Selamat sore, hujan..
Sore ini nampaknya kau datang dengan malu-malu
Merintik kecil-kecil satu-persatu
Ah, hujan..
Bolehkah aku berteduh di rintikmu sekarang?
Berteduh dari air mata yang mulai jatuh dan menggenang
Sebentar saja..boleh, ya?
Hitung-hitung melepas rindu karena hadirmu yang mulai jarang
Hujan, aku sakit sekarang
Tidak..tidak.. bukan semacam flu ataupun demam
Sakitnya di sini, hujan..
Ya, di suatu tempat yang katanya begitu gampang terbolak-balik oleh angin seperti sehelai bulu di tanah lapang
Kau tahu ? di sini seperti ada luka hebat karena tergores pisau berkarat
Jangan tertawa begitu, kau tidak lupa kan dulu pun aku pernah benar-benar merasakan yang serupa
Hanya saja bedanya kini lukanya tak kasat mata
Tentu saja, hujan..
Tentu saja aku telah mengadukan tentang hal ini pada-Nya
Di antara detik yang berotasi, di antara udara malam yang sunyi, di antara ruang empat persegi
Dan aku membisikkan padamu sekarang karena katanya Dia akan mendengar dan mengabulkan setiap pinta yang terucap ketika kau datang
Dengarkan bisikkanku baik-baik ya, hujan
Aku sungguh memohon pada-Nya agar luka ini segera disembuhkan
Namun jika lukanya sudah terlalu parah dan dalam
Aku ingin bagian ini diganti saja
Karena aku sungguh ingin menemui-Nya tanpa cacat dan luka di bagian ini
Begitulah, hujan..
Oh, kau sudah harus pulang ?
Baiklah, terimakasih telah menyembunyikan air mata, mendengarkan, dan turut mengaminkan
“Kadangkala timbul perasaan dalam hatiku. Maka aku beristighfar (memohon ampunan) kepada Allah sehari seratus kali.” (H.R. Muslim)
“Ketika hati seorang wanita terluka, ia akan menghapus air matanya dengan imannya.. Ketika hati seorang wanita terluka, ia akan menguatkan hatinya dengan ilmunya.. Ketika hati seorang wanita terluka, ia khusyu dalam doa permohonan ampunnya terhadap Rabb-nya..”(dari ummu halif)
qolbun salim ya Rabb..
qalbun salim :'(
No comments:
Post a Comment