Hai, kamu..
sudah berapa waktu kita tidak bertemu ?
Akhir-akhir ini aku jadi curiga kau sudah membuat janji dengan hujan. Ya, membuat janji untuk mendatangiku jarang-jarang. Semenjak aku di sini, di tempat ramai tapi sepi ini, entah mengapa kalian terlihat tega membiarkan aku sendiri. Tapi aku selalu yakin kau juga seperti hujan, jika lama tak datang, ia hanya tengah berkelana mengumpulkan uap air terbaik dari segenap samudera untuk kemudian menemuiku dengan rinai terbaiknya.
Kau tahu? Akhir-akhir ini sebenarnya aku tengah belajar untuk lebih banyak diam. Karena aku tahu rindu layaknya kelaparan yang tidak akan membuat kita kenyang jika hanya diucapkan. Dan sebenarnya pun aku sungguh khawatir kau akan bosan, bosan jika terus menerus kurindukan.
Iya, sungguh..
Ada masa-masa dimana aku khawatir kau akan merasa bosan. Bosan dengan coklat-coklat yang terselip di bawah bantal atau pada saku jaket kesayanganmu itu. Bosan dengan surat-surat setiap tanggal sembilan belas. Bosan dengan pesan-pesan singkat pada ponselmu. Dan pada akhirnya bosan dengan kehadiranku. Ah, sungguh maafkan aku.. aku hanya tak tahu bagaimana mengejawantahkan cinta yang setiap harinya bertumbuh secara eksponensial ini. Sungguh, 'seberlebihan' ini pun sebenarnya sudah banyak yang aku kurangi. Jika tidak, mungkin kau akan kuyup kuhujani dengan puisi setiap hari.
Ketika di dekatmu pun aku ingin sekali belajar untuk lebih diam karena seringnya kita menghabiskan jumpa kita dengan bercerita. Tidak. Bukan saling bercerita tentu saja, karena seringnya akulah yang banyak berceloteh. Tentang kejadian-kejadian yang kualami, kekesalan yang tertunda, mimpi-mimpi, atau buku yang baru saja aku baca. Aku kini ingin belajar lebih diam. Makanya kini aku lebih sering memaksamu yang bercerita, tentang apa saja, tak peduli penting atau tidak. Ya, agar kau pada akhirnya juga paham bahwa yang terpenting bagiku bukanlah selalu didengarkan, tapi kebersamaan. Denganmu.
Ah, aku mulai meracau kemana-mana..
terakhir
(terakhir untuk racauanku yang kali ini, aku tak bisa berjanji untuk tak menyambungnya lain kali, hehe)
aku minta.. suatu hari kala cinta kita telah mendewasa dan akhirnya makin menua
ketika cinta bukan lagi layaknya remaja malu-malu dengan debar jantung laksana desing peluru jika bertemu
ajari lagi aku untuk tetap menggenggam tanganmu, tetap bersama melangkah perlahan sampai akhir perjalanan
ajari aku lagi bagaimana tetap membuatmu bahagia tanpa bosan
------
Percayalah.. di balik setiap langkah tergesa pergimu akan selalu ada aku yang tak akan bosan menunggu..
:')
T.T
ReplyDeleteterkadang bosan itu akan menjadi sebabnya rindu, dan rindu.. ah kau mungkin lebih tau apa artinya rindu..