Kenapa, ya di saat-saat seperti ini, di saat hampir sampai, selalu saja sulit untuk berlari lebih kencang. Seharusnya semakin mendekati garis akhir larinya semakin kencang, seperti pelari marathon, kan?
Di saat seharusnya lebih bersemangat, yang di hari-hari sebelumnya perasaan itu mudah sekali didapat, sekarang jadi suliit sekali. Justru sering dan mudah sekali merasa sesak dan sempit hati. Di saat seharusnya banyak tersenyum dan bersyukur, entah kenapa, ada saja masalah-masalah sempalan yang membuat hari-hari jadi terasa sangat menyebalkan.
Di saat perlu sekali banyak tilawah, banyak bangun di akhir malam, banyak shaum, banyak sedekah, banyak baca, justru di saat ini pula ada berton-ton keengganan yang harus dilawan.
kenapa? :'(
-----
Hai, kamu..
sudah lama ya kamu tak berkunjung kemari. Sibuk nian sepertinya, haha. Oh, maaf-maaf. Tidak seharusnya aku menertawakan orang yang sedang kebingungan begini, heu..
Hmm, sejujurnya aku rindu. Kau sudah lama sekali tak bertegur sapa denganku. Aku khawatir kau bukan sekedar lupa atau tak sempat berkunjung kemari, aku khawatir kau sudah tak merasa perlu kemari. Karena, yah, kau mungkin sebentar lagi akan punya tempat berbagi yang "lebih nyata". Ah, aku harap jika kelak saat itu akhirnya tiba kau akan tetap mengunjungiku sesekali. Ya, meski hanya sesekali. Atau kalian bisa berkunjung kemari berdua sebenarnya. Bersama menghiasi pranala kita ini dengan gaya yang berbeda dan juga kekata yang lebih berwarna.
Hmm, abaikan..
Baiklah, tadi kau bertanya "kenapa?" Kenapa kau mengalaminya?
Hmm, bayangkan, saat kau tengah menempuh suatu perjalanan. Kemudian langkahmu terasa makin berat diayunkan, nafasmu kian terengah-engah, dan juga beban yang kau bawa seolah lebih berat, apa yang sebenarnya terjadi? Ya, tepat sekali! Kau tengah mendaki.. Kau tengah bergerak ke tempat yang lebih tinggi.
Dan sebaliknya, saat kau merasa langkahmu tak mengalami kendala berarti, tak butuh banyak tenaga, tak menguras banyak energi, bisa jadi.. bisa jadi kau tengah menempuh turunan. Ya, jalan yang menurun.
Haha, kau takut jalan menurun, kan? Jadi ya sudah.. hadapi saja jalan mendaki ini. Puncaknya sebentar lagi :)
Hmm, lagi pula katanya, tak ada mujahidah tanpa mujahadah. Tak akan ada pahlawan tanpa peperangan. Dan juga, yang mungkin kita lupa, saat kau mulai menempuh jalan kebaikan apapun, apalagi yang sebesar ini, ada yang tidak tinggal diam. Seribu satu cara akan dia usahakan untuk menggagalkan. Dan kau tahu kan dia begitu terkenal tak mudah menyerah semenjak zaman Nabi Adam.
Jadi, intinya..
tetap semangat, ya..
kamu pasti bisa!
Semoga Allah memberkahi dan memampukan.
peluk cium dari lubuk hatimu yang paling dalam,
tertanda,
Hati Tiga Dimensi
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan
Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
(yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
atau memberi makan pada hari kelaparan,
(kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
atau kepada orang miskin yang sangat fakir.
Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
(QS Al Balad 10-17)
Keren kata-katanya, tapi ada kata yang agak sulit dimengerti, mungkin karena maknanya tinggi sekali :)
ReplyDeleteah, baru ngerti sekarang
ReplyDelete