Tuesday, November 2, 2010

Siapa Takut Berkeluarga ?!

November 02, 2010 0 Comments
Catatan si Ika *

Siapa yang masih takut untuk berkeluarga?
saya?
anda?
atau dia?
kenapa harus takut??
(hoho tenang2.. ini bukan merupakan salah satu kajian dari Sakolah Pra***** kok)


ya... memangnya kenapa harus takut, kita kan memang sekarang telah berstatus berkeluarga dengan seorang ayah,seorang ibu,kakak-adik,nenek-kakek,pakdhe-budhe,dll.
tapi apa kita sudah berkeluarga dengan benar?

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (Qs. at-Tahriim: 6)

sudahkah kita berkeluarga dengan benar dengan menjalankan ayat di atas?

Lihatlah ibu kita yang telah bersusah payah mengandung,melahirkan dan membesarkan kita
tataplah ayah kita yang tanpa enggan membanting tulang hanya untuk memenuhi segala yang kita inginkan
atau pandanglah adik atau kakak kita yang selalu membersamai kita entah di saat berurai air mata atau tengah terlena dalam tawa
lalu apakah kita rela sedikit saja kulit mereka tersentuh api neraka???

Syeikh Said Hawwa mengatakan bahwa, ketika kita ingin membangun sebuah peradaban yang islami,maka harus dimulai dari membentuk pribadi yang islami dan keluarga yang islami. Kita terkadang terlalu sibuk untuk mengajak orang lain pada kebaikan dan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan di luar rumah hingga terkadang melupakan bahwa keluarga kita memiliki hak yang lebih besar untuk diajak kepada kebaikan dan dihindarkan dari kemungkaran.
Mengajak keluarga pada kebaikan atau berda'wah dalam keluarga bisa dimulai dari hal-hal yang kecil,misalnya membiasakan shalat berjama'ah,mengajari adik kita mengaji,atau hanya sekedar mencolek (emangnya sabun?) ayah kita untuk pergi ke masjid bersama.

Memang terkadang semuanya tak berjalan semulus itu. Tak bisa dipungkiri terkadang hal-hal tersebut sulit dilakukan atau bahkan terkadang mengalami penolakan. Hingga tak jarang terdengar nada miring
"anak bau kencur tau apa sih? sok-sokan nasehatin orang tua"
"apaan sih sok alim?"
"wah jangan-jangan kamu ikut aliran sesat??"
bila hal itu terjadi kita tidak boleh berputus asa,bukankah ayah Nabi Ibrahim pun adalah seorang penyembah berhala dan Nabi Ibrahim tetap menda'wahinya?
Lagi pula kan katanya kita sayang pada keluarga kita..masih tetep ga mau kan mereka nantinya tersentuh api neraka??

Ya..tapi hidayah itu merupakan hak prerogatif Allah.
Sekeras apapun usaha kita Allah-lah yang menentukan pada siapa hidayah itu layak diberikan.Bahkan seorang Nabi Nuh pun tak berdaya menyelamatkan istri dan buahhatinya dari jurang kekafiran,jadi yang terpenting adalah kita tetap berusaha untuk berda'wah di keluarga kita.
Keluarga haruslah tetap menjadi prioritas pertama yang kita da'wahi.
Lagipula bukankah da'wah ini adalah untuk kepentingan diri kita pribadi,karena tak mungkin jika kita mengharapkan pahala yang banyak jika hanya mengandalakan amalan pribadi kita.

"jika Allah memberi hidaya kepada seseorang lewat perantaraanmu,itu lebih baih bagimu dari pada setiap yang disinari matahari." (HR ath-Thabrani)

jadi siapkanlah pena untuk menuliskan rencana da'wah kita pada keluarga namun serahkanlah penghapusnya pada Allah.
Semoga dikemudian hari kita tidak termasuk orang yang menyesal karena melalaikan da'wah terhadap keluarga kita sendiri.

