Tuesday, October 18, 2011

Peluntur Futur

October 18, 2011 0 Comments



anda merasa shalat anda tak lagi terasa menghapus gelisah?
atau tilawah tak lagi terasa indah?
atau anda mengalami kesulitan melangkah ketika ada panggilan dakwah?

WASPADALAH!!!
mungkin sekarang anda tengah mengalami gejala futur** yang akut. Bila gejala ini tak segera ditangani, futur dapat menyebabkan hati mudah terserang putus asa,dengki,virus merah jambu, bahkan kekufuran!

jadi harus gimana dong???

oh..jangan khawatir..
di sini kita akan membahas tips2 untuk mengatasi gejala kefuturan

Friday, May 27, 2011

Hati Anti Cenat-cenut

May 27, 2011 0 Comments
Anda sering mengalami gejala kelabilan akut?
atau galau berkepanjangan?
itu semua merupakan efek dari hati yang sakit dan cenat-cenut ga karuan

Solusinya??
temukan resepnya di sini..

Hati dalam bahasa arab disebut dengan istilah "qalbu"

Qalbu yang sehat memiliki beberapa tanda, sebagaimana yang disebutkan oleh al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam kitab Ighatsatul Lahfan min Mashayid asy-Syaithan. Dan di antara tanda-tanda tersebut adalah mampu memilih segala sesuatu yang bermanfaat dan memberikan kesembuhan. Dia tidak memilih hal-hal yang berbahaya serta menjadikan sakitnya qalbu. Sedangkan tanda qalbu yang sakit adalah sebaliknya. Santapan qalbu yang paling bermanfaat adalah keimanan dan obat yang paling manjur adalah al-Qur’an.

Selain itu, qalbu yang sehat memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.Mengembara ke Akhirat
Qalbu yang sehat mengembara dari dunia menuju ke akhirat dan seakan-akan telah sampai di sana. Sehingga dia merasa seperti telah menjadi penghuni akhirat dan putra-putra akhirat. Dia datang dan berada di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing, yang mengambil sekedar keperluannya, lalu akan segera kembali lagi ke negeri asalnya. Nabi shallallhu 'alaihi wasallam bersabda,

“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau (musafir) yang melewati suatu jalan.” (HR. al-Bukhari)

Ketika qalbu seseorang sehat, maka dia akan mengembara menuju akhirat dan terus mendekat ke arahnya, sehingga seakan-akan dia telah menjadi penghuninya. Sedangkan bila qalbu tersebut sakit, maka dia terlena mementingkan dunia dan menganggapnya sebagai negeri abadi, sehingga jadilah dia ahli dan hambanya.

2.Mendorong Menuju Allah subhanahu wata'ala
Di antara tanda lain sehatnya qalbu adalah selalu mendorong si empunya untuk kembali kepada Allah subhanahu wata'ala dan tunduk kepada-Nya. Dia bergantung hanya kepada Allah, mencintai-Nya sebagaimana seseorang mencintai kekasihnya. Tidak ada kehidupan, kebahagiaan, kenikmatan, kesenangan kecuali hanya dengan ridha Allah, kedekatan dan rasa jinak terhadap-Nya. Merasa tenang dan tentram dengan Allah, berlindung kepada-Nya, bahagia bersama-Nya, bertawakkal hanya kepada-Nya, yakin, berharap dan takut kepada Allah semata.

Maka qalbu tersebut akan selalu mengajak dan mendorong pemiliknya untuk menemukan ketenangan dan ketentraman bersama Ilah sembahan nya. Sehingga tatkala itulah ruh benar-benar merasakan kehidupan, kenikmatan dan menjadikan hidup lain daripada yang lain, bukan kehidupan yang penuh kelalaian dan berpaling dari tujuan penciptaan manusia.
Untuk tujuan menghamba kepada Allah subhanahu wata'ala inilah surga dan neraka diciptakan, para rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan.

Abul Husain al-Warraq berkata,
“Hidupnya qalbu adalah dengan mengingat Dzat Yang Maha Hidup dan Tak Pernah Mati, dan kehidupan yang nikmat adalah kehidupan bersama Allah, bukan selain-Nya.”

Oleh karena itu terputusnya seseorang dari Allah subhanahu wata'ala lebih dahsyat bagi orang-orang arif yang mengenal Allah daripada kematian, karena terputus dari Allah adalah terputus dari al-Haq, sedang kematian adalah terputus dari sesama manusia.

