Thursday, October 10, 2013

Hai


Hai, selamat bertemu lagi..
meski kusudah lama menghindarimu
sial-kulah kau ada di sini

Pagi ini sebenarnya indah sekali, matahari yang terlihat dari beranda lantai tiga sejatinya sudah cukup membuat hati menghangat. Alhamdulillah..



Ah, tapi entah mengapa, demi melihat kalender dan tahu kalau ini adalah hari dimana saya harus menemui seseorang -yang sejatinya sungguh sedang tidak ingin saya temui- suasana hati saya sungguh sedemikian cepat berubah menjadi tak nyaman. Lalu kemudian, dengan penuh kesungguhan saya berdoa, "Ya Allah semoga siang ini pertemuan itu tidak harus terjadi.. hamba mohon..hamba mohon.."

Kemudian saya jalani pagi dengan pasrah saja, walaupun tetap dengan remah harap bahwa Allah akan mengijinkan tiadanya pertemuan nanti siang. Lalu ketika menjelang siang, saya mengirim pesan pada seorang teman,
"eh, siang ini ketemunya dimana, ya?"
ga jadi, dong..plis..plis..ga jadi aja >.<
dan sesaat kemudian dibalas,
"siang ini ga jadi. beliau mendadak sakit.."

Alhamdulillah.. ^_^
eh, innalilahi O_O
astaghfirullah.. >.<

ya Allah, terkabul beneran ya ini?
tapi beliaunya jadi sakit, huaa.. ya, tapi ini qadarullah juga, sih..
huks..huks..
semoga beliau segera sembuh dan sakitnya ini dapat menjadi penggugur dosa serta jalan hidayah.
hua.. sungguh, sebenarnya saya sayang padanya hanya saja-karena satu, dua, tiga, dan empat hal- sedang sangaaaat tak ingin berjumpa.

-----

jadi mau cerita apa sih, Lint?
entahlah, salah satu momen terkabulnya doa tadi siang mungkin salah satu mekanisme Allah untuk mengingatkan. Ya, mengingatkan saya bahwa saya masih punya senjata super bernama doa. Meski di tengah mendung ketidakjelasan dan carut-marutnya perasaan, saya kan masih bisa mendoakan.

Ya, dan lagi, di tengah mendung ketidakjelasan dan carut-marutnya perasaan mungkin juga ini mekanisme Allah untuk mendidik saya. Bagaimana menggenggam erat kesabaran agar nanti ketika lapang rasa syukur tidak berlepasan. Dan bagaimana juga mensyukuri yang nano-nano ini sehingga nanti lebih siap bersabar atas sedikit pahit-pahit atau justru rasa super manis yang bisa saja membuat lupa diri.

tidak mungkin bersabar ia yang tak pandai bersyukur
dan tidak dapat bersyukur orang yang tak mampu bersabar..




No comments:

Post a Comment