Jadi sudah siap untuk berkeluarga dengan benar??
wallahu'alam bishowwab


*catatan si Ika (ifthar kamis)

Monday, November 1, 2010

(...)

November 01, 2010 0 Comments
menunduk sedalam-dalamnya
seakan enggan menatap dunia

berusaha menutup muka
entah akan kusembunyikan dimana

berharap semua menjadi amnesia
agar tak ada lagi yang ingat kisah yang disaksikannya

kuharap semua luruh
terhanyut sungai ke samudera jauh

sesaat ingin jadi debu yang dihempas
menghilang tanpa bekas

ingin pergi mengunci diri
sepi..
hilang
melupakan
dilupakan

Friday, October 15, 2010

Saturday, October 9, 2010

Intrapreneur

October 09, 2010 0 Comments
Intrapreneur merupakan kependekan dari intraorganization entrepreneur. Kalau entrepreneur diartikan sebagai orang yang memiliki daya, upaya, dan usaha secara mandiri, maka intraorganization entrepreneur berarti orang yang memiliki jiwa entrepreneur tetapi berstatus sebagai pegawai di suatu perusahaan. Jadi, seorang intrapreneur tidak memiliki usaha secara mandiri, melainkan bekerja pada suatu perusahaan. Namun, ia memiliki daya dan potensi menjadi entrepreneur karena karakteristik yang dimilikinya.

Tunggu dulu,,
saya disini tidak sedang memprovokasi seseorang untuk memilih menjadi entrepreneur atau intrapreneur.
Tidak juga sedang memaparkan sebuah telaah tentang manajemen karena akan sama saja seperti seorang pelukis yang diminta untuk menjelaskan tentang cara meracik obat.
Saya hanya sedang merangkai manik kata menjadi sebuah kalung hikmah yang layak untuk saya bagikan pada teman-teman.(semoga)

Kita tentu banyak mendengar bahwa biasanya seorang entrepreneur memiliki penghasilan yang lebih tinggi daripada pegawai biasa. namun untuk meraih semua itu ia harus siap bekerja keras dan menyiapkan mentalnya untuk bersakit-sakit dahulu.
Selain itu,entrepreneur harus memiliki mental "memberi", dia harus siap untuk memberi lebih banyak kepada perusahaannya, siap mensejahterakan karyawannya, siap untuk tidak bergaya hidup mewah terlebih dahulu.
Hal-hal tersebut memang lumrah dilakukan karena luar biasanya resiko dan tantangan yang senantiasa menemani seorang entrepreneur. Memberikan upaya terbaik dan inovasi sepertinya telah menjadi harga mati bagi seorang entrepreneur.

Berbeda dengan seorang intrapreneur. Ia berada di zona yang jauh lebih nyaman,gaji setiap bulan,belum lagi berbagai tunjangan.
Namun perlu kita ingat bahwa seorang intrapreneur bukanlah pegawai biasa yang hanya sekedar menuruti semua perintah atasan dan melaksanakan rutinitas seperti robot,ia adalah seseorang yang penuh dengan ide-ide brilian,penuh inovasi,dan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Ya..karena ada jiwa entrepreneur bersemayam di jiwanya.
Inilah konsep yang membuat saya tertarik, di zona nyaman yang bisa ia nikmati "hanya" dengan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan, seorang intrapreneur tak tinggal diam. Ia terus melakukan inovasi,senantiasa meng-up grade diri,dan memberikan usaha terbaik walaupun atasannya tak mengawasi.

Saya rasa kita semua harus menjadi seorang intrapreneur terlebih dahulu .
Karena kita sepertinya sedang berada di zona nyaman. Di bidang apapun. Kehidupan beragama,akademik,maupun organisasi. Kita tak sedang dikejar berbagai resiko raksasa ataupun cobaan yang luar biasa. Tak sedang terjadi konflik berdarah,tak juga ada penyakit berbahaya yang mewabah,tak juga kekhawatiran tiba-tiba akan tergulung air bah. Ya setidaknya setiap hari ada makanan yang kita makan dan kita masih bisa tidur beratapkan langit-langit kosan. Tapi seharusnya semua kenyamanan tadi tidak membuat kita berhenti bekerja keras dan memberikan yang terbaik.

Seorang intrapreneur tak akan berhenti melakukan perbaikan.Ya,kata orang amerika continuous improvement atau lazim disebut kaizen oleh orang Jepang.

''Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat).''(QS 59:18)

Dan seorang intrapreneur akan tetap  melakukan usaha yang terbaik walaupun tak ada yang mengawasi karena ia yakin Allah mengawasi.

"Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi kamu sekalian” (QS an-Nisaa’:1)

“Dan akulah yang menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah Yang Maha Mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu” (QS al-Maa-idah:117).


Lalu bila orang-orang sukses banyak lahir dari situasi yang penuh keterbatasan,seharusnya jauh lebih banyak lagi orang sukses yang lahir dari situasi yang penuh kemudahan.

Apalagi bagi seorang muslim,keadaan macam apapun bukanlah masalah

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukin, semua urusan baik baginya dan kebaikan ini tidak dimiliki oleh selain seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya.” {HR. Imam Muslim]




Jadi,di situasi yang penuh kemudahan dan fasilitas dari Allah ini,siapkah kita menjadi seorang INTRAPRENEUR??



wallahu'alam bishowab

terinspirsi oleh "Bincang Bisnis bersama Budi Djatmico

Tuesday, October 5, 2010

Sebelum Ia Pergi

October 05, 2010 0 Comments
Catatan si Ika*
Sebelum ia pergi
Ingin kuhayati tiap detik pertemuan ini
Karena mungkin kesempatan seperti ini enggan kembali
Sebelum ia pergi
dan semuanya kan tinggal sejarah
ingin kuregup sebanyak mungkin hikmah agar tak lagi langkahku tersalah..


emangnya siapa sih yang mau pergi?
kok sedih banget  kayaknya..
Dia yang akan pergi itu adalah
...
...
...
bulan syawal
ya setelah temannya yang begitu mulia, ramadhan, meninggalkan kita dalam balur kerinduan.,
kini giliran ia yang akan segera pergi meninggalkan kita.
maka sebelum ia pergi,jadilah orang yang "serakah" dalam meraih hikmah

Hikmah Bulan Syawal
 Ramadhan adalah sebuah pelatihan yang panjang bagi nafsu yang bangkang,kawah candra dimuka bagi jiwa-jiwa perindu surga untuk akhirnya meraih gelar taqwa. Dan bulan Syawal sejatinya saatnya kita menikmati kemenangan dan karunia yang Allah berikan sebagai imbalan bagi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa (walaupun karunia itu hanya sebagian yang sangat kecil daripada kenikmatan yang nantinya juga akan diberikan di akhirat).
Tapi mungkin banyak diantara kita yang mengeluhkan,
karunia? Rasanya di bulan Syawal ini saya justru banyak mendapat masalah.
Tunggu dulu..apakah karunia selalu berarti kesenangan dunia?
Karunia itu tidak selalu harus berupa materi,setiap hal yang membuat kita semakin dekat dengan Allah adalah karunia.
Setiap masalah yang membuat kita dekat dengan Allah adalah rizki.

Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ”Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan secara sempurna dan rahmat dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ” (Al-Baqarah: 155-157).

Dan boleh jadi ujian dan masalah-masalah yang kita rasakan adalah untuk menguji gelar ketaqwaan yang seharusnya kita dapatkan di bulan ramadhan

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut ayat 2-3)

 atau itu adalah cara Allah menjaga kebersihan hati setelah ramadhan..

