وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗوَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Al Kahfi :45)
Alah memberikan banyak sekali perumpamaan dalam Al Quran. Salah satunya ada pada ayat di atas. Perumpamaan kehidupan dunia adalah seperti air hujan yang turun dari langit yang kemudian hujan itu menyuburkan tumbuhan di muka bumi, namun kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering lalu diterbangkan oleh angin.
Ah, begitulah.. katanya kadar cinta akan sebanding dengan kadar kenal dan pengetahuan kita akan sesuatu. Ya, tak kenal maka tak sayang katanya.. (terus?). Hmm, ya.. dulu saya menganggap perumpamaan pada ayat di atas "biasa" saja tapi ternyata setelah mengenal dan mengetahui maknanya sedikiit lebih dalam, ada getar berbeda yang saya rasakan.
Adalah seorang guru, yang semoga Allah merahmatinya, yang membuat saya merenung lebih jauh. Kata beliau,
"coba perhatikan kata sambung pada ayat di atas. Allah menggunakan kata sambung "fa" (yang berarti maka/kemudian). Kata "fa" dalam bahasa arab memiliki makna "cepat" atau "segera". Ya, dan seperti itulah dunia.. seperti hujan yang Allah turunkan dari langit, membuat kita bahagia. Kemudian, dengan segera, menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan yang juga menyenangkan hati kita, namun kemudian, secara cepat pula tetumbuhan tadi mengering dan diterbangkan angin. Ya, begitu cepat. Begitu cepat kebahagiaan itu kita rasakan namun begitu cepat pula ia menghilang.
Pada kenyataannya, jika kita menanam sesuatu kemudian tumbuhan yang kita tanam tersebut terhujani atau kita siram dengan teratur, lalu tetiba ada helai-helai daun tumbuhan tadi yang mengering, tentunya kita akan segera menghilangkan si daun-daun kering tadi dan merawat tumbuhan kita dengan lebih rajin lagi agar tak sampai mengering. Namun pada ayat ini, lagi-lagi, Allah menggunakan kata sambung "fa" untuk menggambarkan betapa cepatnya tumbuhan-tumbuhan yang kita sukai tadi mengering kemudian tertiup angin. Begitu cepatnya hingga kita pun tak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.."
*jleb*
Hmm, memang seperti itu ya dunia..bahagianya sesaat. Bagaimanapun senangnya masuk kuliah dulu, rasa senangnya tidak bertahan lama. Baru beberapa minggu juga sudah hilang tertelan penatnya tugas-tugas kuliah. Kemudian lulus kuliah, mungkin juga tak lama karena setelah itu terbebani pikiran setelah ini kerja dimana atau lanjut kuliah dimana. Atau misalnya kebahagiaan setelah menikah (mungkin) juga tak lama, segera terganti oleh cemas-cemas oleh pikiran "bisakah memiliki buah hati?". Setelah punya anak, ya, bahagia, tapi selesaikah perkara? tidak, bahagianya akan cepat tertutupi juga terganti kecemasan dan masalah yang lain. Lalu sampai kapan? Ya, sampai mati.
Ah, lalu harus bagaimana? Apa memang "bahagia selama-lamanya" seperti akhir di dongeng-dongeng itu memang tak ada?
Kemudian tetanya tadi langsung Allah jawab saja di ayat selanjutnya,
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖوَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
(Al Kahfi : 46)
Ya, harta, anak-anak, dan segenap perhiasan dunia memang tidak layak dijadikan tumpuan kebahagiaan. Karena semuanya fana. Ada ujungnya, ada rusaknya, ada lapuknya, ada hilang dan matinya. Yang lebih layak dijadikan tumpuan harapan dan kebahagiaan hanya amal-amalan shaleh yang kita lakukan. Karena ia berkekalan. Tercatat dan tersimpan. Karena hanya ia yang nantinya akan berguna di hari pembalasan. Di hari penentuan apakah selanjutnya kita akan "bahagia selama-lamanya" atau sebaliknya.
>.<
***
Hai, kamu..
ini baru dua ayat. Masih banyak ayat lainnya. Yang pernah kamu (hmm, maksudku "kita") janjikan tidak akan hanya digenggam dalam ingatan namun juga akan kita "gigit dengan geraham" erat-erat dan selalu berusaha untuk kita amalkan.
Hmm, dan tahukah kamu?
Membaca kembali ayat ini mengingatkanku kembali bahwa,
kisah ini bukan akhir dari pencarian
ia hanya permulaan dari ketersalingan yang panjang.
dan jika kisah yang lain bahagia karena kelebihan, maka biarlah kita memaknainya dengan lebih dalam.
bahagia karena masing-masing punya kekurangan yang dengannya kita saling menyempurnakan.
***
Bersama-sama berubah dan mengubah, untuk melompat lebih tinggi,
menapaki jannah..
^_^
No comments:
Post a Comment