Sunday, March 6, 2011

Dialog Sunyi

March 06, 2011 0 Comments
Biarkan aku menulis di sini
Tak dibaca?
Aku tak peduli
Karena terkadang aku butuh ruang yang sunyi
Untuk berdialog dengan hati

Biarkan aku menulis di sini
Layaknya  awan
Yang tak peduli di bumi bagian mana hujan akan ia jatuhkan
Di atas tanah gersang
Di atas lautan
Atau bahkan di atas selokan

Biarkan aku menulis di sini
Tersenyum dan tertawa bersama kata-kata nan jenaka
Merenung dan menangis  bergulat dengan kata melankolis atau romantis
Bersitegang dengan kata-kata serius
Atau sekedar berkelana tak menentu bersama  kata-kata labil dan misterius

Biarkan aku menulis di sini
Bertemu dengan bagian diriku yang mungkin tak pernah kau kenali
Menyapa sudut –sudut  hati yang tak pernah kau kunjungi

Biarkan aku menulis di sini
Melakukan dialog sunyi...

Monday, February 14, 2011

Yakin Udah Siap Berkeluarga?!

February 14, 2011 0 Comments
Catatan si Ika*

Hmm..jadi yakin udah bener2 siap berkeluarga??
atau masih ragu?
tidak baik memulai sesuatu dengan keraguan (ya walaupun itu lebih baik dari tidak memulai sama sekali)
di notes "Siapa takut berkeluarga?!" kita udah bahas panjang lebar kali tinggi sama dengan volume tentang cara "berkelurga" yang benar.
Nah sekarang biar lebih mantep yuk kita simak tulisan di bawah ini...^^


Da'wah adalah seruan dengan metode tertentu agar orang bergerak dari gelap menuju cahaya. Dari jahiliyah pada suatu yang fitrah. Dan karena kita mencintai orang tua kita, sudah selayaknyalah kita berda'wah pada mereka. Ya..da'wah karena cinta..dan cinta itu butuh pengorbanan. Sejauh apa pengorbanan kita? sejauh itulah jangkauan cinta kita.
Tapi pengorbanan yang seperti apa?
Allah telah mengajarkan bagaimana seharusnya berkorban tanpa menjadi "korban" keadaan dan kebodohan kita sendiri.

Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.
QS. Maryam (19) : 41
ceritakanlah...ya Allah meminta Rasulullah untuk menceritakan kisah Nabi Ibrahim.Berarti kisah ini adalah suatu kisah yang sangat penting dan harus diambil hikmahnya

Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?
QS. Maryam (19) : 42
"wahai bapakku.."suatu sapaan yang menunjukkan hubungan yang sangat dekat. Sejatinya menyampaikan pesan, apalagi suatu perintah ada seninya, agar yang menerima pesan atau perintah itu bersedia melakukan apa yang kita minta dengan kelegaan hati.dan kata-kata tersebut menunjukkan penghormatan dan kasih sayang yang teramat sangat.
Selain itu , dalam ayat ini nabi Ibrahim tidak memojokkan ayahnya sebagai tersangka dan penyekutu Allah melainkan mengajaknya berdiskusi dan menanyakan baik-baik

Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.
QS. Maryam (19) : 43
"telah datang kepadaku sebahagian ilmu.." kalimat ini menunjukkan kerendahan hati nabi Ibrahim. Ketika berda'wah kita tidak boleh merasa lebih pintar ataupun lebih sholeh dari orang yang kita da'wahi.

Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
QS. Maryam (19) : 44
Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaithan ".

QS. Maryam (19) : 45
"sesungguhnya aku khwatir.."merupakan kata-kata yang menunjukkan kasih sayang kita terhadap orang tua. Kita menda'wahi mereka bukan karena kita merasa lebih berilmu dan lebih sholeh melainkan karena kita khawatir jikalau mereka ditimpa azab Allah.

Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama ".
QS. Maryam (19) : 46
beginilah da'wah..tak selalu mulus. Sering kali da'wah kita dapat mengalami penolakkan bahkan dari orang tua kita sendiri

Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku.
QS. Maryam (19) : 47
ketika da'wah nabi Ibrahim mengalami penolakkan, beliau tidak marah kepada ayahnya melainkan mendo'akan dan memohonkan ampun. 

Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan daripada apa yang kamu seru selain dari Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku ".
QS. Maryam (19) : 48
ketika hasil da'wah tidak sesuai dengan yang diharapkan,tak perlu kecewa,toh tugas kita hanya meyeru dan masalah hidayah adalah hak prerogatif Allah. Selain itu ayat ini senada dengan hadits Rasulullah bahawa tiada ketaatan kepada mahluk selain dalam hal yang ma'ruf (kebaikan). Kita memang wajib mentaati orang tua kita namun ketika ketaatan itu justru menyimpang dari aturan Allah maka kewajiban itu gugur.


Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Yaqub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi.
QS. Maryam (19) : 49
tiada akan pernah sia-sia da'wah ini jika memang diniatkan untuk Allah semata, karena nanti Allah-lah yang akan membalas segala usaha kita dengan sebaik-baik dan seadil-adilnya.


Wahai saudaraku..
jadi sudah benar-benar yakinkah bahwa kita telah siap "berkeluarga" ?
dengan tidak melalaikan hak-hak orang tua kita untuk dida'wahi?
dengan tidak melalaikan hak mereka untuk diseru menuju cahaya dan kebaikan?
dengan tidak melalaikan hak mereka untuk membersamai kita di surga nantinya?

wallahu'alam bishowwab



Friday, February 11, 2011

Ibnu Qayim Mengingatkan Kita dengan Tiga Kata

February 11, 2011 0 Comments
Beliau rahimahullah berkata: Hendaknya setiap orang berhati-hati agar tidak menyombongkan diri dengan kata "أنا" (saya) "لى"(milikku) "عندى"(kepunyaanku).

Karena dengan ketiga kata diatas Allah Ta'ala menguji iblis, Fir'aun dan Qarun.


Adapun kata أنا terdaptat pada perkataan Iblis:
أنَا خَيْرٌ مِنْهُ
"Aku lebih baik dari dirinya (Adam)"


Kata لى pada perkataan Fir'aun:
لِى مُلْكُ مِصْرَ
"Kerajaan Mesir adalah milikku."


Kata عندى pada perkataan Qarun:
إنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِى
"Aku diberi (kekayaan) semata-mata karena ilmu yang ada pada diriku."


Akan tetapi yang pantas bagi seorang hamba, hendaknya dia mengatakan
Kata أنا seperti dalam kalimat:
أنا العبدُ المذنب، المخطئ، المستغفر،المعترِف
"Aku adalah seorang hamba yang penuh dengan dosa, orang yang bersalah, orang yang selalu memohon ampun (atas dosa-dosanya), orang yang mengakui (kesalahannya)"


Adapun kata لى, seperti:
لى الذنب، ولى الجُرم، ولى المسكنةُ، ولى الفقرُ والذل
"Dosa-dosa itu adalah milikku, kesalahan itu adalah milikku, kemiskinan itu adalah milikku, faqir dan hina itu adalah milikku."


Adapun kata عندى seperti pada kalimat
اغْفِرْ لى جِدِّى، وَهَزْلِىوخَطَئِى، وَعَمْدِى، وَكُلُّ ذلِكَ عِنْدِى
Ya Allah berikanlah ampunan padaku atas ketergesa-gesaanku, kelemahanku, kesalahanku dan kesengajaanku dan semua itu ada pada diriku."


-Zaadul Ma’aad Juz ke 2-

Wallahu'alam bishowab

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)

Tuesday, January 4, 2011

Nantikanku di Batas Waktu

January 04, 2011 0 Comments
Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang nanti
Kubawa kau pergi ke syurga abadi

Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu


weitss..
melowmode:on

tapi memang benar kawan
judul lagu ini terasa sangat cocok dengan apa yang lintang rasain sekarang dan apa yang sering terjadi di sekeliling lintang

nantikan ku di batas waktu
ya..
terkadang adzan sudah berkumandang kita masih menunda-nunda untuk melaksanakan sholat

nantikan ku di batas waktu
walau ada janji bertemu dengan teman atau janji menghadiri sebuah rapat yang diagendakan jam 8 kita malah sering datang jam 7
(jam 7 lewat 120 menit maksudnya)

nantikan ku di batas waktu..
untuk sebuah kebaikan kita sering sekali menunda dan mengerjakannya di akhir waktu

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
QS. Ali Imran (3) : 133


“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhari)

Mengapa suatu kebaikan tak boleh ditunda?

1. karena kita tak punya jaminan apakah esok kita masih hidup

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
QS. Luqman (31) : 34


kita memang tak akan pernah tau apa yang akan terjadi pada kita di hari esok,dan yang dimaksud sebagai hari esok di sini adalah semua waktu setelah saat ini. Jadi ketika kita menunda suatu kebaikan apakah kita yakin bahwa sejam,semenit,bahkan sedetik kemudian kita masih hidup??

2.Karena setan selalu menggoda kita
ketika kita menunda untuk melakukan suatu kebaikan waktu tersebut akan digunakan oleh setan untuk menghasud kita agar mengurungkan niat kita melakukan kebaikan tersebut

”Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan berbagai macam kebaikan, dan mereka senantiasa berdoa kepada Kami dengan disertai rasa harap dan cemas. Dan mereka pun senantiasa khusyu’ dalam beribadah kepada Kami.” (QS. Al Anbiyaa’ [21] : 90).

3.Karena mungkin kesempatan tak datang dua kali

4. Setiap waktu memiliki hak dan kewajiban masing-masing
hari ini kita punya kewajiban yang harus dilaksanakan,esok pun kita punya kewajiban lain yang juga harus dilaksanakan.
ketika kita menunda sesungguhnya kita sedang menumpuk kewajiban-kewajiban itu.
Seperti pesan Hasan Al Bana
"kewajiban yang ada lebih banyak dari waktu yang tersedia.."

4. Pekerjaan yang terus dilakukan akan menjadi sebuah kebiasaan
jika kita sering menunda lambat laun kita akan terbiasa menjadi seorang dealiner dan ini akan menjadi karakter kita.


“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”.(surat Al-Hadid ayat 21)

bersegeralah dalam kebajikan..
tidakkah surga yang seluas langit dan bumi sangat menggiurkan??
karena usiaku tak menunggu
tak akan kubiarkan cinta-Mu menantikan ku di batas waktu..


(disarikan dari materi "bersegera dalam kebajikan" oleh ust Taufik Nuryana,
DP2Q2 2010 @ Masjid Al Karim,Cijanggel )

Sunday, December 5, 2010

Cara Jadi Aktivis GAM

December 05, 2010 0 Comments
weiiitss..
apa2an ini???
mau menyulut api disintegrasi bangsa?!
tenang saudara2!!
tenang...jangan ragu ataukah bimbang,ini lagu selayang pandang(??)

Saya di sini memang akan membahas tentang cara menjadi aktivis GAM.
Tapi aktivis GAM yang saya maksud disini adalah Aktivis Ga Ade Matinye..

Aktivis Ga Ade Matinye gimana sih mpok? Aye kagak paham?

jadi gini, seperti yang kita ketahui Da’wah atau menyeru kepada Allah swt merupakan sebuah kewajiban,seperti yang telah disebutkan dalam firman-Nya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl : 125)

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al Imran : 104)