3.Tidak Bosan Berdzikir
Di antara sebagian tanda sehatnya qalbu adalah tidak pernah bosan untuk berdzikir mengingat Allah subhanahu wata'ala. Tidak pernah merasa jemu untuk mengabdi kepada-Nya, tidak terlena dan asyik dengan selain-Nya, kecuali kepada orang yang menunjukkan ke jalan-Nya, orang yang mengingatkan dia kepada Allah subhanahu wata'ala atau saling mengingatkan dalam kerangka berdzikir kepada-Nya.

4. Menyesal jika Luput dari Berdzikir
Qalbu yang sehat di antara tandanya adalah, jika luput dan ketinggalan dari dzikir dan wirid, maka dia sangat menyesal, merasa sedih dan sakit melebihi sedihnya seorang bakhil yang kehilangan hartanya.

5. Rindu Beribadah
Qalbu yang sehat selalu rindu untuk menghamba dan mengabdi kepada Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana rindunya seorang yang kelaparan terhadap makanan dan minuman.

6.Khusyu’ dalam Shalat
Qalbu yang sehat adalah jika dia sedang melakukan shalat, maka dia tinggalkan segala keinginan dan sesuatu yang bersifat keduniaan. Sangat memperhatikan masalah shalat dan bersegera melakukannya, serta mendapati ketenangan dan kenikmatan di dalam shalat tersebut. Baginya shalat merupakan kebahagiaan dan penyejuk hati dan jiwa.

7.Kemauannya Hanya kepada Allah
Qalbu yang sehat hanya satu kemauannya, yaitu kepada segala sesuatu yang diridhai Allah subhanahu wata'ala.

8. Menjaga Waktu
Di antara tanda sehatnya qalbu adalah merasa kikir (sayang) jika waktunya hilang dengan percuma, melebihi kikirnya seorang yang pelit terhadap hartanya.

9. Introspeksi dan Memperbaiki Diri
Qalbu yang sehat senantiasa menaruh perhatian yang besar untuk terus memperbaiki amal, melebihi perhatian terhadap amal itu sendiri. Dia terus bersemangat untuk meningkat kan keikhlasan dalam beramal, mengharap nasihat, mutaba’ah (mengontrol) dan ihsan (seakan-akan melihat Allah subhanahu wata'ala dalam beribadah, atau selalu merasa dilihat Allah). Bersamaan dengan itu dia selalu memperhatikan pemberian dan nikmat dari Allah subhanahu wata'ala serta kekurangan dirinya di dalam memenuhi hak-hak-Nya.

Demikian di antara beberapa fenomena dan karakteristik yang mengindikasikan sehatnya qalbu seseorang.
Dapat disimpulkan bahwa qalbu yang sehat dan selamat adalah qalbu yang himmah (kemauannya) kepada sesuatu yang menuju Allah subhanahu wata'ala, mencintai-Nya dengan sepenuhnya, menjadikan-Nya sebagai tujuan. Jiwa raganya untuk Allah, amalan, tidur, bangun dan bicaranya hanyalah untuk-Nya. Dan ucapan tentang segala yang diridhai Allah lebih dia sukai daripada segenap pembicaran yang lain, pikirannya selalu tertuju kepada apa saja yang diridhai dan dicintai-Nya.


Berkhalwah (menyendiri) untuk mengingat Allah subhanahu wata'ala lebih dia sukai daripada bergaul dengan orang, kecuali dalam pergaulan yang dicintai dan diridhai-Nya. Kebahagiaan dan ketenangannya adalah bersama Allah, dan ketika dia mendapati dirinya berpaling kepada selain Allah, maka dia segera mengingat firman-Nya,

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. (QS. 89:27-28)

Dia selalu mengulang-ulang ayat tersebut, dengan harapan dia akan mendengarkannya nanti pada hari Kiamat dari Rabbnya. Maka akhirnya qalbu tersebut di hadapan Ilah dan Sesembahannya yang Haq akan terwarnai dengan sibghah (celupan) sifat kehambaan. Sehingga jadilah abdi sejati sebagai sifat dan karakternya, ibadah menjadi kenikmatannya bukan beban yang memberatkan. Dia melakukan ibadah dengan rasa suka, cinta dan kedekatan kepada Rabbnya.

Ketika disodorkan kepadanya perintah atau larangan dari Rabbnya, maka hatinya mengatakan, “Aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi dengan suka cita, sesungguhnya aku mendengarkan, taat dan akan melakukannya. Engkau berhak dan layak mendapatkan semua itu, dan segala puji kembali hanya kepada-Mu.

Apabila ada takdir menimpanya maka dia mengatakan, ” Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, miskin dan membutuhkan-Mu, aku hamba-Mu yang fakir, lemah tak berdaya. Engkau adalah Rabbku yang Maha Mulia dan Maha Penyayang. Aku tak mampu untuk bersabar jika Engkau tidak menolongku untuk bersabar, tidak ada kekuatan bagiku jika Engkau tidak menanggungku dan memberiku kekuatan. Tidak ada tempat bersandar bagiku kecuali hanya kepada-Mu, tidak ada yang dapat memberikan pertolongan kepadaku kecuali hanya Engkau. Tidak ada tempat berpaling bagiku dari pintu-Mu, dan tidak ada tempat untuk berlari dari-Mu."

Dia mempersembahkan segalanya hanya untuk Allah subhanahu wata'ala, dan dia hanya bersandar kepada-Nya. Apabila menimpanya sesuatu yang tidak dia sukai maka dia berkata, “Rahmat telah dihadiahkan untukku, obat yang sangat bermanfaat dari Dzat Pemberi Kesembuhan yang mengasihiku.” Jika dia kehilangan sesuatu yang dia sukai, maka dia berkata, “Telah disingkirkan keburukan dari sisiku.”

Semoga Allah subhanahu wata'ala memperbaiki qalbu kita semua, dan menjaganya dari penyakit-penyakit yang merusak dan membinasakan, Amin.

Sumber: Mawaridul Aman al Muntaqa min Ighatsatil Lahfan fi Mashayid asy-Syaithan, penyusun Syaikh Ali bin Hasan bin Ali al-Halabi

Suami Saya Seorang Hafidz

May 27, 2011 3 Comments

Senja kian merona
Namun ronanya tak membuat langkahku melambat untuk sekedar menikmati kepergian sang mentari
Aku terus saja melaju berkejaran dengan waktu

Ah..untungnya dia masih berdiri di sana
Ya,lelaki itu masih berdiri di sana
Di ujung jalan setapak penuh kenangan, jalan setapak menuju salman..
Segera saja kumenghampirinya
Dengan masih sibuk mengatur nafas yang terengah akupun dengan tak sabar segera berkata padanya

Monday, May 2, 2011

Aku Ingin Tetap Berada di Bawah Hujan

May 02, 2011 0 Comments


Aku ingin tetap berada di bawah hujan
Belajar padanya tentang ketulusan
Karena ia tak pernah peduli di bumi mana ia kan dijatuhkan

Aku ingin tetap berada di bawah hujan
Merasakan tiap bulir mengalir hingga ke sepetak lahan gersang bernama jiwa
Dan sedang tak ingin aku bertemu dengan purnama yang  menguning
Karena hari ini aku hanya ingin berada di bawah hujan untuk menyeka hati agar kembali bening

Aku ingin tetap berada di bawah hujan
Agar semua air mata ini dapat tersamarkan...
Tak peduli aku dengan rona senja yang kucinta
Karena hari ini aku hanya ingin berada di bawah hujan
Berusaha  berdamai dengan kegelisahan

Sunday, April 24, 2011

Dialog Sunyi (2)

April 24, 2011 0 Comments
menghadapimu
lelah
aku merasa seperti sampah

mendengarkanmu
bising
hanya membuat kepalaku pening

Menurutimu
Seolah semua adalah kebutuhanku

Berusaha merajaiku
disaat harusnya akulah yang memperbudakmu


Seandainya kita tidaklah satu
sudah lama kuingin tinggalkanmu

#hawanafsu

Sunday, March 13, 2011

Antara Aku, Dia, dan Anjing Itu (Part2)

