Sunday, October 5, 2014

Catatan Hati Seorang Ibu Hamil (Part 1)


PERINGATAN
Jika anda membaca tulisan ini karena ingin mendapat ilmu-ilmu seputar kehamilan maka sebaiknya anda segera berhenti membacanya karena ini hanyalah racauan seorang perempuan hamil yang tidak bisa tidur.

WASPADALAH!

*****



Dulu sebelum hamil, bahkan sebelum menikah, saya sesekali suka membaca artikel atau buku-buku tentang tumbuh kembang anak, parenting, dan tema lain seputaran hal itu. Atau setidaknya jika di materi kuliah sedikit membahas tentang kehamilan serta perkembangan bayi atau anak, saya biasanya akan lebih serius memasang telinga. Tapi begitu akhirnya saya menemukan bahwa ternyata saya hamil (?) saya jadi merasa begitu tidak tahu apa-apa. Tetiba jadi serba bingung. Mungkin mirip dengan situasi ketika seseorang telah cukup lama belajar bela diri namun ketika bertemu dengan penjahat asli justru hanya bisa berteriak dan ingin lari. Ah..

Semenjak saat itu, karena perasaan sangat khawatir dan merasa tak tahu apa-apa, segala hal tentang kehamilan selalu saya cari, baca, tonton, dan dengarkan. Segala informasi atau sekedar perkataan selewat orang, jika itu tentang kehamilan atau melahirkan, seringnya saya cari tahu lebih dalam.

Belum lagi persiapan seperti tempat melahirkan, kelengkapan bayi, dan sebagainya..sebagainya..

Ya, sepertinya tidak ada yang salah memang. Semua calon ibu, apalagi yang tengah mengandung anak pertama, mungkin juga mengalami "persiapan heboh" dan rasa cemas yang hampir sama.

Ya,..sepertinya memang tidak ada yang salah..

benarkah?

*****

Entahlah, saya tak tak yakin betul.. tapi sepertinya memang ada yang salah. Hati saya masih merasa gelisah -walau sudah berusaha menyiapkan sebaik mungkin- sepertinya segala yang telah dilakukan belum cukup membuat tenang.

Ah, namun segala puji bagi Allah, jawaban atas kegelisahan itu tetiba saja muncul dari arah yang tak terduga..

Pada suatu hari di sebuah grup pesan instan dimana saya tergabug di dalamnya, ada seorang saudari yang berkata bahwa esok hari dia akan mengikuti sidang. Sidang untuk menguji kemampuan dan hasil risetnya untuk menentukan apakah ia layak mendapatkan gelar S2. Ya, begitu kalau saya tidak salah ingat.

Seperti biasa, seperti anggota grup lainnya, dan seperti kejadian-kejadian penting lainnya (sidang kelulusan, ujian, pernikahan, kelahiran, dsb), ia pun meminta doa pada kami semua. Kalau yang lain minta untuk dimudahkan, minta dilancarkan menjawabnya, minta supaya hati pengujinya dilembutkan, dia justru meminta..

"Mohon doanya ya, teman-teman.. supaya ketika sidang besok saya tidak lupa untuk tetap mengandalkan Allah saja.."

*nyes*
Rasanya sejuk sekaligus menohok ketika membaca permintaannya :'(
Leleh semua rasanya gumpalan kegelisahan yang selama ini menyesaki diri saya.

Ah, iya.. ini hal yang sepertinya paling penting namun paling sering terlupa. Seringnya tanpa sadar di situasi genting yang sifatnya duniawi seperti sidang, atau mungkin dalam kasus saya seperti peristiwa melahirkan, kita (saya) terlalu berharap pada kemudahan atau pertolongan yang dihasilkan oleh mahluk. Entah itu bantuan dan semangat dari suami, keluarga, teman-teman. Entah itu kemurahan hati dosen (atau dalam kasus saya, dokter kandungan paling oke dan berpengalaman lah.. rumah sakit dan peralatan pasca melahirkan yang lengkaplah..). Atau bahkan kemampuan diri kita sendiri..
Padahal inilah saatnya (harusnya setiap saat sih >.<) kita bergantung sepenuhnya pada Allah saja..

Laa haula wa laa quwwata illa billah..

Dan dengan kebergantungan yang seutuhnya itu, kita yang lemah ini bisa berharap semoga Allah karuniakan pula pertolongan dan petunjuk-Nya dengan seutuhnya..

*****

Ah, lintang..
mengapa sering sekali lupa?
Tak ingatkah dimana bunda Hajar akhirnya menemukan air bagi Ismail kecil?
Tak ingatkah bagaimana akhirnya pasukan ahzab bisa dipukul mundur pada perang khandaq?
Bukankah manusia-manusia pendahulu nan mulia itu telah mengajarkan bagaimana memposisikan ikhtiar terhadap tawakal?

semoga..semoga masih ada waktu untuk memperbaiki diri >.<








kakak sayang...
ijinkan kami kelak menyambutmu tidak hanya dengan cinta, ya
namun juga dengan keimanan terbaik yang kami punya..



No comments:

Post a Comment