"merekalah orang-orang yang beruntung."
wah siapa sih yang ga mau diberi gelar orang yang beruntung oleh Allah?
gelar yang full fasilitas nikmat dunia dan akhirat..
tapi memang jalan da'wah ini tidaklah mudah
terkadang menanjak dan membuat sesak
penuh kelok yang membuat terseok
dan semangat kita dalam berda'wah pun layaknya ombak yang terkadang pasang terkadang surut.
seperti rembulan yang terkadang purnama terkadang gerhana.
seperti musim...yang terkadang duren terkadang rambutan (??)
itu sebenarnya adalah hal yang wajar, yang tidak boleh adalah hilangnya sama sekali semangat da'wah.
sabda Rasulullah saw,”Setiap amal mempunyai masa semangat (syirroh) dan setiap masa semangat terdapat pula masa turun semangat (fatroh). Barangsiapa yang masa lemah semangatnya masih berada pada sunnahku maka ia telah mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang masa lemah semangatnya berada pada selainnya maka ia celaka” (HR. Ahmad)

jadi gimana dong biar semangat itu tetap membara?
gimana caranya biar kita jadi Aktivis yang Ga Ade Matinye??

1.T.I.T
apaan T.I.T? telinga idung tenggorokan?
Bukan T.I.T itu singkatan dari Tawakal -Ikhtiar-Tawakal. Biasanya kita hanya mengenal konsep ikhtiar lalu tawakal. Nah menurut ust. Yusuf Masyur kita seharusnya bertawakal dulu,kemudian ikhtiar,baru bertawakal lagi.
Nah jadi sebelum memulai kegiatan da'wah,entah itu mentoring,nyiapin ta'lim,masang baligho,nyiapin ifthar, hendaknya kita berdo'a dahulu meminta bantuan kepada Allah,agar nanti campur tangan-Nya dapat membuat usaha kita lebih mudah.Setelah itu baru berusaha sekuat tenaga baru kemudian serahkan hasilnya pada Allah.

2.Memulai dari Akhir
Bila mulai terasa semngat kita menurun dalam berda'wah ingat kembai apa tujuan kita,apakah benar2 untuk Allah? Dan apakah benar semata-mata ingin mendapat balasan darinya?
jika ya insyaAllah semua lelah dan kemalasan tak akan ada artinya.

“Barangsiapa mengajak kepada petunjuk Allah, maka ia akan mendapat pahala yang sama seperti jumlah pahala orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun oleh pahala mereka.” [HR. Muslim]

”Seandainya Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui dirimu maka hal itu lebih baik bagimu daripada onta merah.” (HR. Bukhori dan Muslim)
3. A~AY
Rumus apaan tuh??
maksudnya amanah kita harus sebanding dengan amalan yaumiah kita (shalat wajib dan sunah,tilawah,infaq,shaum,dll), karena amalan yaumiah merupakan bahan bakar bagi diri kita dalam menjalani setiap amanah-amanah da'wah.

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)

4. Bergerak dalam jama'ah
Dengan berkumpul dan bergerak dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama semangat kita insayaAllah akan tetap terjaga. Sealin itu saudara2 kita tersebut akan selalu menolong serta mengingatkan kita dalam kebaikan dan kesabaran.

“Jalan da’wah, mengajarkan bahwa kami memang membutuhkan da’wah. Lalu kebersamaan kami dengan saudara-saudara di jalan ini semakin menegaskan bahwa kami harus hidup bersama mereka di jalan ini agar berhasil dalam hidup dunia dan akhirat kami.”

Sabda Rasulullah saw,”Tangan Allah bersama jama’ah.” (HR. at Tirmidzi)


nah itu dia cara2 biar kita bisa jadi aktivis GAM...
jadi bagaimana?
anda sudah siap menjadi aktivis GAM?? ^^

Wallahu A’lam
Notulensi Ifthar kamis

Tuesday, November 2, 2010

Siapa Takut Berkeluarga ?!

November 02, 2010 0 Comments
Catatan si Ika *

Siapa yang masih takut untuk berkeluarga?
saya?
anda?
atau dia?
kenapa harus takut??
(hoho tenang2.. ini bukan merupakan salah satu kajian dari Sakolah Pra***** kok)


ya... memangnya kenapa harus takut, kita kan memang sekarang telah berstatus berkeluarga dengan seorang ayah,seorang ibu,kakak-adik,nenek-kakek,pakdhe-budhe,dll.
tapi apa kita sudah berkeluarga dengan benar?

