Thursday, June 7, 2012

Tentang Ilmu

June 07, 2012 0 Comments
Tidak ada yang mampu menundukkan dan menjinakkan semuanya, kecuali dengan ilmu.


Bukan, bukan ilmu yang ada di kepalamu, sebab apa guna ilmu yang hanya sekedar hafalan.
Tapi ilmu yang ada di hati, sebab ia sudah menjadi karakter dalam diri.


Allah menyindir orang berilmu yang tidak menjadi manfaat bagi dirinya
seperti keledai yang membawa tumpukan buku di punggungnya.


Ilmu itu seharusnya menjadi karakter, bukan sekedar hafalan.
Memang tahapannya baca, hafal, laksanakan dan rasakan, kemudian menjadi karakter.








Bersabarlah kawan, ilmu dari otak untuk sampai ke hati
Butuh istiqomah.
Perkuat alasanmu, kenapa kau melakukan itu.

( “Belajar Menuju Ihsan” – Bambang Achdiat )




Wednesday, June 6, 2012

Mengeja Hujan

June 06, 2012 0 Comments
Tadi senja meninggalkanku begitu saja
tanpa rona
hanya menyisakan langit yang sedari siang memang kelam tertutup awan

kemudian malam pun datang
malam ini tak adakah untukku sepotong rembulan?
tak..
atau..atau..sekerlip saja bintang?
tak juga

aku terduduk
tertunduk..
kemudian..
ah..ada bulir yang mengalir
menangis ?
tidak,aku tak sedang menangis..
ini hujan..
hujan datang

mungkin kau sudah bosan mendengar betapa aku menyukai hujan
tapi tahukah kau
pada hujan sering kali kumengeja namamu pelan-pelan
berharap Ia berkenan memberimu sejuta kebaikan

tak terkecuali  pada hujan malam ini




Percayalah, Aku Bahagia

June 06, 2012 2 Comments


Bahkan di saat sepertinya aku jatuh begitu jauh
menggigit bibir agar tak sampai mengeluh
percayalah saat itu aku tengah bahagia

walau seolah kumeniti setapak ini dengan merangkak
terlihat menahan perih atas mimpi yang retak
percayalah aku sungguh tengah bahagia

dan meski kadang terisak dan mataku berkaca
tak perlu ada tanya
percayalah aku bahagia

karena aku percaya
bahagia bukanlah tentang apa yang kumiliki dan apa yang tiada
bukan sekedar tentang aku yang selalu menang dan tak pernah berderai air mata
namun bahagia adalah tentang bagaimana dalam menapak hidup ini kuberusaha menjadikan sabar dan syukur untuk berkendara

Tuesday, June 5, 2012

Patah Hati

June 05, 2012 1 Comments







yang aku takutkan
bukan tercorengnya muka
karena lambat laun ia kan memudar oleh masa
bukan juga terasingnya diri
karena bukankah tanpa adanya hal ini pun teman akan selalu datang dan pergi?
 

yang aku takuti adalah patah dan rusaknya hati
jika itu terjadi
maka kemana DIA kan menjatuhkan pandangan-Nya nanti?











*fokus,lintang!


ingat tentang bagaimana kau ingin Allah memandangmu kelak >.<

Monday, June 4, 2012

Terimakasih Sudah Kecewa Padaku

June 04, 2012 3 Comments



Sudah berapa kali aku membuatmu menangis?
Ya, pastinya menangis versimu.

Sekarang pun masih sama. Sama seperti setiap kali aku berani menentang keputusanmu, dengan caraku. Kuhanya ingin engkau tahu, bukan sekedar ingin menguji kekuatanmu atau mengetes perhatianmu, karena aku bukan Tuhan. Tapi aku ingin engkau tahu, aku juga punya dunia yang ingin kuselamatkan.

Sunday, June 3, 2012

Sekotak Brownis Untukmu

June 03, 2012 2 Comments

Siang yang cerah berawan. Nampaknya nanti sore akan hujan. Ah..pelangi..semoga hujan sore ini membawa pelangi, kalau tak ada..hmm, rona senja pun tak mengapa. Yah,tak mengapa.

Ah,lagi-lagi meracau..
sekarang saat nya kembali memfokuskan perhatian ke jalan setelah sejenak langit yang cerah berawan sedikit mengalihkan perhatian.
*memperhatikan jalan ? ngapain ?
ya,memperhatikan jalan,lebih tepatnya menunggu angkot.

Haa..akhirnya datang juga...angkotnya.
Segera saja saya naik dan mengambil posisi duduk di samping pak supir yang sedang bekerja, mengendarai angkot supaya baik jalannya..heyy..tuktiktaktiktuktiktaktiktuktiktaktiktuk *cukup,lintang.
Hari itu saya akan ke masjid Salman untuk bertemu beberapa teman dalam sesuatu kegiatan untuk membicarakan sesuatu urusan yang suatu saat nanti insyaAllah akan menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Ada yang sedikit spesial hari ini;selain martabak di simpang yang selalu menyediakan menu martabak asin spesial,istimewa dan super spesial; hari ini saya membawa sekotak brownis lezat buatan ibu saya tercinta,oleh-oleh mudik,hoho. Lumayan, bisa dibagi ke temen-temen.

