpi?
Karena boleh jadi, sebenarnya kalian begitu sama karena kalian layaknya sepasang rel kereta.
Tuesday, April 9, 2013
Rindu Terlalu
Homeschooling
Masa depan yang mana?
Tentang anak-anak.
Hah? Anak-anak?
Melihat zaman yang sepertinya kian kacau dan penuh kerusakan jadi berpikir, bagaimana nanti ya ketika zamannya anak saya? Ah, berarti tidak bisa tidak, anak-anak saya harus diasuh dengan pola yang berbeda dengan yang saya alami. Akhirnya sebagai langkah awal untuk mewujudkan hal itu saya mulai rajin beli buku tentang parenting (rajin "beli"? Haduh, iya nih..hobi baca buku saya nyaris bergeser menjadi hobi beli buku, karena sekarang masih ada buku yang saya beli tapi belum sempat saya baca >.<). Mulai dari tentang parenting nabawiyah, teknik NLP, menghapal quran bagi balita, mendidik sejak dalam kandungan.. @_@
Dan kegalauan mulai muncul saat saya menginap di rumah seorang sahabat yang ternyata di sana ada tantenya yang menerapkan metode homeschooling bagi anak-anaknya. Hmm, menarik. Kemudian semenjak itu saya jadi tertarik mencari tahu tentang homeschooling. Tapi ternyata semakin dibaca malah jadi semakin galau, nanti anak-anak saya homeschooling atau sekolah biasa aja, ya? Soalnya kan banyak juga pengalaman dan pembelajaran kehidupan yang saya dapat di masa sekolah. Atau boarding school/pesantren aja?
Haaa..bingung..
Sampai akhirnya pada suatu sore saya bertemu lagi dengan sahabat saya tersebut dan mengungkapkan kegalauan saya,
"baiknya gimana,ya? homeschooling, pesantren, sekolah islam, atau sekolah umum aja?"
"Hmm, masing-masing punya kekurangan dan kelebihan. Tapi yang penting tuh, lin..orang tua harus deket sama anaknya apapun sistem pendidikan yang dipilih.."
Aha, eta pisan >.<
mencerahkan!
ah, lintang. mikirnya kejauhan.
haha..biarin, deh
toh untuk hari akhirat kelak saja Allah memerintahkan untuk mempersiapkan dari sekarang
^_^
Sunday, April 7, 2013
Tentang yang Menemani
Friday, April 5, 2013
Pembual !
“Ke setiap diri di depan saya... hari ini, saya bilang...jika kamu punya impian, impian besar dan begitu bermakna, kekuatan imajinasi manusia yang luar biasa, tetapi kamu tidak sedikitpun bekerja keras, tidak sedikitpun meneteskan keringat untuk memperjuangkan impain kamu,...buat saya kamu hanyalah pembual nomor satu bagi diri kamu sendiri.