Wednesday, October 22, 2014

Hidup Seperti Vegetable Brownie



Percayalah ini bukan tulisan promosi produk Nutritiaflava..
(eh..tapi kok sebut merk? -_-")

Mungkin ada yang belum tahu vegetable brownie ? Ini adalah salah satu nama varian kue Nutritiaflava. Dari namanya saja pasti sudah bisa menebak kalau kue ini terbuat dari sayuran. Iya, kue ini berisi cincangan brokoli dan wortel. Awalnya saya juga tidak yakin kue dengan bahan yang lebih mirip bahan cap cay ini akan jadi kue yang enak. Tapi ternyata setelah dibuat rasanya enak.. T_T *terharu*. Dan ini bukan klaim sepihak, para konsumen juga banyak yang berpendapat begitu, hehe..



Jika tidak diberi tahu terlebih dahulu kue ini terbuat dari apa, mayoritas yang memakannya tidak akan sadar kalau kue selezat ini berisi brokoli dan wortel (yang biasanya orang yang tidak suka sayur cenderung akan mengernyitkan dahi dan menggelengkan kepala duluan jika sudah tahu ada dua bahan itu dalam makanan).

Ya, tapi ternyata sesuatu yang tidak enak itu bisa 'disembunyikan' dan ternikmati sebagai sesuatu yang lezat bahkan bagi orang-orang yang menghindarinya.

-----

Ya, itu sekelumit tentang vegetable brownie. Oia, dan hal ini membuat saya jadi ingat ketika ada tugas karya tulis ilmiah ketika sma. Waktu itu tugas karya tulis ilmiah harus dibuat berkelompok, dan karya tulis ilmiahnya sebaiknya berdasarkan percobaan, studi literatur, atau penelitian. Lebih bagus lagi jika karya ilmiahnya juga disertai produk yang bisa dipamerkan.

Nah, pada waktu itu tibalah saatnya bagi setiap kelompok untuk mempresentasikan karya tulis ilmiah mereka di depan segenap siswa dari berbagai kelas dan guru penguji. Pada saat tiba giliran salah satu kelompok teman sekelas saya presentasi, mereka tidak langsung melakukan presentasi, mereka terlebih dahulu membagikan produk karya mereka. Produknya seperti lemper tapi terbuat dari nasi yang diisi abon kemudian dikepal. Rupanya produk mereka berupa abon yang menjadi isian nasi itu.
Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba, siswa-siswa yang sedang dalam masa pertumbuhan seperti kami (yang sulit dibedakan antara kelaparan atau doyan) dengan senang hati menerima nasi kepal gratisan itu *yeay, lumayan*

Bahkan setelah memakannya (beberapa buah) kami baru bertanya, "Ini emang abonnya istimewanya apa? Terbuat dari apa, sih?"
Dan teman kami hanya menjawab, "bentar lagi diliat aja presentasinya..ntar juga tau.."

Dan kemudian mulailah mereka melakukan presentasi,
"...Ya, teman-teman.. dan judul karya tulis ilmiah kami adalah "Abon Cacing sebagai Alternatif blablabla..".."

Apppaaaa?
A-bon ca-cing?

heuheu, dan ketika itu wajah penonton ada yang terlihat melongo tak percaya, agak mau muntah, dan ada yang pasrah-pasrah saja. Mau bagaimana lagi..sudah masuk perut. Saya juga sempat makan sepotong waktu itu, rasanya, ya.. pas belum tahu sih biasa aja.. mirip dengan suiran ayam. Tapi sekarang kalau ditawari lagi kayaknya saya ga akan mau >.<

-----

Selanjutnya saya jadi teringat hal lain. Tapi kali ini bukan tentang makanan.
Ada yang pernah baca novel "Pride and Prejudice" ? Ini sebenarnya novel yang sangat lawas ( diterbitkan pertama kali waktu abad ke-18 kalau ga salah). Tapi novel ini termasuk fenomenal hingga berulang kali dicetak ulang dan diterjemahkan ke berbagai bahasa (termasuk bahasa Indonesia). Dan juga novel ini pernah difilmkan dan dibuat serial tv-nya di BBC.

Sebenarnya cerita novel ini tergolong "standar". Menceritaka tentang lika-liku seuah kisah percintaan di Inggris pada abad ke-18 antara seorang pria bangsawan kelas atas dan seorang gadis kelas menengah. Yang membuat kisah ini semakin klise adalah hubungan mereka yang awalnya benci, sering bertengkar tapi setelah mengetahui sifat masing-masing akhirnya jatuh cinta (berasa de javu ^.^"). Dan kisah ini pun berakhir seperti dongeng putri-putri di cerita walt disney, happily ever after..

Walaupun sekilas terlihat standar, kisah ini tetap seru untuk diikuti.

Ya, tapi setelah membacanya kita mungkin akan sedikit berpikir bahwa kisah ini agak "too good to be true". Bagaimana tidak, tokoh pria (Darcy) yang digambarkan sebagai pria yang terlihat dingin dan sombong namun sebenarnya baik, tampan, lagi kaya, hehe.. akhirnya bersama dengan Ellizabeth yang cantik, tapi cerdas dan pemberani.

Mungkin jika membaca novel ini kita akan berpikir bahwa ini sedikit banyak adalah pengalaman sang penulis. Atau setidaknya sang penulis juga punya kisah cinta yang tak jauh indahnya dari kisah yang ia tulis.

Hmm..
Nyatanya tidak. Jane Austen, sang peulis novel, adalah seorang wanita yang tidak menikah. Katanya ia pernah memiliki seorang kekasih, namun ternyata hubungan mereka kandas karena tidak direstui keluarga sang pria. Kemudian setelah itu Jane memutuska sendiri dan tak menikah hingga ia meninggal di usia 41 tahun.

Ironis, ya..
ternyata kisah cinta yang sedemikian manis dan memiliki akhir yang indah ditulis oleh seseorang yang bahkan merasakan kisah cinta yang tragis.

-----
terus hubungannya apa?

Hmm..
Ya, saya jadi berpikir, dari ketiga kisah tadi, bahwa ada (mungkin banyak) hal-hal indah yang kita lihat bahkan nikmati di dunia ini menyimpan hal-hal yang sebenarnya tidak menyenangkan. banyak hal-hal yang menurut kita menyenangkan diolah sedemikian rupa dari hal-hal yang justru nampak tak menyenangkan.

Karena apa? Karena ada mereka-mereka yang memilih untuk mengolah segenap ketidak-enakan atau rasa pahit tadi. Ada mereka-mereka yang menyembunyikan sensasi 'tidak enak' sayuran dalam lezatnya adonan. Atau sedemikian rupa mengolah cacing yang 'menjijikan' tapi bermanfaat menjadi makanan yang bisa orang lain makan. Atau menjadikan kisah pahit sendiri justru sebagai amunisi untuk membuat kisah manis nan romantis yang disukai.

Iya, di kehidupan ini selalu ada yang begitu..
Selalu ada yang membiaskan gerimis di matanya agar dapat mempersembahkan lengkung senyum layaknya pelangi.

ah,..

Dan entah, kisah-kisah tadi semakin membuat saya meyakini prinsip ini,

masalah kita adalah urusan kita sendiri..
tugas kita hanyalah memberikan senyum yang baik bagi orang lain, jangan sampai mereka terbebani dengan masalah yang sebenarnya bisa kita atasi sendiri

-----

Semua orang pasti punya 'ketidakenakannya' masing-masing, punya ujiannya sendiri..
Tapi kita selalu bisa memilih untuk berakhlak bagaimana terhadap ujian itu.


>.<
#ntms


No comments:

Post a Comment