Saturday, September 7, 2013

Kehujanan


Entah sudah berapa kali kukatakan dan mungkin membuatmu cukup bosan, tapi lagi-lagi hal ini ingin kukatakan, aku mencintai hujan. 

Ya, aku sungguh mencintai hujan tapi percayalah.. aku tak menyukai rasa cemasku yang muncul karena tahu dirimu menjadi demam karena kehujanan. Ah, kau tak tahu kan ada yang tak sanggup memejamkan mata sebelum tahu dan yakin dirimu baik-baik saja. Dan konyolnya orang itu salah satunya mungkin aku. (sungguh, aku tak berani bilang bahwa aku satu-satunya, karena hampir pasti ada orang lain yang juga begitu. Ya, ibumu. Yang selalu kau ceritakan dan banggakan itu. Ah, seandainya suatu saat nanti kami bisa bertemu, berbincang, dan.. maaf, lupakan!)



Kembali tentang dirimu yang kehujanan, aku tidak akan mengajakmu untuk mempertanyakan (atau bahkan mempersalahkan) hujan, karena aku yakin kau adalah orang yang sangat paham arti bersabar dan bersyukur walaupun peristiwa kehujanan itu kini membuatmu meriang. Dan aku pun yakin kau orang yang pandai mengambil pelajaran sehingga esok-esok kau tak akan lupa membawa jas hujan ataupun memenuhi hak tubuhmu dengan makanan-makanan yang menyehatkan. Aku hanya ingin mengajakmu sekali lagi untuk belajar dari hujan yang membuatmu kehujanan ini.

Lihatlah ia, perhatikan dari mana ia berasal. Air laut yang asin, genangan air di tempat becek, ataupun air yang mengalir di parit-parit, mereka semua terangkat ke langit tinggi membentuk uap, berubah menjadi awan hitam, kemudian kembali ke bumi berbentuk air hujan yang segar dan bersih.

Maka seperti itu juga hatimu- yang akhir-akhir ini mungkin tak sengaja tergores oleh mereka, yang berkali-kali ditikam rindu untuk yang belum tentu, yang mungkin sering terjatuh di lubang sombong, dengki, amarah, dan sebagainya- bawalah hatimu ke langit tinggi, dan lihatlah apa yang akan kembali. :)


Jika Anda tidak mampu menatap ke depan karena masa depan yang kelam, tidak pula mampu memandang ke belakang karena masa lalu yang menyakitkan, maka lihatlah ke atas, niscaya akan Anda temukan Allah di hadapanmu, dan tersenyumlah!
Dr Yusuf Al Syubailiy

Baiklah, untuk kali ini cukup begitu saja. Kau butuh banyak istirahat nampaknya.
Ragaku undur diri, ya..
assalamu'alaykum ^_^

1 comment: