*Catatan kemarin lusa*
sore ini, di langit yang menaungi lingkaran kami ada pelangi.
"Teteh.. teteeh..lihat,deh.. ada pelangi.."
kami semua menoleh ke arah langit, terpaku, memandangnya penuh kagum. Semua kemudian mengeluarkan kamera, tak ingin lengkung indah itu hanya tertangkap oleh mata.
"Wah, masyaAllah.. jangan-jangan malaikat lagi pada turun lewat pelangi itu ya,teh.. kan kata teteh kalo kita lagi berkumpul di majelis ilmu bakal banyak malaikat yang berkumpul di atas kita.."
:')
-----
kau tahu? Sedari kecil aku belum pernah melihat pelagi sejelas ini. Bahkan momenku melihat pelangi yang muncul samar-samar saja bisa dihitung jari. Mungkin karena itu, sewaktu kecil aku tak terlalu menghayati lagu "rindu pelangiku datang lagi..", padahal lagu itu dinyanyikan oleh penyanyi kesukaanku sewaktu kecil.
Ya, bagaimana hendak rindu, melihatnya dengan jelas saja belum pernah.
Dan sore ini, di atas lantai marmer hitam, aku menatap pelangi dengan jelas sekali. Di atas lantai yang sama dan pada sudut langit yang sama dimana kita biasa melihat rapatnya pelukan hujan, senja yang sendu, atau mentari pagi yang muncul dengan malu-malu.
Iya, di atas lantai yang sama dan pada sudut langit yang sama dimana kita biasa.. ya.
Sekali lagi, kau tahu.. belum pernah aku melihat pelangi sejelas sore ini. Mungkin lewatnya Allah ingin menunjukkan dan menjawab ragu-raguku belakangan ini.
Ia ingin menjawab bahwa nantinya di langit kita juga bisa muncul banyak pelangi. Dari "gerimis" yang aku bawa sesekali yang mungkin berulang kali kau pertemukan dengan hangat sinar mentari. Dari terik dan kemaraunya kehidupan yang bergantian kita hujani dengan sabar dan syukur yang tak berhenti.
Ah,..
Ya Rabb..
:')
Sungguh, maukah kita (terutama diriku sendiri) berjanji bahwa ini bukan pelangi terakhir yang bisa kulihat dengan jelas sekali?
-----
"Kamu yakin?"
"iya.."
"kamu sebenarnya tidak ingin bersama-sama kamu hanya tak suka perasaan sendirian, iya, kan?"
"Ah, sok tahu.. aku tidak begitu"
"kamu tahu kan, ini hanya seperti dua buah garis sejajar yang tak punya titik temu? Kamu selalu bilang bahwa hal ini seperti itu.."
"entahlah, yang pasti aku sudah mengubah gradienku, yang artinya entah jauh entah dekat, pasti dua garis ini akan memiliki titik temu"
No comments:
Post a Comment