Ya Allah kasih sayangilah daku
dengan sebab AlQuran ini
Dan jadikanlah AlQuran ini
sebagai pemimpin
sebagai cahaya
sebagai petunjuk
dan sebagai rahmat bagiku..
Ya, Al Quran adalah cahaya, petunjuk, dan juga rahmat bagi kita. Hmm, tapi apa iya hal itu bisa terwujud (hanya) dengan membacanya dengan tajwid yang benar, nada yang indah, dan juga jumlah yang banyak setiap hari?
Hoo, ternyata "hanya" hal-hal tersebut saja tidaklah cukup. Ada sepuluh amalan yang seharusnya terangkum ketika kita sedang membaca Al Quran (Tilawah).
salah satunya ialah sebagai berikut
(salah sembilan lainnya insyaAllah akan ada di tulisan yang lain ^_^)
cekidot..
Takhshish
Yaitu menyadari bahwa dirinya merupakan sasaran yang dituju oleh setiap khithab (nash) yang ada di dalam Al Qur’an. Jika mendengar suatu perintah atau larangan maka ia memahami bahwa perintah atau larangan itu ditujukan kepada dirinya. Demikian pula jika mendengar janji atau ancaman. Jika mendengar kisah orang-orang terdahulu dan para Nabi maka ia mengetahui bahwa kisah itu tidak dimaksudkan sebagai bahan cerita semata-mata tetapi untuk diambil pelajarannya dan bekal yang diperlukannya.
Tidak ada pemaparan satu kisah pun di dalam Al Qur’an melainkan untuk diambil pelajarannya bagi Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan ummatnya. Oleh karena itu Allah berfirman: “Yang dengannya Kami teguhkan hatimu.” (Hud: 120) Maka hendaklah seorang hamba meyakini bahwa Allah meneguhkan hatinya dengan kisah-kisah para Nabi, kesabaran mereka dalam menghadapi gangguan, dan ketegaran mereka dalam membela agama Allah.
Apabila khitab ditujukan kepada semua orang maka meliputi individu-individu, sehingga seorang pembaca tercakup di dalamnya. Karena itu hendaklah ia menyadari bahwa ia adalah orang yang dimaksudkan oleh ayat-ayat Al Qur’an itu. Allah berfirman:
“Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai Al Qur’an (kepadanya).” (Al An’am: 19)
Muhammad bin Ka’ab Al Qurthubi berkata: “Orang yang telah sampai Al-Qur’an kepadanya sama dengan orang yang diajar bicara oleh Allah.” Apabila telah menyadari hal ini maka ia tidak hanya mengkaji Al Qur’an saja tapi juga membacanya seperti seorang budak membaca surat tuannya yang menulis kepadanya untuk direnungkan dan berbuat sesuai dengan isinya. Oleh sebab itu sebagian ulama berkata: Al Qur’an ini adalah surat-surat yang datang kepada kami dari Tuhan kami dengan segala janji-Nya, kami mentadabburinya di dalam shalat, merenungkannya di tempat-tempat khalwat, dan melaksanakannya dalam amal-amal ketaatan.
Malik bin Dinar berkata: “Apakah tanaman Al Qur’an ada di dalam hati kalian wahai ahli Al Qur’an, sesungguhnya Al Qur’an adalah penyubur orang Mu’min sebagaimana air hujan menjadi penyubur tanah.
Qatadah berkata: “Seseorang tidak duduk menekuni Al Qur’an ini kecuali akan bangkit dengan tambahan atau kekurangan. Allah berfirman:
“Dan Kami turunkan dari Al Qur ‘an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian.” (Al Isra’: 82)
Ya, membaca Al Quran diiringi dengan Takhshish, merasakan betul bahwa ayat-ayat tersebut spesial ditujukan untuk kita seorang. Dengan begitu maknanya akan lebih mudah terhayati.
sumber: Tazkiyatun Nafs
No comments:
Post a Comment