Hadits dari Abu Hurairah dan Abi Said dari Nabi saw., bersabda: Setiap musibah yang menimpa seorang mukmin, berupa sakit yang berterusan, sakit yang biasa, kebingungan, kesedihan, kegundahan hingga duri yang menusuknya, maka pasti musibah itu akan menjadi penghapus bagi kesalahan-kesalahannya. (Mutafaq ‘alaih).

jadi masihkah kita akan mengeluhkan masalah yang sejatinya adalah sebuah anugerah yang sarat hikmah??




NB:
sebelum ia pergi,hayo udah pada puasa syawal belum???
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)


*Ika: Ifthar Kamis
Tulisan di atas terinspirasi oleh
Kajian Ifthar Kamis Gamais-Karim
Pembicara:kang Rendy Saputra
30 September 2010
pk 17.00-maghrib
@selasar hijau masjid Salman (di depan tmp Penitipan sepatu)

jangan lupa ya dateng ke Kajian Ifthar Kamis minggu ini..^^
ga ada lo ga rame..
(emang kalo lo ada yakin bakal rame? ^^V)

Sunday, October 3, 2010

Gayung Bersambut , Apa Daya Tangan Tak Sampai

October 03, 2010 2 Comments


Pepatah yang aneh..
Ya..pepatah yang terdengar asal comot dan main tempel sembarangan. Ahli bahasa Indonesia mungkin akan memprotesnya,ah..tapi ya sudahlah..anjing menggonggong..akar pun jadi. Wah..sepertinya saya makin merusak peribahasa yang ada.
Sebenarnya saya ingin menceritakan suatu kisah,sebuah kisah yang diangkat dari kejadian nyata dengan sedikit perubahan .Semoga kita bisa mengambil hikmahnya...

Alkisah hiduplah seorang akhwat keren (katanya) yang tidak boleh disebut namanya. Dia adalah seorang mahasiswi tingkat 2. Seperti halnya gadis lain sebayanya,akhwat keren yang tidak boleh disebut namanya ini memiliki sebuah keinginan,yaitu...menikah. Ya..menikah,siapa pula yang tak mau menikah?
Di setiap forum atau obrolan-obrolan yang membahas hal tersebut dia nampak begitu antusias,ketika ada teman-teman yang bertanya,"emang kapan mau nikah?" si akhwat keren yang ti..(haduh kepanjangan) ini pun menjawab dengan cengengesan,"as soon as possible..^^"
Tapi,walaupun si akhwat keren yang..(potong aja deh jadi "si akhwat" pada tulisan selanjutnya)
ya walaupun si akhwat ini terlihat sangat antusias pada hal yang namanya "pernikahan" ia sebenarnya sama sekali belum mempersiapkan diri untuk menikah,baik secara rohani,jasmani,maupun materi. Boro-boro baca buku-buku pranikah atau bahkan nyiapin proposal, kapan target usia ia menikah pun masih belum jelas.

Kemudian pada suatu hari di sebuah kajian,akhwat tersebut menyimak kajian beserta dua akhwat lain (sebut saja akhwat X dan akhwat Y). Tiba-tiba si pembicara menyinggung tentang masalah pernikahan, akhwat X pun langsung nyeletuk pada si akhwat keren yang tak boleh disebut namanya,
"Tuh..dengerin..cieeh yang mau nikah.."
dan si akhwat keren yang tak boleh disebut namanya itu pun berlagak tersipu malu.
"wahh..kamu mau nikah ya?kapan?" tanya akhwat Y.
"ya mau lah teh..siapa juga yang ga mau,tapi ya belum tau kapan" jawab akhwat keren yang tak boleh disebut namanya itu dengan santai.
"Ohh..udah ada calonnya?" tanya akhwat Y lagi.
"heuh? belum lah teh.."
"wah kebetulan..temen aku ada yang lagi nyari calon istri nih,kamu mau ga?"
"?????..."
"dia OK kok,aktivis,akademiknya ok,maisyah insyaAllah udah ada..cuma beda setahun sih ama kamu,terus kayaknya kamu cocok ama dia,gimana?"
"tapi..teh..saya belum nyiapin apa-apa..lagian kami kan sama sekali ga kenal.."
"lah justru bagus kan kalo belum kenal,tar ta'aruf dulu. Siapin aja proposalnya nanti teteh hubungin ke murobbinya biar semua diurus. Kalo belum tau kayak apa proposalnya tar teteh emailin.."
waduhh..speechless >.<
"saya pikir-pikir dulu ya teh.."
"ok..tar kabarin aja ya,beneran lo de.."

