Beberapa hari yang lalu di siang hari yang cerah, tetiba muncul sebuah pesan dari seorang sahabat via whatsapp,
"assalamu'alaykum...
itu fb kamu dibajak apa gimana, ya?
atau kamu nulis sendiri? asa ga mungkin"
kemudian di saat yang hampir bersamaan bertemu dengan beberapa orang yang mukanya terliht keheranan dan akhirnya salah satu dari mereka bertanya,
"teteh.. fb teteh dibajak, ya?"
kemudian orang yang lain lagi,
"wah, lin.. aku kaget banget baca statusnya.. ayo cepetan diklarifikasi, lin.."
dan sedikit kehebohan juga terjadi di grup whatsapp yang berisi "cewek-cewek kece",
"iya, parah banget lah itu.. ngeri banget yang bajak"
"menurutku itu udah cara paling ga lucu untuk ngebajak"
"bahkan gw aja yang tukang ngebajak merasa ini keluar dari garis pembajakan!"
dan blablabla..
bahkan sampai bapak supir angkot yang akan saya naiki untuk pulang pun berkata,
"sadang serang, neng.. sadang serang?"
oh, kalo itu sih memang perkataan yang biasa diucapkan supir angkot -_-a
Dan akhirnya, malam harinya sesampai di kosan barulah saya mengatasi status aneh hasil pembajakan tersebut. Tak disangka tak dinyana yang komentar dan nge-like cukup banyak, haduh.
emang apa sih statusnya?
haha, bagi yang belum sempat baca lebih baik tidak perlu tahu, karena jika anda tahu mungkin anda akan mengalami 8^&%^* (maaf, karena terlalu menyeramkan terpaksa disensor).
Selesai sudah, statusnya saya hapus dan saya membuat semacam klarifikasi, tadinya sih konferensi pers dan ngundang wartawan juga, tapi ya sudahlah ya, saya pikir hal ini tak perlu dibesar-besarkan #pret. Lalu tetiba "sang pelaku pembajakan" mengirim pesan via fb:
Assalamu'alaikum Teteh, Ternyata besar sekali efek ngebajak akun fesbuk akhwat soleh Afwan ya teteh, pelajaran banget buat kembang(bukan nama yang sebenarnya) yang nakal ini Tapi tapi, jadi ketahuan banyaaaaak banget yang sayang teteh *alesan* hehei Eh, gini2 kembang juga sayang teteh loh, hehe Afwan tetehkuu, tapi ini pengalaman yang berharga banget dan tak terlupakan buat kembang
Haha, santai kali, Bang (kembang-bukan nama sebenarnya)...
kok santai sih??
Ya, karena pasti kembang ga punya niat buruk sama sekali. Hanya canda yang mungkin karena keadaan yang kurang tepat maka buntutnya jadi panjang. Ibarat kentut di keheningan ruangan peserta UAN (kagak ade analogi laen ape?? -_-a)
Sebenernya yang ingin saya soroti dari kejadian pembajakan ini adalah, hmm..
Ya, sebenarnya saya bukan sesiapa, hanya saja karena memiliki beberapa teman di jejaring sosial itu yang beberapa dengan tak sengaja (maupun sengaja) mungkin melihat perilaku saya di sana. Belum lagi beberapa adik-adik yang sering bertemu dengan saya di beberapa "lingkaran" dan dengan polosnya menjadikan saya tempat bertanya dan menemukan jawaban atau lebih parah lagi menjadikan saya yang penuh kekurangan ini sebagai, secara langsung maupun tak langsung, teladan. Atau mungkin mereka-mereka yang di antah berantah yang tak sengaja melihat perilaku saya yang mungkin aneh-aneh..
Apa yang mereka pikirkan?
Bagaimana jika ada yang terinspirasi dengan kekhilafan -yang seringnya saya maklumi dengan kata "cuma sekali-sekali"- yang saya lakukan ?
ya, Rabb.. :'(
Betapa.. betapa seringnya diri ini- yang parahnya, walaupun masih compang-camping sana-sini berani-beraninya menyebut diri atau setidaknya merasa terpanggil jika disebut "aktivis dakwah"- berusaha mencari dalih dan pemakluman atas kesalahan-kesalahan di depan publik yang dilakukan.
"ah, saya kan juga manusia.. pasti punya kekuranganlah... pasti pernah khilaflah.."
Tidak, sungguh tidak sesederhana itu. Ini tentang keburukanmu yang bisa saja menginspirasi.
Ini tentang kesalahan sesaatmu yang bisa jadi menginspirasi seseorang untuk selamanya melakukan kesalahan yang kau lakukan.
T_T
“Di dunia ini, harus ada manusia yang secara sadar mengambil peran lebih dan berusaha menjadikan dirinya teladan. Minimal untuk selalu (terlihat) berada dalam posisi “benar” dan menjadi “contoh” bagi manusia lainnya.”
—
Ini bukan masalah pencitraan. Bukan pula masalah niat. Bukan pula masalah perlunya sudut pandang akan manusia yang pasti memiliki kesalahan. Ah atau masalah kalimat “cukuplah Allah yang melihat” yang diterjemahkan dengan sembunyi-sembunyinya suatu amal. Karena toh ditonton seluruh penduduk bumi sekalipun, aku percaya, akan ada manusia yang cukup tangguh untuk berusaha dan terus berusaha menjadikan Allah sebagai satu-satunya motivasi. The one and only. Ini benar-benar soal tetek bengek urusan manusia saat ini yang membutuhkan keteladan dan “berbicaranya” para manusia yang memutuskan untuk bersikap baik dan menggenggam erat harapannya, di tengah dunia, yang sekarang entah harus kusebut apa. (via irinepraptiningtyas)
astaghfirullah..
------
Ya, begitu. kejadian pembajakan ini juga seolah menimpuk kepala saya dengan sandal dan menyadarkan kembali masalah ekspektasi. Ya, ekspektasi-ekspektasi tinggi dari orang-orang. Kalau penghinaan atau kalimat-kalimat merendahkan, saya masih bisa agak tahan. Malah mungkin terpacu untuk membuktikan bahwa diri bisa lebih, atau mungkin sederhananya komentar-komentar begitu "ditinggal tidur" saja, tak perlu terlalu digubris dan membuat stress.
Tapi ekspektasi-ekspektasi yang tinggi?
Oh, sungguh.. itu sering membuat saya seolah jungkir balik. Susah tidur..
Kalau sudah begini hanya ingin berdoa sebanyak-banyaknya..
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun.
[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka]
( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145, Asy Syamilah)
Ya, berdoa..
dan berusaha tentunya,
SEMAMPUNYA!
inget.. SEMAMPUNYA, LINTANG!
BUKAN SEMAUNYA!
>.<
No comments:
Post a Comment