Saat hampir sampai di jalan ganesha saya merogoh-rogoh tas untuk mencari dompet. Dan..haaaaa..saya lupa (lagi-lagi) ga bawa dompet >.<
Lalu saya berinisiatif untuk menelepon teman saya,siapa tau dia bisa menjemput ke tempat angkot saya berhenti dan saya bisa meminjam uang untuk membayar ongkos.
"assalamu'alaykum,lagi dimana? ditunggu di depan Boromeus yak,sekarang! urgent.."
"eh..oh..emang mau ngapain? Lagi di annex nih"
"haaa..gimana dong ya? haduh ya udah deh..makasi ya"
tut tut tut tut..tukang jualan tutut lewat. Ho..maksudnya bunyi telepon ditutut,eh ditutup -_-a

haduh gimana dong ini, udah mau nyampe,tapi ga ada sepeser pun uang di tas. Dan ternyata semua penumpang sudah turun..huaa..
sambil berpikir gimana cara dapet ongkos,tak terasa ternyata angkot sudah melaju dan sekarang sudah ada di depan Dukoms*l Dago..huaa..

Tiba-tiba sang rusa eh..sang supir berkata pada saya,
"Neng,mau turun dimana? saya mau belok dan balik lagi ke Dago ini..soalnya penumpangnya udah pada turun"
"emm..begini,pak..sebenarnya saya lupa bawa dompet,kosan saya ada di Dago,boleh ga pak saya ikut sampe dago dan turun deket kosan saya? terus nanti saya ke kosan sebentar ngambil dompet dan bayar ke bapak?"
haduh..@_@
"oh,gitu,ya udah gapapa atuh neng. Ikut aja sampe Dago,ga usah bayar,da bapak juga sekalian puter balik "
"wah,alhamdulillah,makasi banyak ya,pak"
Alhamdulillah pak supirnya baik banget,apa yang bisa saya berikan ya untuk membalasnya,hmmm..aha..

Beberapa saat kemudian angkot itu sudah sampai di depan gang menuju kosan saya.
"kiri,pak"
"disini,neng?"
"iya,pak. Terimakasih banyak ya,pak. Oia,ini ada sedikit buat bapak .."
kemudian saya menyodorkan sekotak brownis spesial buatan ibu saya -yang bahkan aromanya pun sedari tadi sudah membuat perut saya karaokean-.
"waduh, ga usah neng..saya ikhlas kok.."
"iya..saya juga ikhlas kok,maaf ya pak merepotkan "
"wah,si neng,ya sudah..terimakasih ya neng.."

Ya dan akhirnya saya kembali lagi ke kosan untuk mengambil dompet.
fiuhh..

--------------------

haduh..saya memang agak pelupa untuk beberapa hal. Entah sudah berapa puluh payung yang hilang karena saya lupa meletakkannya,berapa kali kasus dompet ketinggalan,ah..
*dan bahkan mungkin ada yang menduga alamat email saya yang (katanya) alay itu terinspirasi dari sifat pelupa saya,padahal kalo yang itu bukan sih.


Tapi terkadang saya sangat mensyukuri sifat pelupa ini, karena pelupa terkadang hidup saya berjalan jauh lebih ringan. Ketika mengalami sebuah kegagalan dan kesedihan, beberapa jam kemudian saya sudah bisa lupa bagaimana rasa sedihnya dan kembali tersenyum seperti biasa. Ketika marah pada seseorang, terkadang hanya dalam beberapa menit saja saya sudah bisa lupa akan rasa marah itu, dan parahnya begitu juga sebaliknya,kalau ada yang marah-marah pada saya,saya akan cepat lupa (bukan konten marahnya sih,tapi suasana kemarahannya).

Bahkan pernah pada suatu wawancara untuk sebuah seleksi, ada salah satu pertanyaan yang diajukan oleh tim penanya,
"apa hal yang membuat kamu paling bersedih hingga saat ini atau apa pengalaman terpahit yang kamu rasakan?"
Hmm..dan saya sangat lama sekali mengingatnya..
"hmm... apa ya? sedih? pengalaman terpahit? apa ya? kayaknya udah ga ada. kalaupun ada, sepertinya  saya lupa meletakkannya di laci memori yang sebelah mana dalam otak saya"

Forgive but never forget
Pengalaman buruk akan sebuah kesalahan sering berteman baik dengan ingatan, hingga akhirnya mereka menikah dan melahirkan dendam. Ya,dendam..sebuah ingatan dan penghayatan berlebihan terhadap rasa sakit di masa lalu. Ah,mengerikan. Bahkan kemaafan pun hanya bisa membuatnya hilang sementara.
Lupalah obat yang sebenarnya..butuh keihklasan yang sangat untuk melupakan,bahkan lebih dari yang kau butuhkan saat sekedar memaafkan.

Ah..betapa indahnya lupa..
Lupa akan hal-hal yang membuat sempit di dada
Lupa pada tangis akan sebuah luka
Bahkan lupa pada bahagia dan suka cita yang sering kali membuat terlena

Lalu,
"Nikmat-Nya yang manakah yang kan kau dustakan ?"
:')



Hari ini
Telah kutitipkan semua pada mentari yang terbenam
Telah kuhanyutkan di sungai penglupaan
Bila pun kembali
Maka akan kutemui semua itu di terbitnya sang mentari
Atau pada gerimis menyejukkan di penghujung kemarau nanti




Monday, May 28, 2012

Setabah Hujan di Bulan Juni

May 28, 2012 0 Comments

“tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu” 



― Sapardi Djoko DamonoHujan Bulan Juni







tabah,bijak,dan ariflah (seperti hujan bulan juni) di bulan juni nanti..