***
wuahh..si akhwat keren yang tak boleh disebut namanya ini merasa sangat bingung,ia tak menyangka akan ada orang yang menanggapi celetukannya tentang menikah dengan seserius ini.
ta'aruf..
proposal..
lamaran..
menikah..
ahh tidak..
memang menikah adalah impiannya ,tapi sama sekali tak terbayangkan semuanya kan secepat ini. Dia belum pernah mempersiapkan hal ini sama sekali,selama ini semuanya hanya sebatas kata. Dan sebentar lagi mimpinya itu tak hanya menjadi sebatas kata..ia kan menjadi nyata..
tapi..

***
"assalamu'alaykum.." sapa akhwat Y hangat.
"wa'alaykumussalam.." jawab akhwat ker..-_-"
"jadi gimana de?udah dipikirin?"
"alhamdulillah udah teh.."
"jadi?"
"hmmm..untuk saat ini saya belum siap teh..'afwan.." jawab si akhwat dengan suara bergetar.
"oh gitu ya,hmm..ok teteh ngerti. Padahal teteh ngerasa kalian bakal cocok banget,tapi ya udah ga papa mungkin emang belum jodoh.."
"'afwan ya teh,saya bener-bener takut mengecewakan,soalnya saya memang benar-benar belum siap. Mungkin selama ini bercanda saya keterlaluan,jadi orang malah mikir kalo saya bener-bener udah siap nikah,padahal saya ga ada persiapan sama sekali..."
"iya ga apa-apa. Segala sesuatu memang harus disiapin,hati-hati lho de..perkataan seorang muslim adalah do'a.."

***
Gayung bersambut..
ya..mimpi itu
yang telah lama terbayang dan terucapkan
tinggal selangkah menuju kenyataan
tapi
apa daya tangan tak sampai

kita tentu sering mendengar bahwa do'a harus disertai ikhtiar. Karena selama ini kita beranggapan do'a tersebut tak akan terwujud bila kita tak berikhtiar.
tapi..terkadang kita lupa bahwa Allah Maha Mengabulkan Do'a,terlepas dari semua ikhtiar kita,terkabulnya do'a adalah hal yang mudah bagi-Nya. 
Namun ikhtiar dan do'a ternyata memang dua sejoli yang tak pernah bisa berjalan sendiri-sendiri.
Do'a yang terkabul menuntut kesiapan kita untuk menerimanya,mensyukurinya,dan menikmatinya. Dan kesiapan tersebut tak lain adalah buah dari ikhtiar.

kesuksesan=kesempatan+kesiapan
seberapa banyak pun kesempatan yang datang,semua itu tak akan pernah berarti tanpa kesiapan .



untuk mimpi-mimpi yang sering terlewati... 

Saturday, October 2, 2010

Dakwah di Surga

October 02, 2010 2 Comments
Segolongan besar dari orang-orang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang kemudian, mereka bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan diatasnya berhadap-hadapan, mereka dikelilingi oleh anak-anak muda dengan membawa teko (cerek), cangkir-cangkir berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pusing meminumnya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa-apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan didalamnya ada bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan bagi apa yang mereka kerjakan. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka hanya mendengan ucapan salam..(Al Waqi'ah :13-26)


Sesungguh orang-orang yang bertakwa itu dalam taman-taman surga] dan (dekat) mata air (yang mengalir). Dikatakan kepada mereka, masuklah kedalamnya dengan sejahtera dan aman. Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka, mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan diatas dipan-dipan, mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya.(al-Hijr : 45-48)

ah surga..betapa sempurna kenikmatan di sana
tunggu dulu..
lalu,bukankah kita tak perlu lagi berdakwah di surga?