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (Qs. at-Tahriim: 6)

sudahkah kita berkeluarga dengan benar dengan menjalankan ayat di atas?

Lihatlah ibu kita yang telah bersusah payah mengandung,melahirkan dan membesarkan kita
tataplah ayah kita yang tanpa enggan membanting tulang hanya untuk memenuhi segala yang kita inginkan
atau pandanglah adik atau kakak kita yang selalu membersamai kita entah di saat berurai air mata atau tengah terlena dalam tawa
lalu apakah kita rela sedikit saja kulit mereka tersentuh api neraka???

Syeikh Said Hawwa mengatakan bahwa, ketika kita ingin membangun sebuah peradaban yang islami,maka harus dimulai dari membentuk pribadi yang islami dan keluarga yang islami. Kita terkadang terlalu sibuk untuk mengajak orang lain pada kebaikan dan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan di luar rumah hingga terkadang melupakan bahwa keluarga kita memiliki hak yang lebih besar untuk diajak kepada kebaikan dan dihindarkan dari kemungkaran.
Mengajak keluarga pada kebaikan atau berda'wah dalam keluarga bisa dimulai dari hal-hal yang kecil,misalnya membiasakan shalat berjama'ah,mengajari adik kita mengaji,atau hanya sekedar mencolek (emangnya sabun?) ayah kita untuk pergi ke masjid bersama.

Memang terkadang semuanya tak berjalan semulus itu. Tak bisa dipungkiri terkadang hal-hal tersebut sulit dilakukan atau bahkan terkadang mengalami penolakan. Hingga tak jarang terdengar nada miring
"anak bau kencur tau apa sih? sok-sokan nasehatin orang tua"
"apaan sih sok alim?"
"wah jangan-jangan kamu ikut aliran sesat??"
bila hal itu terjadi kita tidak boleh berputus asa,bukankah ayah Nabi Ibrahim pun adalah seorang penyembah berhala dan Nabi Ibrahim tetap menda'wahinya?
Lagi pula kan katanya kita sayang pada keluarga kita..masih tetep ga mau kan mereka nantinya tersentuh api neraka??

Ya..tapi hidayah itu merupakan hak prerogatif Allah.
Sekeras apapun usaha kita Allah-lah yang menentukan pada siapa hidayah itu layak diberikan.Bahkan seorang Nabi Nuh pun tak berdaya menyelamatkan istri dan buahhatinya dari jurang kekafiran,jadi yang terpenting adalah kita tetap berusaha untuk berda'wah di keluarga kita.
Keluarga haruslah tetap menjadi prioritas pertama yang kita da'wahi.
Lagipula bukankah da'wah ini adalah untuk kepentingan diri kita pribadi,karena tak mungkin jika kita mengharapkan pahala yang banyak jika hanya mengandalakan amalan pribadi kita.

"jika Allah memberi hidaya kepada seseorang lewat perantaraanmu,itu lebih baih bagimu dari pada setiap yang disinari matahari." (HR ath-Thabrani)

jadi siapkanlah pena untuk menuliskan rencana da'wah kita pada keluarga namun serahkanlah penghapusnya pada Allah.
Semoga dikemudian hari kita tidak termasuk orang yang menyesal karena melalaikan da'wah terhadap keluarga kita sendiri.

Jadi sudah siap untuk berkeluarga dengan benar??
wallahu'alam bishowwab


*catatan si Ika (ifthar kamis)

Monday, November 1, 2010

(...)

November 01, 2010 0 Comments
menunduk sedalam-dalamnya
seakan enggan menatap dunia

berusaha menutup muka
entah akan kusembunyikan dimana

berharap semua menjadi amnesia
agar tak ada lagi yang ingat kisah yang disaksikannya

kuharap semua luruh
terhanyut sungai ke samudera jauh

sesaat ingin jadi debu yang dihempas
menghilang tanpa bekas

ingin pergi mengunci diri
sepi..
hilang
melupakan
dilupakan