"lama sekali kau tak datang?”
“ya..kau banyak berubah”
“mengapa-? Kau lama sekali”
“sebab kau tak pernah memanggilku”
“sejak kapan kau perlu dipanggil untuk datang”
“ok! Maaf, kuralat; sebab kau tak menginginkanku”
“hah? Kau benar-benar lucu, bukankah yang sebelum-belumnya aku juga tak pernah baik menyambut tiap kedatanganmu”
“tapi tetap saja, kau menginginkan kedatanganku kala itu”
“bagaimana bisa?”
“aku kira kau sudah mengerti akan hal ini. Orang-orang memang seringkali pura-pura mengingkari apa yang sebenarnya ia ingini”
“maksudmu?”
“tanyakan pada hatimu! Kau bahkan telah kehilangan waktu berdialog dengan hatimu”
“..”
“baiklah, aku tak punya cukup banyak waktu. Aku hanya ingin sampaikan satu hal : segeralah buat keputusan!”
“eh? Maksudmu--?”
“kau tak perlu pura-pura tak mengerti”
“aku serius!”
“apa kau kira aku main-main?”
“ya!”
“kalau begitu aku perrgi saja. Sepertinya tak ada gunanya berlama-lama di sini. Assalamu’alaykum”
“hei, tunggu! Kau masih bisa datang, setidaknya beri aku sedikit waktu”
“….”
“Wa’alaykumsalam”
"tok..tok.."
"siapa di sana?"
"ini aku, kesempatan"
"bohong, kesempatan tak pernah mengetuk dua kali.."
No comments:
Post a Comment