March 13, 2011 0 Comments
assalamu'alaykum tareman-teman,karawan-kawan...yang di sini....yang di sana..di mana-mana..berhubung banyaknya permintaan untuk melanjutkan note ini(sampai2 SBY aja bilang LANJUTKAN!!!) dan berhubung saya tidak mau ada demo besar-besaran untuk menuntut kelanjutan note ini maka dengan ini saya memutuskan untuk melanjutkan note ini..ok dari pada banyak berbasa basi busuk mending langsung baca aja y..

waduhhhh...posisi lintang semakin tersudut(untung g sampe ngeluarin tendangan sudut)
wanita itu semakin mendekat dan akhirnya berdiri di samping lintang. Lintang menahan nafas sejenak berharap wanita itu berkata "coba lihat ke arah sana..di sana ada kamera..anda masuk acara tv kami KENA DEH!!".hahh..tapi ternyata tidak.
Dan waktu lintang liat ke bawah,ternyata kaki wanita itu tidak menginjak tanah!!!
melainkan menginjak kaki lintang,terang aja lintang cuma bisa meringis kesakitan.
sedangkan anjing yang ada di depan kami terus saja berjalan berputar-putar tanpa memberi komentar apa2.
wanita itu:"dek.."wanita itu tiba2 mengeluarkan suara dan menjabat tangan lintang.Tangannya terasa
sangat dingin
lints:"eh..oh..mmmm"
wanita itu :"mau jalan kedepan?"
sambil menggelengkan kepala lintang jawab:"iya.."(?)
Wanita itu:"boleh bareng g?saya takut banget sama anjing.."

GUBRAAAAKKKKK
lints:"oh iya boleh mbak.."
Akhiranya kami bergandengan sampai ujung jalan,sayup-sayup pun terdengar lagusepanjang jalan kenangan kita slalu bergandeng tangan..
dan anjing itu ikut berjalan kira2 2 meter di samping kami.
setelah sampai di ujung jalan,wanita tersebut naik angkot
dan anehnya anjing itu langsung berlari kembali ke arah rumah yang tadi dimasuki majikannya
heehhh..ada2 aja..eh tapi kok serasa ada yang kurang?
wahhhh pukul 07.10!!!!
waduhh.TELAAAAT!!!

hmmm..
coba bayangkan kalau wanita itu tak berkata apa2
mungkin ia akan terus tercekik rasa ketakutannnya sendiri
kalau ia tak berkata apa2
mungkin lintang akan terus terbelenggu prasangka2 yang tidak2
kalau ia tak berkata apa2
mungkin anjing itu hanya bisa menggonggong dan kafilah tetap berlalu(?)

saat kita merasa sedang tertekan,punya banyak masalah..
kita justru cenderung ingin menyendiri
berharap rasa sepi kan memberi solusi
padahal siapa tahu Allah telah menitipkan solusi pada orang2 yang ada di sekitar kita
atau mereka kan dapat meringankan jiwa walau hanya sekedar jadi pendengar cerita kita
bukankah garam yang dinikmati dalm kebersamaan akan terasa lebih nikmat dari pada puding yang dinikmati dalam kesendirian??

ketertutupan kita yang berlebihan justru terkadang menimbulkan prasangka yang tidak2 dari orang lain dan akan membuat kita justru makin tersiksa

jadi kenapa kita masih ragu untuk berbagi??
memang tak semua hal layak untuk diceritakan
tapi tak segalanya pula boleh disimpan sendiri
ya kan?^^

wallahu'alam bishowab

Sunday, March 6, 2011

Dialog Sunyi

March 06, 2011 0 Comments
Biarkan aku menulis di sini
Tak dibaca?
Aku tak peduli
Karena terkadang aku butuh ruang yang sunyi
Untuk berdialog dengan hati

Biarkan aku menulis di sini
Layaknya  awan
Yang tak peduli di bumi bagian mana hujan akan ia jatuhkan
Di atas tanah gersang
Di atas lautan
Atau bahkan di atas selokan

Biarkan aku menulis di sini
Tersenyum dan tertawa bersama kata-kata nan jenaka
Merenung dan menangis  bergulat dengan kata melankolis atau romantis
Bersitegang dengan kata-kata serius
Atau sekedar berkelana tak menentu bersama  kata-kata labil dan misterius

Biarkan aku menulis di sini
Bertemu dengan bagian diriku yang mungkin tak pernah kau kenali
Menyapa sudut –sudut  hati yang tak pernah kau kunjungi

Biarkan aku menulis di sini
Melakukan dialog sunyi...