Wednesday, June 26, 2013

Antara Aku, Kau, dan Dia


Hai, diri..

Berharap kita diperlakukan dengan baik hanya karena kita (merasa) adalah orang yang baik atau telah berbuat baik adalah hal yang konyol. Sama saja seperti seseorang yang berharap tidak diseruduk banteng hanya karena ia vegetarian. 



Ah, iya. Sepertinya memang demikian. Dengan gegabah sering merasa diperlakukan tidak adil hanya karena orang lain tidak membalas perilaku diri yang (dirasa) sudah baik. Seolah lupa bahwa selalu ada Dia yang ada di antara setiap hubungan dan interaksi yang ada dan Dia pula sebaik-baik pemberi balasan atas (bahkan) sebesar atom perbuatan.

Begitu juga sebaliknya, sering merasa telah melakukan sesuatu yang seharusnya ketika menyakiti, berperilaku kasar, membuat yang lain tak nyaman hati hanya karena sebelumnya diri telah diperlakukan seperti itu oleh orang tersebut. Hei, sejak kapan kau boleh serta merta "membegitukan" orang hanya karena kau telah "dibegitukan"???

Sekali lagi bukankah selalu ada Dia diantara kita? Yang seharusnya selalu menjadi penyebab utama dan pertama atas apa yang terbesit, terlaku, dan terkata.



Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan. (QS Al Kahfi: 44)











---------------------------------------------------------------

dan ketika kau bertanya mengapa aku sebegitu yakin dan merasa baik-baik saja?
ah, entahlah..
aku hanya percaya bahwa ini adalah sebuah segitiga antara aku, kau, dan Dia..
ya, selalu ada Dia
itu yang membuat semuanya akan selalu baik-baik saja.

Kau juga percaya, kan?
:D

No comments:

Post a Comment