sore itu di suatu majelis
sang ustadz berkata,"Indonesia itu surga.."
"ya,ketika saya bersekolah di timur tengah,teman-teman saya banyak yang berkata bahwa Indonesia itu surga. Awalnya saya berpikir,ah tentu saja,di keseharian,yang mereka lihat adalah gurun pasir yang panas dan gersang. Sedangkan indonesia,sungai meliuk hingga samudera membelah gunung dan hutan yang hijau mempesona.Cuacanya pun tidak ekstrim seperti yang sering mereka rasakan. Jadi wajar saja mereka menganggap Indonesia itu surga.."
"Tapi ternyata bukan itu penyebabnya.."
"indonesia itu surga karena kalian bisa dengan begitu mudah berda'wah di sana. Di malaysia materi khutbah jum'at harus mendapat surat ijin dulu dari kerajaan.Bahkan di arab saudi,materi ceramah ditentukan oleh kerajaan dan apabila tidak sesuai sang da'i bisa saja dihukum dan dipenjakan.."

ahh..dakwah di surga..
begitu mudahnya mendirikan masjid di Indonesia,bahkan yang berkubah emas sekalipun, sementara di Swiss,menara masjid pun dilarang.
begitu mudahnya mengenakan jilbab di Indonesia semmentara di Perancis telah ditetapkan undang-undang yang memberlakukan larangan berjilbab.

Ya..dakwah di surga..
Beberapa waktu lalu teman-teman saya mengikuti Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN) di Ambon,,
"apa hal yang paling berkesan?" tanyaku menagih oleh-oleh  hikmah yang jauh-jauh mereka petik di Ambon.
"kita beruntung ada di ITB..kita beruntung ada di lembaga dakwah ini. Meskipun kita sering mengeluhkan segala kesulitan dan cobaan yang kita hadapi di sini,itu belum ada apa-apanya. Masih banyak perguruan tinggi lain yang lembaga dakwahnya masih terseok-seok bahkan ilegal.Ah pokoknya dari segala sisi kita jauh lebih beruntung..."
ketika aku bertanya pada kawan-kawan lain dan jawabannya pun tak jauh berbeda.

dakwah di surga..
"lagi ngapain? Sibuk amat?" tanya sorang kawan ketika aku tengah berkutat di depan layar laptop.
"ini..lagi nyiapin buat acara ramadhan di kampus.."
"acara ramadhan?hmm..asyik ya..eh tapi perasaan kamu juga sering ngerjain yang mirip2 kayak gitu?" tanyanya.
"iya nih,proker lembaga dakwah di kampus lumayan banyak.."jwabku sekenanya sambil tetap bergulat dengan huruf-huruf di depan mataku.
"beruntung ya..di kampus aku mana ada yang kayak beginian,boro-boro lembaga dakwah,dikasih ijin buat sholat aja udah syukur.."
deg..
aku tertegun,aku baru teringat kalau kawanku ini berkuliah di universitas swasta milik yayasan nonmuslim.
ya,dia sering menceritakan keluhan tentang waktu sholat di kampusnya.
"musholanya keciiil banget lin,mungkin ga layak disebut mushola,jadi kalo mau sholat kami harus bergantian.Belum lagi kalo waktu sholatnya tabrakan ama kuliah,dosennya mana pernah ngijinin kita buat sholat. Masa kuliah dari jam 1 ampe jam 6 full??emang sih ga secara langsung ngelarangnya,tapi si dosen suka tiba2 ngasih kuis ketika kami sholat,dan ga ada susulan sama sekali.."


lalu..
di atas semua kemudahan ini
dibalut semua karunia ini
dibalut semua kenyamanan ini
masih pantaskah aku mengeluh???
masih layakkah tak berusaha dengan sungguh??

bahkan aku pun malu menjawabnya